Begal Payudara Marak Terjadi di Yogyakarta, Begini Kata Psikolog UGM
Beberapa orang mengaku jadi korban begal payudara di Sleman
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sleman, IDN Times - Aksi begal payudara kembali marak terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Seorang korban sempat menceritakan kejadiannya melalui media sosial Twitter pada Kamis (11/3/2021) lalu.
Ia menjadi korban begal payudara ketika keluar dari kos-kosannya sekitar pukul 22.00 WIB, di daerah Condongcatur, Sleman. Tak tanggung-tanggung, pelaku yang sama membegalnya dua kali lalu kabur menggunakan sepeda motor.
Sebelumnya pada 13 Januari 2021, seorang pria berambut panjang juga sempat menceritakan pengalamannya di Twitter, di mana dia menjadi korban begal payudara di kawasan Jalan Kaliurang pada pukul 01.10 WIB. Di mana saat melancarkan aksinya, pelaku juga mengendarai sepeda motor.
Lalu, bagaimana pandangan psikolog mengenai pelaku begal payudara? Adakah penyimpangan yang terjadi pada diri pelaku? Begini kata Psikolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Koentjoro.
Baca Juga: Viral, Perempuan Jadi Korban Catcalling Petugas di Malioboro
1. Pelaku memiliki penyimpangan
Prof. Koentjoro menyebutkan, pelaku begal payudara bisa saja memiliki penyimpangan/kelainan. Namun, jika dikategorikan, penyimpangan yang dimiliki masih dalam tahap yang kecil. Hal ini pula yang menyebabkan penyimpangan tersebut tidak banyak diketahui banyak orang.
"Ini masih kecil penyimpangannya, dan orang tidak tahu menyimpang karena itu sangat tidak ketahuan, dan banyak yang seperti itu. Banyak perilaku menyimpang yang tidak diketahui banyak orang," ungkapnya pada Selasa (16/3/2021).
Baca Juga: Rifka Annisa: Catcalling Bukan Pujian, Bikin Ruang Publik Tak Aman