Polda DIY Tetapkan Satu Keluarga Tersangka Penipuan Tanah
Pelaku dan korban adalah teman kuliah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Polda DIY menetapkan tiga orang yang masih satu keluarga sebagai tersangka dugaan kasus penipuan jual beli tanah senilai Rp 2,1 miliar di Sleman, DIY.
Ketiganya adalah RH, 71 dan GTN, 37, warga Sinduadi, Sleman. Lalu, DKH, 44, warga Kelapa Dua, Jakarta Selatan. RH sendiri merupakan ibu dari DKH, sekaligus mertua GTN.
"Terjadi tindak pidana, diduga penipuan dengan cara menawarkan sebidang tanah pada seseorang, kemudian setelah dicek ternyata tanahnya tidak ada," terang Dir Reskrimum Polda DIY, Kombes Pol Hadi Utomo saat jumpa pers di Mapolda DIY, Rabu (7/8/2019).
Baca Juga: Polisi Tangkap 32 Tersangka Pelaku Pencuri Spesialis Rumah Kosong
1. Pelaku teman kuliah korban
Hadi Utomo menjelaskan, kasus ini berawal saat korban yang merupakan sepasang suami-istri, yaitu Siswanto Hadi Wardoyo dan Setya Ningsih, warga Sleman, mencari tanah untuk digunakan sebagai gudang sekitar November 2017 silam.
Pelaku DKH yang tak lain adalah rekan semasa kuliah korban pun kemudian mencoba menawarkan tanah seluas 3.431 meter persegi di Purwomartani, Kalasan, Sleman, dengan harga Rp 1,5 juta per meternya.
Ditemani RH dan GTN ke lokasi, pasutri itu pun akhirnya tertarik untuk membeli tanah seluas 1.400 meter persegi saja. Harga total disepakati adalah Rp 2,1 miliar dan dibayar secara bertahap.
Kepada korban, pelaku mengaku kalau dia memiliki kuasa menjual dari pemilik. Ini membuat korban percaya dan mau membeli tanah itu.
Selain itu, yang membuat korban awalnya sama sekali tak menaruh curiga pada pelaku, terutama DKH, lantaran mereka sudah saling kenal dan berteman sejak semasa berkuliah di salah satu universitas di Yogyakarta.
Makin meyakinkan Setya Ningsih dan suami kala mengetahui bahwa DKH dan keluarga bisa dikatakan berasal dari keluarga terpandang. "Bapaknya (DKH) itu kan guru besar di PTN (Perguruan Tinggi Negeri) Yogya," sebutnya.
Baca Juga: Kronologi Perampasan Perhiasan dengan Modus Tanya Alamat