TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Buntut Klaster Warung Soto Lamongan, Satu RT Di-lockdown

Hampir semua kasus konfirm asimptomatik

(Ilustrasi lockdown) IDN Times/M. Tarmizi Murdianto

Yogyakarta, IDN Times - Sederet kasus COVID-19 yang ditemukan berdasarkan penelusuran kontak seorang pedagang Soto Lamongan di depan XT Square, Umbulharjo telah menjadi klaster baru penularan corona di Kota Yogyakarta.

Terbaru, satu RT tempat pedagang soto yang terpapar COVID-19 tinggal di daerah Umbulharjo, kini dibatasi aksesnya. Alias menerapkan karantina wilayah atau lockdown lokal.

Baca Juga: Warung Soto di Yogyakarta Jadi Klaster Baru Penularan COVID-19

1. Lockdown tingkat RT

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Kompleks Kepatihan. IDN Times/Tunggul Damarjati

Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan, sejauh ini tercatat sudah ada 10 kasus ditambah 1 kasus awal dari klaster pedagang Soto Lamongan ini.

Kasus pertama sendiri, diumumkan pada 24 Agustus 2020 lalu. Sepuluh kasus berikutnya, ditemukan lewat uji swab terhadap 19 orang yang memiliki kontak erat.

Ujung-ujungnya, pihak pengurus RT tempat 11 pasien itu tinggal memutuskan untuk menerapkan karantina wilayah. Lantaran, 10 pasien dari klaster ini menerapkan isolasi mandiri di kediaman mereka. Kecuali, satu pasien awal yang hingga kini masih ditangani rumah sakit karena bergejala demam.

"RT-nya sekarang melakukan lockdown," kata Heroe di Ruang Sadewa, Balai Kota Yogyakarta, Senin (31/8/2020).

Hasil tracing lanjutan, didapati 6 orang lagi yang melakukan uji swab. Namun, untuk hasilnya belum keluar.

2. Semuanya kasus konfirm asimptopmatik

Ilustrasi Ruang Isolasi Mandiri COVID-19 di Gresik, Jawa Timur. ANTARA FOTO/Zabur Karuru

Dikatakan Heroe, 10 kasus yang ditemukan lewat tracing kasus awal, pasiennya tergolong asimptomatik atau orang tanpa gejala (OTG). Oleh karena itu pula mereka hanya diminta menerapkan isolasi mandiri.

"Orang Tanpa Gejala semua, kecuali pedagangnya (kasus awal) itu, semua OTG dan ada umur belasan sampai puluhan. Jadi ada anak, suami, adik ipar, keponakan, dan lain-lain. Untuk pembantu dagangnya tiga orang," sebutnya.

Dengan terjadinya transmisi lokal dan melebarnya kasus, maka Pemkot Yogyakarta menetapkan sederet kasus ini jadi klaster penularan corona. Hanya saja, sejauh ini menurut Heroe, pihaknya belum bisa menguak dari mana kasus ini berawal.

"Kita masih cari dari mana dapatnya, kita tracing itu untuk memetakan sebaran itu dari mana," ujarnya.

3. Dikunjungi 70-100 orang per hari

Ilustrasi COVID-19. Dok. IDN Times

Mengantisipasi klaster ini tidak terus membengkak, Heroe pun meminta kepada siapa saja yang merasa sempat berkunjung ke warung soto tersebut selama Bulan Agustus ini agar lantas melakukan isolasi mandiri. Atau segera memeriksakan ke layanan kesehatan terdekat.

"Ceritakan ke tenaga kesehatan, agar kita bisa melakukan tracing," bebernya.

"Tetap kita upayakan, bisa kita kendalikan (sebaran kasus), meski kita tahu soto lamongan itu per harinya 5 kilogram daging. Pasti banyak yang datang, antara 70-100 orang datang per hari," sambung dia menutup.

Baca Juga: 500 Pegawai UGM Jalani Rapid Test Massal, Ini Hasilnya 

Berita Terkini Lainnya