TPA Piyungan Diblokir, 15 Ton Sampah Menumpuk di TPSS Parangtritis

Sampah rumah tangga berpotensi mencemari lingkungan

Bantul, IDN Times - ‎Pemblokiran akses jalan menuju Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Piyungan yang berlangsung sejak Sabtu (7/5/2022) berdampak pada belasan ton sampah di Pantai Parangtritis saat ini menumpuk di Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPSS). Beruntung belasan ton sampah yang dibuang oleh wisatawan selama libur Lebaran merupakan sampah kering sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Baca Juga: [FOTO] TPA Piyungan Dibendung, Sampah di Jogja Menggunung

1. Saat ini ada 15 ton sampah kering yang menumpuk di TPSS Pantai Parangtritis‎

TPA Piyungan Diblokir, 15 Ton Sampah Menumpuk di TPSS ParangtritisPetugas membersihkan sampah di Pantai Parangtritis. (Dok. Diskominfo Bantul)

Koordinator Unit Pengelolaan Kegiatan (UPK) Sampah Pantai Parangtritis, Bantul, Suranto, mengatakan semenjak H-4 Lebaran TPSS di Pantai Parangtritis dikosongkan atau semua sampah sudah dikirim ke TPA Piyungan. Dengan demikian, sampah yang belum terangkut ke TPA Piyungan merupakan sampah yang terkumpul selama libur Lebaran.

"Ada sekitar 15 ton sampah kering yang saat ini masih menumpuk di TPSS Pantai Parangtritis dan akan bertambah terus karena tidak bisa dibuang ke TPST Piyungan," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (11/5/2022).

2. Sampah yang diurusi oleh Dinas Pariwisata lebih banyak sampah kering berupa plastik‎

TPA Piyungan Diblokir, 15 Ton Sampah Menumpuk di TPSS ParangtritisIlustrasi sampah plastik (ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Menurut Suranto, ada dua organisasi perangkat daerah terkait kebersihan objek wisata Pantai Parangtritis, yakni Dinas Pariwisata dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Dinas Pariwisata mengurusi sampah dari wisatawan di wilayah pantai, sedangkan DLH mengurusi sampah dari rumah tangga dan warung-warung yang berada di luar pantai.

"TPSS juga berbeda, kalau sampah yang dikelola oleh Dinas Pariwisata TPSS yang di sekitaran relokasi Mancingan Baru sedangkan sampah yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup TPSS-nya di sekitar Gardu Action di kawasan Pantai Parangkusumo," ucapnya.

Di TPSS yang dikelola oleh Dinas Pariwisata, menumpuk 15 ton sampah. Kendati, tidak berdampak serius pada pencemaran lingkungan karena merupakan sampah kering.

Sementara, sampah yang dikelola DLH merupakan sampah rumah tangga yang akan busuk dan menimbulkan bau serta memunculkan lalat dan larva jika tidak segera dibuang ke TPAPiyungan.

"Jumlah sampah yang dikelola Dinas Lingkungan Hidup Bantul saya tidak hafal namun dipastikan ketika TPST ditutup akan menjadi masalah ketika sampah rumah tangga dan warung di Pantai Parangtritis tidak segera dibuang," ucapnya.

3. Sampah di Pantai Parangtritis‎ perlu diolah

TPA Piyungan Diblokir, 15 Ton Sampah Menumpuk di TPSS ParangtritisIlustrasi alat pengolah sampah. (IDN Times/Muhammad Nasir)

Lebih lanjut, Suranto mengatakan usaha untuk mengelola sampah di TPSS terus dilakukan. Di antaranya dengan pemilahan sampah saat petugas mengumpulkan sampah di pantai. Selain itu, pemulung juga melakukan pemisahan sampah yang bernilai ekonomis di TPSS agar volume sampah berkurang.

"Selain itu dari mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta dan Warkaban atau Warga Kabupaten Bantul yang hidup di perantuan juga menawarkan solusi pengolahan sampah di Parangtritis yang nantinya bisa menjadi solusi agar sampah tidak perlu dikirim ke TPST Piyungan," ucapnya.‎

Baca Juga: Sultan Kedepankan Dialog Atasi Masalah Pembuangan Sampah Piyungan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya