TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polisi Beberkan Kronologi Ricuh Ojol vs DC di Sleman 

Kasus berawal dari penarikan sepeda motor oleh DC

Polisi berjaga-jaga mengamankan bentrok antara massa ojek online dengan sekelompok "Debt Collector". ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Sleman, IDN Times - Bentrokan antara pengemudi ojek online dan debt collector (DC) terjadi di sejumlah titik di Sleman, Kamis (5/3) lalu. Polisi mengungkap kronologi ricuh bentrok antara dua kelompok tersebut.  Polisi juga membeberkan sejumlah kejadian yang memicu rentetan keributan lainnya.

 

Baca Juga: Ojol Minta Polisi Ungkap Pelaku Penganiayaan 

1. Berawal dari penarikan-penganiayaan

Polisi berjaga-jaga mengamankan bentrok antara massa ojek online dengan sekelompok "Debt Collector". ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah

Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Yuliyanta mengatakan, kericuhan antara dua kelompok itu berawal saat seorang pengemudi ojol berinisial A diberhentikan oleh beberapa anggota debt collector (DC) di Jalan Wahid Hasyim, Condongcatur, Sleman, Selasa (3/3/2020). Alasannya, A telat bayar angsuran motor sebulan terakhir.

Perdebatan terjadi karena A tak mau sepeda motornya diambil. Sesaat kemudian datang seorang pengemudi ojol berinisial L yang berniat membantu A.

"Kemudian setelah debat di pinggir jalan, datang L. Kemudian A ini disuruh pergi, dan yang terjadi malah debat antara DC dan L, berujung pemukulan terhadap L. Atas peristiwa itu L sudah buat laporan polisi di Polsek Depok Timur," kata Yuli di Polres Sleman, Jumat (6/3).

Peristiwa pemukulan terhadap L itu menyulut emosi rekan-rekan ojol lainnya. Mereka menggeruduk kantor DC, yakni PT. Bala Mananggal Abadi (BMA) di Jalan Wahid Hasyim, Condongcatur, Sleman, Selasa petang.

"Tapi, para DC yang dicari tidak ada dan mereka membubarkan diri. Keesokan harinya, mereka datang lagi, tapi kantor kosong dan tak ada yang bisa dimintai klarifikasi," ungkap Yuli.

2. Giliran DC melapor

Kapolres Sleman. IDN Times/Siti Umaiyah

Sehari berikutnya, Kamis (5/3), para pelaku pemukulan terhadap L diwakili seorang di antaranya, berinisial T, ternyata juga melapor ke Direskrimsus Polda DIY. Laporan terkait beredarnya sebuah unggahan video di media sosial.

Komentar yang berkembang di media sosial itulah yang kemudian dinilai menyudutkan mereka. T dan rekan-rekan merasa tercemar nama baiknya.

Beriringan dengan itu, rekan-rekan T yang lain, mendatangi kantor Grab yang berada di kompleks Ruko Casa Grande, Ring Road Utara, Depok, Sleman. Tujuannya klarifikasi sekaligus mediasi, meski pada prosesnya sempat terjadi gesekan-gesekan.

"Mendatangi kantor Grab di wilayah pertokoan Casa Grande. Lalu terjadi ketegangan dan ribut kecil di situ," kata Yuli.

Info liar kemudian menggiring puluhan hingga ratusan pengemudi ojol, mendatangi kantor Grab di Casa Grande. Mediasi gagal, ojol kadung mengira kedatangan para rekan-rekan T adalah murni penyerangan.

Yang terjadi saat itu adalah aksi saling lempar. "Proses klarfikiasi dari Grab dialihkan ke Polsek Depok Timur. Mereka yang berupaya mencari info kenapa ojol memposting si inisial T dan di situ ada komentar bernada tidak enak bagi yang bersangkutan," ujarnya.

Baca Juga: Momen Sigap Polisi Antarkan Ibu dan Bayi di Tengah Kisruh Ojol vs DC

Berita Terkini Lainnya