Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dulu Angkut Sampah Naik Motor, Pasar Prambanan Kini Punya Harapan Baru

DSC00710.JPG
Peluncuran "Yok Kita GAS" (Gerakan Kelola Sampah) di Pasar Prambanan, Yogyakarta (05/082025) (Dok. BRI)
Intinya sih...
  • Program bertujuan mengurangi timbulan sampah, mendukung SDGs, dan membentuk bank sampah.
  • Sejalan dengan visi Sleman Tuntas Sampah, dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Sleman.
  • Berjalan selama enam bulan dan butuh partisipasi semua stakeholder
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sleman, IDN Times – Setiap hari, Sumarno harus berjibaku dengan bau sampah yang menyengat, debu yang beterbangan, serta keterbatasan alat angkut. Sebagai Kepala UPTD Pelayanan Pasar Wilayah IV Sleman, ia pernah mengurus sedikitnya lima ton sampah hanya dari Pasar Prambanan saja. Jika digabung dengan tujuh pasar lain yang ia kelola, volume harian bisa mencapai 6–7 ton. Namun ironisnya, satu-satunya alat angkut yang mereka miliki saat itu hanyalah sebuah sepeda motor bak terbuka.

"Alat angkut itu hanya punya satu tosa (merek motor dengan bak terbuka). Waktu itu masih disayang-sayang, jangan sampai rusak," kenang Sumarno. Tapi apa daya, meningkatnya volume sampah akhirnya membuat motor bak terbuka itu menyerah juga. “Sampai patah gardannya,” tambahnya.

Tak tinggal diam, komunitas pedagang Pasar Prambanan pun patungan. Gotong royong itu membuahkan sebuah mobil pikap bekas yang kini menggantikan peran motor bak. Namun Sumarno paham, tanpa sistem pengelolaan sampah yang memadai, armada itu hanya soal menunggu waktu untuk kembali tumbang.

Karena itu, strategi baru pun dijalankan: bukan hanya mengangkut, tapi mengurangi. Alih-alih langsung membuang, mereka mulai memilah dan mengolah. Hasilnya? Frekuensi angkut berkurang drastis. Jika dulu satu truk diperlukan setiap hari, kini cukup satu truk untuk tiga hari.

1. BRI Peduli luncurkan “Yok Kita GAS” (Gerakan Kelola Sampah) di Pasar Prambanan

Sampah yang dikumpulkan BRI Peduli Warriors Yok Kita Gas (Dok BRI Peduli)
Sampah yang dikumpulkan BRI Peduli Warriors Yok Kita Gas (Dok BRI Peduli)

Harapan untuk masa depan pengelolaan sampah di pasar ini datang pada Selasa, (5/8/2025). Lewat program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan bertajuk “Yok Kita GAS” (Gerakan Kelola Sampah), Bank Rakyat Indonesia (BRI) resmi meluncurkan inisiatif baru di Pasar Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Program yang diluncurkan melalui BRI Peduli ini bertujuan mengurangi timbulan sampah, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 4 (Pendidikan Berkualitas), 8 (Pekerjaan Layak), 11 (Kota Berkelanjutan), dan 12 (Konsumsi Bertanggung Jawab).

“Kegiatan yang kita laksanakan adalah untuk membentuk bank sampah,” kata Agusman Muhammad Latif, Senior Manager CSR Community Development BRI. Data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sleman menunjukkan, pasar yang berlokasi tepat di seberang Candi Prambanan ini memang belum memiliki fasilitas pengelolaan sampah yang memadai. Hingga Mei 2023 yang tercatat hanya satu unit fasilitas TPS.

Agusman menambahkan, BRI telah mendampingi lebih dari 45 bank sampah di seluruh Indonesia dan kini siap membangun dari awal di Prambanan. “Sampah organik maupun anorganik akan terkelola dengan baik,” ujarnya.

Selain bank sampah, BRI Peduli juga memberikan edukasi soal sampah, aksi bersih pasar, pembagian karung dan tempat sampah, hingga bantuan sembako dan tas belanja kepada para pedagang. Total dana yang diinvestasikan mencapai Rp232.980.000, dan program tersebut akan berjalan selama 6 bulan.

2. Sejalan dengan visi Sleman Tuntas Sampah

Para pedagang dalam acara Peluncuran "Yok Kita GAS" (Gerakan Kelola Sampah) di Pasar Prambanan, Yogyakarta (05/082025)
Para pedagang dalam acara Peluncuran "Yok Kita GAS" (Gerakan Kelola Sampah) di Pasar Prambanan, Yogyakarta (05/082025). (IDN Times/Yogie Fadila)

Pasar Prambanan bukanlah pasar kecil. Bangunannya menjulang empat lantai dengan luas 30 ribu meter persegi, di atas tanah seluas 18 ribu meter persegi. Sekitar 2.000 pedagang mencari rezeki di sana setiap harinya. Oleh karenanya, keberhasilan pengelolaan sampah di lokasi ini akan memberi dampak besar, baik lingkungan maupun ekonomi. Program ini juga akan menjadi pembuka jalan untuk edukasi ekosistem sirkular, di mana sampah tak lagi dipandang sebagai limbah, tapi sebagai peluang.

Dukungan penuh juga datang dari Pemerintah Kabupaten Sleman. Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sleman, Sugeng Riyanto, menegaskan bahwa program ini sejalan dengan target Sleman Tuntas Sampah. “Sampah organik ini, tadi Pak Marno menyampaikan 2–3 hari saja sudah menimbulkan bau. Kalau tidak cepat ditangani bisa menimbulkan masalah kesehatan,” ucapnya.

Ia berharap inisiatif ini menjadi awal dari perubahan besar. “Mudah-mudahan nanti akan berlanjut ke tempat-tempat lain di Kabupaten Sleman,” harapnya.

3. Butuh dukungan semua stakeholder

Edukasi pemilahan sampah bagi pedagang pasara Prambanan
Edukasi pemilahan sampah bagi pedagang pasara Prambanan (Dok. BRI Peduli)

Di hadapan ratusan pedagang, Sumarno menyampaikan pesan sederhana namun bermakna. “Mari kita dukung, dari awal hingga akhir. Apa yang diprogramkan agar didukung sepenuhnya,” ujarnya.

Kini, bukan cuma motor bak atau pikap yang mereka andalkan, tapi juga kesadaran kolektif dan sistem yang terbangun. Sebab, perubahan besar sering kali dimulai dari sampah kecil yang dikelola bersama.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
Yogie Fadila
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us