PW Muhammadiyah Minta Pemda DIY Terapkan Karantina Wilayah
Bulan Desembe jumlah kasus COVID di DIY membeludak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Yogyakarta, IDN TIMES – Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta Pemda DIY, serta kabupaten dan kota untuk membatasi mobilitas masyarakat keluar masuk wilayah DIY. Seruan itu disampaikan menyikapi persebaran penularan COVID-19 yang kian tak terkendali di DIY.
“Pemerintah DIY dapat menerapkan karantina wilayah atau lockdown sepenuhnya,” kata Ketua LHKM PWM DIY, Suwandi Danu Subroto dalam siaran pers yang diterima IDN Times pada Rabu, 30 Desember 2020.
Saat ini jumlah positif di DIY sejak bulan Maret hingga November 2020 mencapai 5.963 kasus. Angka ini nyaris menyamai jumlah penambahan kasus baru pada tanggal 1 hingga 30 Desember 2020 yaitu sebanyak 5.935 pasien. Penambahan kasus COVID-19 di bulan Desember setara dengan jumlah kasus baru selama delapan bulan.
Baca Juga: 2 Hari Berturut-turut Tambahan Kasus COVID di DIY Buat Rekor Baru
1. Angka rasio positif di DIY melebihi 20 persen
Suwandi menilai pembatasan sosial yang diterapkan selama ini terbukti kurang efektif serta tidak memberikan dampak signifikan. Dia menyebutkan kasus terkonfirmasi positif yang dirawat di rumah sakit sejak 7 Desember 2020, telah melampaui ambang psikologis 2.000 orang. Angka tersebut terus meningkat lebih dari 3.600 per 29 Desember 2020. Bahkan angka rasio positifnya lebih dari 20 persen atau melebihi batas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu hanya lima persen.
“Angka rasio positif itu mengindikasikan penularan belum terkendali,” kata Suwandi.
Sementara rasio penggunaan kamar perawatan (bed occupancy rate atau BOR) untuk pasien COVID-19 di DIY terus meningkat. Data Dinas Kesehatan DIY per 28 Desember 2020 menyebutkan BOR untuk penanganan pasien kritis atau pasien dengan menggunakan ventilator sebanyak 73 persen dan non-kritis alias penanganan di kamar isolasi sebesar 93 persen.
“Angka-angka ini sungguh mengkhawatirkan,” imbuh Suwandi.
Baca Juga: Malioboro Dipagari, Yogyakarta Tetap Dibuka Saat Malam Tahun Baru