Cerita Warga Saksikan Prosesi Hajad Dalem Garebeg Besar Keraton Jogja
- Prosesi Hajad Dalem Garebeg Besar di Yogyakarta menjadi daya tarik bagi masyarakat DIY dan wisatawan luar DIY.
- Antusiasme warga dalam mengikuti prosesi terlihat dari berbagai kalangan usia, seperti Hasti Handayani yang datang bersama anaknya.
- Gunungan yang dibagikan memiliki makna simbolis sebagai perwujudan kemakmuran Keraton dan rasa syukur Iduladha kepada masyarakat.
Yogyakarta, IDN Times - Prosesi Hajad Dalem Garebeg Besar bukan hanya sebagai peringatan hari besar Islam, tetapi juga menjadi daya tarik tersendiri bagi warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) maupun wisatawan dari luar DIY. Sejumlah masyarakat tampak telah menanti prosesi Hajad Dalem Garebeg Besar sedari Selasa (18/6/2024) pagi. Tidak terbatas usia, dari orang tua hingga anak-anak tampak antusias mengikuti prosesi.
1. Menyempatkan diri saat liburan
Salah satu wisawatan asal Jakarta, Hasti Handayani, datang menyaksikan Hajad Dalem Garebeg Besar bersama dengan putranya, Raja Sakti Nainggolan. Sang anak pun tampak antusias ikut mengambil bagian dari gunungan.
“Ini pas liburan ke Jogja. Kemarin malam dapat info dari bapak becak ada gunungan ini. Jadi tadi pagi bangun di hotel langsung buru-buru ke sini,” ungkap Hasti.
Ia mengaku senang dapat menyaksikan prosesi Hajad Dalem Garebeg Besar ini. Disebutnya ini menjadi kali pertama dia dan keluarganya menyaksikan Hajad Dalem Garebeg Besar.
“Tadi dapat kacang panjang, ketan. Sempet pesimis, dapet gak. Seneng parade kostum (prajurit) warna-warni. Ada kuda, ada gajah juga tadi. Semoga lestari terus budaya ini,” kata dia.
2. Harap datangnya berkah
Warga lainnya asal Gunungkidul, Dewi, datang bersama suaminya, Adit. Mereka mengaku datang sejak pukul 08.00 WIB, atau menunggu sekitar 2 jam prosesi Hajad Dalem Garebeg Besar.
“Ini tadi dapat kacang, sama telur. Ya disyukuri aja dapetnya apa. Nanti dibuat sayur lodeh. Ngalap berkah ini,” ungkap Dewi.
Adit mengharapkan dengan mendapat bagian gunungan ini juga menambah rezeki. “Ya semoga tambah rezeki, sejahtera, lancar semua,” harap Adit.
3. Gunungan sebagai wujud rasa syukur
Seperti penyelenggaraan Hajad Dalem sebelumnya, masyarakat antusias mendapatkan bagian ubarampe gunungan yang dibagikan di Pelataran Masjid Gedhe dan Pura Pakualaman. Sementara untuk Kompleks Kepatihan, dibagikan sejumlah 50 ubarampe gunungan berwujud rengginang untuk para Aparatur Sipil Negara. Terdapat satu titik tambahan yang menjadi lokasi pembagian ubarampe gunungan, yakni Ndalem Mangkubumen, yang juga akan menerima sejumlah 50 buah pareden gunungan.
Penghageng II KHP Widyabudaya, KRT Rintaiswara menyampaikan tentang makna upacara Garebeg yang dilakukan di Keraton adalah Hajad Dalem, sebuah upacara budaya yang diselenggarakan oleh Keraton dalam rangka memperingati hari besar agama Islam yakni Idulfitri, Iduladha, dan Maulid Nabi Muhammad SAW. "Dalam pendapat lain dikatakan bahwa Garebeg atau yang umumnya disebut 'Grebeg' berasal dari kata 'gumrebeg', mengacu kepada deru angin atau keramaian yang ditimbulkan pada saat berlangsungnya upacara tersebut,” jelasnya.
Gunungan merupakan perwujudan kemakmuran Keraton atau pemberian dari raja kepada rakyatnya. "Jadi makna Garebeg Besar secara singkatnya adalah perwujudan rasa syukur, mangayubagya Idul Adha, yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat melalui ubarampe gunungan yang berupa hasil bumi dari tanah Mataram,” pungkas Kanjeng Rinta.