Gelaran Merti Dusun Jogodayuh Berlangsung Meriah, 8 Gunungan Diarak

- Tradisi merti dusun kembali digelar setelah 4 tahun vakum
- Delapan gunungan hasil bumi dibagikan kepada warga, dilengkapi dengan kirab budaya dan doa bersama
- Merti dusun dilakukan untuk melestarikan tradisi budaya, ungkapan rasa syukur, dan memperkuat nilai-nilai gotong royong
Bantul, IDN Times - Tradisi merti atau bersih dusun digelar masyarakat Padukuhan Jogodayuh, Kalurahan Sumbermulyo, Bambanglipuro, kembali digelar pada Minggu (27/4/2025), setelah vakum selama empat tahun.
Sebanyak delapan gunungan berisi hasil bumi dari delapan RT di Padukuhan Jogodayuh dan kesenian tradisional dikirab mengelilingi Padukuhan Jogodayuh, dan dibagikan kepada warga.
Rangkaian acara Merti Dusun meliputi ziarah ke makam sesepuh padukuhan, kirab budaya, doa bersama lintas umat agama dan hiburan.
1. Tujuan tradisi merti dusun

Ketua panitia merti dusun, Mugiyanto mengatakan, kegiatan merti dusun dilakukan untuk melestarikan tradisi budaya sekaligus ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan hasil usaha petani, peternak dan wiraswasta.
"Bersyukur atas karunia kesehatan, keselamatan, dan ketentraman. Semoga limpahan ini terus dikaruniakan kepada seluruh warga padukuhan," ujarnya.
2. Kebersamaan warga yang sudah turun temurun

Mugiyanto menerangkan tema yang dipilih adalah “Guyub Rukun Mbangun Dusun”, untuk membangun identittas dan kebanggan warga padukuhan yang selalu menjaga rasa persatuan, guyub, rukun, dan gotong royong antar warga dalam setiap sendi kehidupan sosial.
"Kebersamaan ini sudah turun temurun, sehingga permasalahan sosial yang timbul dapat terselesaikan lebih cepat bersama masyarakat," tuturnya.
3. Merti dusun memperkuat nilai-nilai gotong royong

Tokoh masyarakat Padukuhan Jogodayuh, Ani Widayani sekaligus mantan Lurah Sumbermulyo mengatakan, merti dusun merupakan agenda tahunan namun sempat berhenti saat pandemik COVID-19 hingga 2024.
"Merti dusun ini sangat penting untuk memperkuat nilai-nilai gotong royong, menjaga harmoni dengan alam, dan melestarikan adat istiadat lokal agar tetap hidup di tengah modernisasi. (Namun) berhenti saat pandemi COVID-19," terang Ani.
"Semoga kegiatan ini semakin menumbuhkan rasa persatuan dan memperkuat identitas kita sebagai masyarakat desa yang berbudaya dan kompak dalam hal kebaikan. Dengan kekompakan dan kerukunan, kita bersama akan lebih mudah membangun dusun menjadi tempat yang lebih baik, nyaman, makmur, dan harmonis," imbuhnya.