BPBD DIY Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca Antisipasi Kekeringan

2 kabupaten di DIY berstatus siaga darurat hidrometeorologi

Sleman, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta menyiapkan operasi modifikasi cuaca untuk mengantisipasi dampak kekeringan

Berdasarkan prakiraan BMKG Yogyakarta, musim kemarau di DIY bisa berlangsung dua bulan ke depan atau hingga September. BPBD DIY telah mengajukan surat penetapan status siaga darurat kekeringan kepada Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada Jumat (26/7/2024).

1. Gunungkidul dan Kulon Progo berstatus siaga darurat hidrometeorologi

BPBD DIY Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca Antisipasi KekeringanIlustrasi lahan pertanian terdampak bencana kekeringan.(IDN Times/Ruhaili)

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Edhy Hartana mengatakan, pengajuan surat tersebut mengingat dua kabupaten di DIY, yakni Gunungkidul dan Kulon Progo telah berstatus siaga darurat hidrometeorologi.

"Rencana kami kalau itu memang darurat (kekeringan) betul akan dibuat modifikasi cuaca atau hujan. Nanti kalau modifikasi kurang, bisa untuk mengajukan dana terkait dengan dropping air ke kabupaten," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Edhy Hartana, Rabu (31/7/2024). 

2. Pemenuhan kebutuhan air bersih masih aman

BPBD DIY Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca Antisipasi KekeringanIlustrasi warga membeli air bersih karena kekeringan. (IDN Times/Asrhawi Muin)

Meski dua kabupaten berstatus siaga darurat, pemenuhan kebutuhan air bersih, khususnya di Gunungkidul dan Kulon Progo, masih aman. Dari 1.000 tangki air bersih yang disiapkan di Gunungkidul, saat ini belum sampai 50 persen yang disalurkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Sedangkan yang di Kulon Progo itu baru beberapa tangki. Belum banyaklah," katanya dikutip Antara.

Baca Juga: 'Kehabisan' Lahan, Proyek Tol Jogja-Solo di Sleman Tersendat

3. Warga di Sleman masih bisa penuhi kebutuhan air bersih

BPBD DIY Siapkan Operasi Modifikasi Cuaca Antisipasi KekeringanIlustrasi air bersih (IDN Times/Ervan)

Di Kabupaten Sleman, kebutuhan air bersih masih bisa dipenuhi warga secara mandiri dan belum mengajukan bantuan pasokan air bersih kepada pemerintah. Sementara di Kabupaten Bantul, kendati permintaan penyaluran air bersih sempat muncul, namun permintaan itu bukan akibat dampak kekeringan, melainkan kerusakan pompa sumur yang mengaliri sejumlah dusun di wilayah itu.

Untuk mengantisipasi kekeringan lebih meluas, Edhy berharap, masyarakat mulai berhemat menggunakan air sehingga tidak sekadar bergantung pada bantuan pemerintah.

Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Reni Kraningtyas menyebutkan puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024. Untuk akhir musim kemarau diprediksi pada September 2024 dasarian pertama yang dimulai Kabupaten Kulon Progo bagian utara.

Baca Juga: Profil Rian Ardianto, Atlet Asal Bantul Debut di Olimpiade Paris 2024

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya