TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus COVID-19 Belum Terkendali, Pakar UGM Sarankan Lakukan 5 Hal Ini

Dekan FKKMK UGM menyampaikan refleksi terkait COVID-19

ilustrasi nakes kelelahan setelah memberikan pelayanan pasien positif COVID-19 (IDN Times/Ervan)

Sleman, IDN Times - Sejak ditemukan kasus konfirmasi pertama pada Maret 2020 lalu, hingga saat ini kasus COVID-19 di Indonesia masih terus mengalami penambahan. Bahkan, pada Juli 2021, kasus COVID-19 mengalami lonjakan signifikan hingga pemerintah membuat kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat maupun Level 4.

Ova Emilia, Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan ada beberapa refleksi berkaitan dengan situasi COVID-19 yang terjadi hari ini.

Baca Juga: Epidemiolog UGM Nilai PPKM Belum Berdampak Turunkan Kasus COVID-19

1. Pembentukan badan terpusat menjadi penting

ilustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Ova mengungkapkan, hal yang dirasa penting dilakukan saat ini oleh negara adalah membentuk badan terpusat. Hal ini akan membuat kerja dalam penanganan COVID-19 menjadi lebih fleksibel dan cepat.

"Badan terpusat ini menjadi sangat penting. Tapi kesulitan direct momen ada yang terputus. Jadi antara pusat dengan daerah kemudian menjadi penyulit. Biasanya karena aliran dana juga yang menggunakan pendekatan provinsi berarti uang ada di beberapa tempat," ungkapnya dalam Seminar Daring Bergotong Royong Melawan COVID-19 pada Senin (26/7/2021).

Baca Juga: Kasus COVID-19 Masih Tinggi, UGM Keluarkan 7 Pernyataan Sikap 

2. Perlu adanya komunikasi terpusat

Presiden Jokowi bersama dengan Istrinya Ibu Iriana (Dok. IDN Times/Biro Pers Kepresidenan)

Ova menjelaskan, hal lain yang perlu dibentuk secara terpusat adalah komunikasi risiko dan kepada masyarakat. Di situasi saat ini, masyarakat memerlukan informasi yang valid.

"Yang terjadi adalah semacam distorsi, informasi yang valid tidak sampai dan di tengah dijebak oleh banyak informasi hoaks. Tentunya dalam hal ini informasi hoaks apabila memberikan mudarat bagi publik harus dikendalikan," katanya.

3. Community engagement perlu ditekankan

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Selanjutnya, community engagement harus ditekankan. Menurutnya, kebersamaan menjadi hal yang harus dilakukan, karena negara tidak memungkinkan untuk bisa memberikan perlindungan penuh.

"Dari awal kita bukan negara kaya yang dapat memberikan masyarakat full protection. Kita harus berangkat bersama," jelasnya.

4. Perlunya mengajak mahasiswa untuk turut berkontribusi

ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki

Selanjutnya, hal yang bisa dilakukan adalah mengajak mahasiswa untuk bisa ikut berkontribusi dalam penanganan COVID-19. Menurutnya, mahasiswa adalah agen perubahan yang sangat penting.

"Mahasiswa adalah agent of change yang penting dan mereka dapat berkontribusi pada publik," katanya.

Selanjutnya, keterlibatan universitas juga dirasa sangat penting. Universitas ini selain bisa berkontribusi dalam pelayanan juga dalam hal riset dan inovasi. Di mana selanjutnya universitas juga bisa bekerja sama dengan industri.

Baca Juga: UGM-SONJO Buka Platform Konsultasi Daring Gratis bagi Pasien COVID-19

Berita Terkini Lainnya