Efek Medsos, Debat Pilpres 2024 Bisa Pengaruhi Pemilih Lebih Besar

Sleman, IDN Times - Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada, Mada Sukmajati, menilai debat calon presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 akan berpengaruh pada undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihan). Pengaruh tersebut semakin besar dengan adanya kemajuan teknologi.
Mada menyebut, survei tahun lalu tentang pengaruh pelaksanaan debat ini hanya memengaruhi sekitar 10-15 persen pilihan masyarakat. "Namun berbeda dengan pelaksanaan pemilu sebelumnya, perkembangan teknologi informasi membuat dampak debat capres cawapres ini jauh lebih luas," ujar Mada, Kamis (1/2/2024).
1. Bisa berpengaruh pada perilaku memilih

Dosen Departemen Politik dan Pemerintahan (DPP UGM) itu menyebut ada konten-konten dari debat yang direproduksi oleh baik para pendukung, non pendukung, maupun mereka yang masih belum menentukan pilihannya, melalui media sosial yang mereka miliki. "Tentu saja itu bisa memengaruhi perubahan perilaku memilih," ujar Mada.
Lebih lanjut Mada mengatakan, jika bicara Pemilu 2024, ini terjadi pada mereka yang dikategorikan sebagai undecided voters yang jumlahnya sekitar 30 persen. "Angka yang tidak sedikit, sehingga saya kira mungkin perlu melihat dulu datanya sejauh mana. Dampak signifikan dari adanya media sosial terbukti mampu menarik perhatian publik akan kontestasi pemilu tahun ini,” ungkap Mada.
2. Kekurangan dari sosial media

Sayangnya, konten media sosial yang juga dimanfaatkan sebagai sarana kampanye menjadi sasaran empuk untuk perkembangan hoaks dan misinformasi. Masifnya paparan konten seringkali membuat publik bingung dan terbawa arus media tanpa tahu kebenarannya.
"Untuk itu, pelaksanaan debat capres memiliki posisi yang penting dalam menjadi agen informasi pertama bagi masyarakat," kata Mada.
3. Evaluasi debat Pilpres 2024

Sebagai salah satu panelis debat capres cawapres, Mada memaparkan beberapa evaluasi bagi KPU untuk melaksanakan debat-debat selanjutnya. “Pertama, misalnya pendukung. Saya kira ini juga terjadi di debat pilpres sebelumnya, pendukung ini sering kali mengganggu proses perdebatan dan mungkin KPU bisa meminta sekali lagi komitmen dari para pendukung paslon ini," kata Mada.
Kedua, peran moderator yang tidak sekedar menjadi time keeper, tapi juga mendorong para kandidat untuk bisa mengoptimalkan waktu yang tersedia. "Waktu sering kali menjadi hambatan dalam menjelaskan gagasan para kandidat, sayangnya beberapa kali terlihat kandidat tidak memanfaatkan waktu secara maksimal," ungkap Mada.