Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Diduga Lecehkan Siswa, Guru Ngaji di Gunungkidul Diusir Warga

ilustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Mardya Sakti)
Intinya sih...
  • Guru ngaji di Gunungkidul diduga melakukan pencabulan terhadap 10 muridnya.
  • Warga mengusir guru ngaji tersebut dari kampung setelah dilaporkan melakukan tindak pencabulan di tempat mengajarnya.
  • Keluarga korban belum melaporkan ke polisi karena khawatir memengaruhi kondisi psikologis anak-anak mereka.

Gunungkidul, IDN Times - Seorang guru ngaji di Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul berinisial S (30) diusir oleh warga dari kampung karena diduga melakukan tindak pencabulan terhadap 10 anak didiknya. Keluarga dari para korban pencabulan belum membuat laporan ke polisi karena khawatir dapat memengaruhi kondisi psikologis anak-anak mereka.

1. Guru ngaji akui perbuatannya

Ilustrasi belajar mengaji (Pixabay.com/SyauqiFillah)

Pj Lurah setempat, Subariman, mengaku telah menerima informasi tentang pengusiran guru ngaji tersebut dari kampung setelah dilaporkan melakukan pencabulan di TPA tempatnya mengajar.

"Guru ngaji itu bilang tangannya geser nyenggol," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh wartawan, Senin (22/7/2024).

2. Keluarga korban sepakat usir guru ngaji

Ilustrasi pelecehan seksual (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurutn Subariman, pertemuan antara guru ngaji dan 10 keluarga korban telah dilakukan. Hasilnya, guru ngaji diberi waktu 3x24 jam untuk meninggalkan tempat tinggalnya, sementara istri dan dua anaknya tetap tinggal di rumah karena pertimbangan anak-anak yang masih kecil.

"Para orangtua takut psikis anak terganggu jika guru ngaji masih tinggal di rumahnya," tuturnya. "Jadi yang meninggalkan rumah itu cuma yang pria, anak dan istrinya masih di rumah. Mungkin menunggu sudah mapan terlebih dahulu," katanya.

Subariman menjelaskan bahwa kondisi psikologis para korban saat ini sudah membaik, namun ada beberapa anak yang terlihat murung saat topik tersebut dibicarakan.

"Informasi yang saya terima 10 anak, misalnya baris mungkin ada yang fatal nyenggol sengaja," tuturnya.

3. Belum dilaporkan ke polisi

Ilustrasi membuat laporan polisi (dok. Polresta Mataram)

Lebih lanjut, Subariman mengatakan guru ngaji tersebut sudah beberapa bulan membuka kelas belajar agama yang diikuti oleh belasan anak-anak di bawah usia 12 tahun. Ketika ditanya mengapa tidak dilaporkan ke polisi, Subariman menjelaskan bahwa orang tua khawatir hal itu akan mempengaruhi psikologi anak-anak mereka.

"Tidak (dilaporkan), kalau pelaku dilaporkan. Dan anak ditanya-tanya, sehingga anak ketakutan," terangnya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Gunungkidul, Iptu Suryanto, mengatakan polisi belum menerima informasi terkait kasus tersebut. "Belum ada informasi, dan laporan yang masuk ke kami," katanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us