Gunakan SPG, Penjual Hewan Kurban Bantul Mengaku Keuntungan Bertambah

Bantul, IDN Times - Menjelang Idul Adha sejumlah pedagang hewan kurban bermunculan di Kabupaten Bantul untuk berburu rezeki menjual ternak sapi, domba hingga kambing, yang didatangkan berbagai daerah dari luar Pulau Jawa, seperti Madura dan Pulau Bali.
Para pedagang menggunakan berbagai strategi agar hewan kurban dagangannya laris terjual mulai memberi bonus memelihara hewan kurban hingga hingga saatnya dipotong, hingga menggunakan sales promotion girls (SPG) untuk menarik perhatian calon pembeli.
1. Sudah dua tahun berjualan hewan kurban

Salah satu pedagang hewan kurban yang menggunakan jasa SPG untuk menawarkan hewan kurbannya adalah Adi Karnadi (31), warga Padukuhan Godegan RT.10, Tamantirto, Kapanewon Kasihan, Bantul.
Adi mengaku mempekerjakan tiga SPG untuk menawarkan ratusan ternak ekor. Ia mengaku menggunakan strategi penjualan dimulai tahun ini. Hasilnya dinilai cukup menggembirakan, sebanyak 160 ekor kambing terjual.
"Sudah dua tahun ini saya berjualan hewan kurban. Pada tahun pertama, sebanyak 130 ekor kambing terjual hingga saat Idul Adha," ujar Adi, Minggu (26/5/2024).
2. SPG membantu penjualan hewan kurban

Menurutnya, saat tahun kedua berjualan hewan kurban ia mulai berpikir agar hewan kurban yang dijual bertambah laris hingga tercetus ide berjualan hewan kurban menggunakan jasa SPG.
"Akhirnya saya menggunakan tiga SPG yang mampu berkomunikasi dengan baik kepada pembeli," tuturnya.
Pemilik sate kambing Mutiara Eva ini melanjutkan, penggunaan SPG membantu penjualan hewan ternak, yang naik signifikan. "Dampaknya juga signifikan terhadap penjualan kambing saya, hingga saat ini sudah terpesan sekitar 160 ekor kambing," ucapnya.
Untuk harga, Adi menyebut hewan ternaknya dijual mulai Rp2,5 juta hingga Rp 7 juta. Menurutnya jenis kambing yang paling laris dihargai Rp 2,5 juta. "Kalau yang paling laris itu harga Rp2,5 juta hingga Rp3,5 juta. Nanti diantar ke lokasi yang diinginkan dan gratis," katanya.
3. Penjual harus kantongi surat sehat bagi hewan

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul, Joko Waluyo mengatakan baru pertama kali mendengar penjual hewan kurban menggunakan SPG agar dagangan lebih laris.
"Mungkin di kota besar seperti Jakarta sudah biasa menggunakan jasa SPG untuk menjual hewan kurban agar lebih laku terjual. Tapi kalau di Bantul baru pertama kali ini saya dengar. Ya itu strategi masing-masing penjual hewan kurban agar dagangannya laris," ucapnya.
Joko Waluyo pun mengingatkan para penjual hewan kurban tetap memperhatikan kesehatan hewan. Bagi hewan yang berasal dari luar Bantul diharuskan mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan ( SKKH ) dari daerah asal hewan kurban.
"Kita juga menerjunkan ratusan petugas untuk memantau kesehatan hewan kurban diberbagai penampungan hewan kurban," ucapnya.