TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

GeNose Dijual Secara Online, UGM Khawatir Ada Unsur Penipuan  

GeNose dijual di atas harga eceran tertinggi (HET) Rp62 juta

Yogyakarta, IDN Times - Pihak Universitas Gadjah Mada (UGM) mendapati alat deteksi COVID-19 GeNose C19 dipasarkan di suatu situs belanja online dengan harga jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET). Pihak kampus menduga hal tersebut merupakan akal-akalan orang tak bertanggung jawab.

Baca Juga: GeNose Resmi Beroperasi di Stasiun Tugu, 6 Orang Terindikasi Positif

1. Belum diproduksi secara luas

GeNose buatan UGM. Dok: Humas UGM

Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM Hargo Utomo mengaku tak memiliki petunjuk apa pun tentang GeNose dapat diperjualbelikan di situs jual beli online dengan harga di atas HET Rp62 juta.

Pasalnya perangkat pengembangan oleh peneliti UGM ini belum dipasarkan secara luas. Alias masih sangat amat terbatas.

"Saya gak tahu apakah ada orang yang spekulatif melakukan hal itu. Produk ini kan belum dipasarkan di luar, jadi kalau ada orang yang memasarkan itu pasti dari orang yang punya intensi untuk spekulatif. Saya khawatir kalau itu dimanfaatkan untuk penipuan," kata Hargo saat dihubungi IDN Times, Jumat (5/2/2021).

Hargo meyakini alat GeNose belum sampai ke tangan orang yang memasang iklan penjualan di market place

"Belum dipasarkan ke luar kok bisa bilang ready stock ngawur itu. Mohon dukungan media juga untuk edukasi publik tentang kemungkinan penyalahgunaan media sosial," ujar Hargo.

2. UGM menyeleksi pemesan GeNose

GeNose buatan UGM. Dok: Humas UGM

Hargo menegaskan tak sembarang pihak bisa memperoleh GeNose. Saat ini distribusi yang dilakukan masih diprioritaskan untuk bidang pelayanan kesehatan, institusi pelayanan publik, pendidikan, dan kepentingan korporasi.

"Kepentingan untuk rumah tangga atau pribadi belum ada. Karena implementasi GeNose kan perlu protokol. Jadi gak kaya beli komputer terus dipasang gitu, tapi perlu SOP agar penggunaannya bisa optimal, seperti desain mesin itu sendiri," jelasnya.

Tanpa protokol itu dikhawatirkan GeNose malah bekerja tak optimal dan memberikan hasil screening sebaliknya.

"Kedua, kalau nanti terdeteksi positif (COVID-19), itu harus gimana treatment-nya. Makanya harus gandeng dengan Satgas Covid, pihak yang jadi rujukan untuk handling yang (terindikasi) positif," tegasnya.

GeNose menurut Hargo saat ini belum memungkinkan dipakai oleh masyarakat umum yang tak memiliki otoritas menyatakan terpapar atau tidaknya seseorang terhadap virus Corona.

"Harus jelas unit kerjanya, entitasnya. Jadi gak bisa warung pinggir jalan mengeluarkan (hasil) sampel GeNose negatif," katanya menegaskan.

"Makanya kami dari principal filtering dulu. Menanyakan ini beli mau dipakai sendiri atau dijual kembali. Kalau untuk kepentingan individu gak dulu. Mau untuk kepentingan korporasi dipakai sendiri, oke. Tinggal ada gak nanti yang mengoperasikan di sana," urainya panjang. Langkah ini diambil sebagai antisipasi praktik penjualan ulang dengan tarif yang tak sesuai.

Baca Juga: 5 GeNose Digunakan di Stasiun Tugu, Uang Dikembalikan Jika Positif 

Berita Terkini Lainnya