Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Dari Dendam, Musisi Erix Soekamti Kembangkan Sekolah Animasi Gratis

Erix Soekamti kembangkan sekolah animasi gratis, Does University sejak tahun 2016. (Instagram/doesofficil)
Intinya sih...
  • Erix Soekamti mendirikan Does University, sekolah animasi gratis sejak 2016.
  • Does University fokus pada 3 jurusan: 3D Animasi, 3D Modeling, dan UI/UX Design.
  • Setiap angkatan hanya menerima sekitar 60 peserta didik dari total pendaftar sebanyak 600 orang.

Yogyakarta, IDN Times – Dari ‘dendam’ lama Erix Soekamti kembangkan sekolah animasi gratis yang eksis hingga saat ini. Berdiri sejak tahun 2016, Does University yang digagas Erix menjadi tempat bertumbuhnya talenta muda.

Pria yang kondang dengan grup Endank Soekamti itu mengaku lahirnya Does University karena ‘dendam’ pribadinya pada dunia pendidikan. “Itu sebenarnya dari dendam pribadi ingin merevolusi dunia pendidikan, tapi kan siapa kita, toh kita bukan siapa-siapa,” ujar Erix kepada IDN Times, Jumat (25/4/2025).

1. Pendidikan yang fokus pada minat dan bakat

Erix Soekamti kembangkan sekolah animasi gratis, Does University sejak tahun 2016. (Instagram/doesofficil)

Berangkat dari keinginannya merubah dunia pendidikan lebih baik, Erix pun mencoba membuka tempat belajar bersama. “Di situ kamu belajar yang kamu inginkan, yang fokusnya di situ saja. Gak usah yang lain, bukan kewajiban,” ujar vokalis sekaligus bassist Endank Soekamti itu.

Erix menceritakan meski awalnya dikenal sebagai seorang musisi, namun dirinya suka mengeksplor banyak hal bersama teman-temannya termasuk animasi. Dipilihnya mengembangkan sekolah animasi, tidak lepas dari pengalaman saat menggarap project animasi Sopo Jarwo.

“Nah itu kan punya kendala di SDM. Kita cari tenaga itu susah. Terus tak tarik ke hulunya, di pendidikan karena tidak ada ya, waktu itu ya, tempat yang memang untuk bis akita belajar animasi. Jadi karena saya cari pegawai animator itu susah, wah ya sudahlah kita bikin tempat belajar aja,” kata Erix.

2. Berangkat dari persoalan standar dunia pendidikan

Erix Soekamti kembangkan sekolah animasi gratis, Does University sejak tahun 2016. (Instagram/doesofficil)

Sekolah yang dibangun Erix dikonsep tidak seperti sekolah formal pada umumnya. Erix mencoba fokus pada beberapa bidang, sesuai keahlian yang dimiliki peserta didiknya. Sehingga para peserta didik lebih fokus dan mendalam sesuai minat dan keahliannya.

“Sekolah zamanku dulu, kita harus bisa Matematika, jurusanku musik lho. Maksudnya standar pintar itu gak diukur dari keahlianku waktu itu, tapi semua. Nek pintar isoh (bisa) Matematika isoh iki, isoh iki (standar pintar bisa matematika dan bisa yang lain). Ujiannya kan itu semua, yo langsung DO aku, kalau gitu caranya,” cerita Erix.

Saat ini di Does University fokus pada tiga jurusan, yaitu 3D Animasi, 3D Modeling, dan UI/UX Design. Difokuskannya pada tiga jurusan tersebut tidak lepas karena perkembangan teknologi dan kebutuhan saat ini.

“Yang saya lihat di sekolah menurutku kaku kalau di kurikulum. Teknologi itu kan perkembangan cepat ya, satu bulan sekarang ini belajar, besok sudah ada teknologi baru lagi, ada AI masuk. Kita harus belajar terus. Jadi itu yang tak fokuskan, gak ketinggalan. Mentornya pun senior yang relevan bekerja di industri masing-masing. Jadi lulusan tempat kita pasti diserap langsung,” kata Erix.

3. Saling belajar dan mengajari

Erix Soekamti kembangkan sekolah animasi gratis, Does University sejak tahun 2016. (Instagram/doesofficil)

Lama masa belajar di Does University yaitu 1 tahun 6 bulan. Dengan sedikit perubahan saat ini penerimaa peserta didik baru menyesuaikan dengan jadwal lulus jenjang SMA. Dalam 1 tahun 6 bulan, anak-anak belajar sesuai bidangnya.

“Kenapa satu setengah tahun, karena setengah tahun itu untuk mengabdi, itu artinya ngajar adik-adiknya generasi baru. Setahun belajar, setengah tahun mengajar. Mentornya ya senior mereka. Dulu pertama dari industri langsung karena saya di industri itu. Saya datangkan ahli itu untuk training of trainer,” ujar Erix.

Minat anak-anak untuk mengenyam pendidikan di Does University sangat tinggi. Pernah dalam satu Angkatan ada 600 pendaftar. Namun, keterbatasan yang ada memaksa harus diseleksi, saat ini hanya kisaran 60 orang yang bisa belajar di Does University setiap satu angkatan.

“Ya gratis Does University. Memang itu project idealis, karena itu idealis harus bisa dihidupi sendiri. Kalau kita sih subsidi silang dari usaha yang kita bangun. Termasuk usaha wisata itu ya untuk perputaran biaya pendidikan. Anak-anak juga gak diam juga, mereka juga usaha dengan banyak jasa yang ditawarkan, ada Does Studio itu khusus untuk bisnis. Jadi memang buka jasa, buat animasi bikin video. Kita lebih B to B sebenernya,” ungkap Erix.

 

4. Berjalan hampir 10 tahun dan pengembangan ke depan

Erix Soekamti kembangkan sekolah animasi gratis, Does University sejak tahun 2016. (Instagram/doesofficil)

Hampir 10 tahun berjalan, Erix tidak menampik dalam mengembangkan pendidikan tidak lepas ada dinamika. “Jadi sama-sama belajar sih. Tiap generasi kan karakter beda-beda itu saja. Gak mungkin bisa sakklek (kaku) kayak yang zaman dulu. Jadi mentor harus belajar terus juga. Treatment pasti beda, generasinya beda-beda,” ungkap Erix.

Para alumni dengan segudang prestasi telah dilahirkan Does University. “Alumni paling jauh ya di Pixar, ada juga yang di Jepang, Singapura banyak. Batam, semua studio kalau dibilang dari Jakarta sampai Bali pasti ada alumni,” ungkapnya.

Diketahui beberapa alumni Does University menggarap film animasi Jumbo yang mendapat sambutan baik dari masyarakat, Erix pun meyakini bisa memicu industri film animasi di Indonesia.

“Kemarin kan setelah Sopo Jarwo itu turun karena banyak film animasi dari luar. Jumbo ini menurutku bisa jadi trigger untuk film animasi nasional itu bisa mendapat trust dari penontonnya,” ujar Erix.

Erix menilai talenta dari Indonesia tidak kalah bersaing dengan SDM dari luar negeri. Meski diakuinya juga di dalam negeri saat ini masih kalah industri dan peralatan pendukung. Erix mengaku akan terus mengembangkan Does University.

“Rencana mau pindah dulu ke Menoreh (Kulon Progo), karena pengin lebih proper melayani anak-anak lebih banyak. Syukur-syukur pengembangan teknologi lain. Tempat baru lebih memungkinkan. Gak cuma animasi, UI/UX design ada sekolah AI, banyak. Yang sekolah belum ada sarjana, aku fokus di situ,” ungkap Erix.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us