Aplikasi PeduliLindungi Sulit Diterapkan di Objek Wisata Bantul

Pelaku wisata minta wisatawan cukup menunjukkan kartu vaksin

Bantul, IDN Times - ‎Pelaku wisata di Kabupaten Bantul meminta pemerintah setempat untuk membuat aturan yang sederhana bagi wisatawan yang akan berkunjung saat objek wisata diperbolehkan buka kembali.

Keinginan pelaku wisata ini terkait dengan pemberlakuan aplikasi PeduliLindungi bagi wisatawan yang akan berkunjung ke objek wisata. Padahal, Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebelumnya juga sudah menerapkan aplikasi Visiting Jogja untuk mendata wisatawan.

Baca Juga: Tak Punya Mal, Pemkab Bantul Belum Terapkan Aplikasi Peduli Lindungi

1. Sudah ada sosialisasi aturan wisata harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi‎

Aplikasi PeduliLindungi Sulit Diterapkan di Objek Wisata BantulKetua Koperasi Wana Wisata Mangunan, Purwo Harsono. IDN Times/Daruwaskita

Purwoharsono, Ketua Koperasi Notowono yang mengelola sejumlah objek wisata di Kapanewon Dlingo, mengatakan sudah ada sosialisasi rencana pemberlakuan aplikasi PeduliLindungi‎ bagi wisatawan yang akan berkunjung jika nantinya objek wisata sudah dibuka kembali.

"Kemarin ada Zoom Meeting dengan Dinas Pariwisata Bantul dan sejauh ini (penggunaan PeduliLindungi‎) baru rencana. Belum akan diterapkan karena pembukaan objek wisata sesuai keinginan Gubernur DIY setelah 80 persen penduduk DIY tervaksin," katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (29/8/2021).

2. Pelaku wisata cukup menerapkan CHSE dan wisatawan tunjukkan kartu vaksin

Aplikasi PeduliLindungi Sulit Diterapkan di Objek Wisata BantulIlustrasi kartu vaksinasi COVID-19. (dok. Istimewa)

Menurut pria yang akrab disapa Ipung ini, penerapan aplikasi PeduliLindungi‎ bagi wisatawan tentunya akan merepotkan pelaku wisata di lapangan karena tak semudah yang diomongkan.

"Wisatawan itu beragam, ada yang dari kota, dari pelosok, dari luar daerah. Apakah kalau tidak punya aplikasi lindungi diri kita akan menolak kedatangan wisatawan yang sudah jauh-jauh ingin berwisata," ujarnya.

"Kalau kita usul yang sederhana saja, cukup menunjukkan kartu vaksin. Itu saja bermasalah bagi anak-anak usia di bawah 12 tahun karena dipastikan belum divaksin. Apakah nanti anaknya ditinggal di parkiran kemudian orang tuanya masuk objek wisata?" tambahnya.

Ipung mengatakan pengelola objek wisata sebenarnya sudah melaksanakan ‎CHSE atau Cleanliness (kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (keamanan), Enviroment Sustainability (kelestarian lingkungan hidup). Menurutnya, CHSE sudah cukup bagi pengelola objek wisata untuk menerima kunjungan wisatawan. Apalagi seluruh pelaku wisata di Kapanewon Dlingo ini hampir 80 persen sudah divaksinasi.

"Jadi jangan ribet-ribetlah membuat aturan, toh dari awal sampai PPKM ini berlangsung tidak ada klaster COVID-19 di objek wisata. Kalau kita CHSE sudah siap wisatawan cukup menunjukkan kartu vaksin saja. Wong meminta wisatawan menunjukkan kartu vaksin pasti nantinya ada masalah di lapangan," ungkapnya.

3. Terapkan PeduliLindungi‎, anak di bawah 12 tahun dipastikan dilarang masuk objek wisata

Aplikasi PeduliLindungi Sulit Diterapkan di Objek Wisata BantulIlustrasi orang tua ajak anaknya berwisata ke Pantai Parangtritis. (IDN Times/Daruwaskita)

Senada dengan Ipung, pengelola objek wisata Puncak Sosok, Rudi Haryanto, mengatakan kewajiban wisatawan mengisi aplikasi Visiting Jogja masih sulit terealisasi, apalagi menggunakan aplikasi PeduliLindungi‎. Lagipula, tak semua pengunjung memiliki gawai yang bisa mengakses aplikasi tersebut.

"Ya jangan dibayangkan wisatawan berkunjung ke mal. Ada batasan usia berkunjung ke mal dan bisa menggunakan aplikasi PeduliLindungi‎, kalau wisata di pedesaan itu bikin repot wisatawan dan petugas lapangan," ujarnya.

"Toh kalau memang harus dilakukan wisatawan cukup menunjukkan kartu vaksin. Namun wisatawan usianya di bawah 12 tahun tentu tak bisa menunjukkan kartu vaksin. Padahal mereka diajak orang tuanya," tambahnya lagi.

Rudi mengaku hanya bisa menunggu aturan dari Dinas Pariwisata Bantul jika nantinya objek wisata dibuka. Pihaknya sebisa mungkin bakal mengikuti aturan yang akan diterapkan meski dalam pelaksanaan di lapangan cukup sulit.

"Kalau kami minta aturan yang simpel saja baik buat pelaku wisata dan wisatawan. Toh orang kalau ingin berwisata juga sudah pasti mereka dalam kondisi sehat karena jika sakit tidak mungkin berwisata. Apalagi yang terpapar COVID-19 pasti menjalani isolasi," terangnya.‎

Baca Juga: Mal di Sleman Dibuka Lagi Hari Ini, Pengunjung Wajib Sudah Vaksinasi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya