TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[UPDATE] 19 April, 4 PDP COVID-19 di DIY Meninggal Dunia

Semua sudah berusia lanjut

Update data pasien COVID-19 di DIY, 19 April 2020. Twitter.com/humas_jogja

Yogyakarta, IDN Times - Empat orang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dilaporkan meninggal dunia, Minggu (19/4).

Sementara untuk laporan kasus pasien positif, per hari ini nihil.

Baca Juga: [UPDATE] 18 April, Jumlah Kasus Positif COVID-19 di DIY Jadi 67

1. Semua PDP lansia

Ilustrasi tenaga medis dengan APD Lengkap. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Dikatakan Juru Bicara Pemda DIY untuk penanganan COVID-19 Berty Murtiningsih memaparkan data termutakhir para PDP yang meninggal antara Sabtu (18/4/2020) hingga pagi ini.

Pertama, yakni seorang PDP berjenis kelamin perempuan warga Kota Yogyakarta yang meninggal dalam usia 62 tahun. Pasien ini diketahui memiliki riwayat penyakit lain atau penyerta (komorbid).

"Ada riwayat penyakit stroke," kata Berty dalam keterangan resminya, Minggu.

PDP berikutnya adalah seorang laki-laki warga Sleman usia 63 tahun. Tidak ada laporan riwayat penyakit untuk yang satu ini.

Selanjutnya adalah PDP yang meninggal tanggal 17 April 2020 lalu. Identitasnya, seorang laki-laki usia 64 tahun dengan riwayat penyakit hipertensi.

Kemudian, PDP yang meninggal karena penyakit kronis. Pasiennya, yakni perempuan 65 tahun asal Gunung Kidul.

"Ada riwayat penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)," jelas Berty.

2. Lansia memang rentan

RSUP dr. Sardjito. IDN Times/Siti Umaiyah

Meski hasil uji laboratorium keempat keluar dan belum ditetapkan status positif atau tidaknya mereka, namun komorbid pada pasien tetap tak bisa diabaikan. Apalagi para lansia yang sejauh ini masih mendominasi kasus mortalitas pasien positif maupun PDP di DIY.

"Secara medis pasti penanganan untuk komorbidnya juga dilakukan sesuai standart pelayanan," terang Berty.

Dijelaskan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes DIY ini, pasien lansia memang masuk golongan rentan. Faktor usia ditambah komorbid membuat risiko kematian meninggi.

"Makanya kita harus melindungi para lansia dan penderita penyakit kronis lebih extra. Mereka ini sangat rentan baik dari sisi imunitas, maupun resiko komorbidnya dibandingkan yang masih muda dan tanpa komorbid," paparnya.

Baca Juga: Pertemuan Walhi Yogya Bahas Pangan Masa COVID-19 Dibubarkan Paksa

Berita Terkini Lainnya