TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pemkab Sleman Godok Penyesuaian Protap dan Anggaran Mitigasi Merapi

Perlu disesuaikan mengingat adanya pandemik COVID-19

Kabut menutupi kawah Gunung Merapi terlihat dari Desa Srunen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Sleman, IDN Times - Adanya deformasi Gunung Merapi membuat Pemerintah Kabupaten Sleman bersiap menghadapi potensi perubahan status Merapi yang selama ini berada pada Level II atau Waspada.

Bupati Sleman, Sri Purnomo menjelaskan pihaknya tengah menggodok prosedur tetap (protap) serta anggaran perubahan berkaitan dengan mitigasi.

Baca Juga: Merapi Alami Deformasi, Pemerintah Persiapkan Langkah Antisipasi

1. COVID-19 membuat protap harus disesuaikan

Bupati Sleman, Sri Purnomo. IDN Times/ Siti Umaiyah

Menurut Bupati, adanya pandemik COVID-19 membuat protap mitigasi Merapi harus disesuaikan. Seperti halnya titik kumpul yang tadinya jadi satu di beberapa wilayah, harus dipecah menjadi beberapa tempat untuk menghindari kerumunan.

Bukan hanya protap, anggaran yang sebelumnya sudah ditetapkan berkaitan dengan penanganan bencana Merapi, juga turut dilakukan penyesuaian.

"Kalau dulu kan titik kumpul akan berkumpul jadi satu dan berkerumun. Namun sekarang kan tidak boleh. Ini harus membuat panduan lagi. (Anggaran) dari BPBD belum dapat laporannya berapa tambah anggarannya. Namun itu sudah dikoordinasikan tim anggaran Kabupaten Sleman yang masih dirapatkan," ungkapnya pada Rabu (15/7/2020).

2. Kemungkinan ada penambahan barak pengungsian

ANTARA FOTO/Rizky Tulus

Camat Cangkringan, Suparmono menjelaskan, adanya deformasi Merapi membuat desa-desa di wilayah Kecamatan Cangkringan mulai melakukan pembersihan barak pengungsian. Setidaknya ada sekitar 6-7 barak pengungsian yang difungsikan untuk menampung warga saat aktivitas Gunung Merapi meningkat.

Dia menjelaskan, adanya COVID-19 membuat pihaknya turut memikirkan untuk melakukan penambahan titik-titik pengungsian. Hal tersebut agar warga yang menempati barak tetap menjaga jarak.

"Kalau kami salah satu yang dipikirkan teman-teman di kecamatan dan desa itu memfungsikan bangunan yg ada di desa. Sedang kita identifikasi. Selain barak yang sudah resmi ada, kalau di Cangkringan banyak bangunan yang sekarang tidak dipakai," ungkapnya beberapa saat lalu.

Baca Juga: Penggembungan Gunung Merapi Tahun ini Ikuti Aktivitas Tahun 2006  

Berita Terkini Lainnya