TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fakta-fakta Seputar Antraks dan Penularannya

Bisa menginfeksi manusia lewat 3 cara

Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah

Sleman, IDN Times - Penyakit antraks yang bersumber dari binatang merupakan penyakit yang bisa meluas. Meski demikian, masyarakat tidak perlu terlalu cemas. Yang penting untuk diperhatikan yakni penanganan yang tepat serta kewaspadaan.

Menurut Dr drh Widagdo Sri Nugroho dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada UGM, penyakit antraks merupakan penyakit yang dapat diobati, dan pengobatannya dapat dilakukan di layanan kesehatan primer.

Baca Juga: Tahan Puluhan Tahun, Antraks Perlu Penanganan Khusus 

1. Kebanyakan menyerang hewan ruminansia

Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah

Widagdo menyebutkan, tidak sembarang hewan bisa terserang penyakit antraks. Hewan-hewan yang bisa terserang penyakit ini di antaranya merupakan hewan ruminansia, seperti sapi, kambing, domba, kerbau, hingga marmut. Untuk hewan-hewan unggas, terkecuali burung unta, tidak bisa terserang penyakit antraks. Untuk itu, penanganan terhadap bangkai hewan yang terkena antraks perlu diperhatikan.

"Antraks tidak bisa menyerang unggas, kecuali dulu sempat ada kasus pada burung unta. Hewan seperti ikan juga tidak bisa terserang. Yang paling penting dilakukan saat ada hewan yang mati mendadak adalah penanganan yang tepat," ungkapnya.

2. Penyebaran antraks ke manusia melalui tiga macam

Para pakar dari UGM saat memberikan pemaparan mengenai penanganan antraks. IDN Times/Siti Umaiyah

Widagdo menyebutkan antraks sendiri disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Untuk penularan kepada manusia sendiri dapat terjadi melalui tiga macam, pertama yakni melalui kulit yang terluka atau cutaneous anthrax. Kedua melalui saluran pernapasan atau yang disebut inhaled anthrax. Ketiga melalui saluran cerna atau gastrointestinal anthrax.

"Antraks kulit ini paling sering sekali terjadi. Biasanya ditandai dengan panas demam, bengkak, spesifik luka ada kopeng yang menghitam. Ini tidak terlalu membahayakan. Yang sering mengakibatkan meninggal yakni antraks saluran cerna dan nafas," ungkapnya.

Baca Juga: Kasus Antraks di DIY Tak Hanya Terjadi di Gunungkidul

Berita Terkini Lainnya