TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Relokasi PKL Malioboro Diundur ke Awal Februari

Pedagang masih berharap mereka tak dipindah

Ilustrasi PKL Malioboro. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Yogyakarta, IDN Times - Proses relokasi pedagang kaki lima (PKL) Malioboro akan diundur ke awal Februari 2022. Hal ini diungkapkan perwakilan pedagang berdasarkan hasil pertemuan terakhir dengan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta.

"Rencananya akan dilakukan relokasi pada 1–7 Februari 2022. Sebelumnya akan ada semacam acara selamatan di Gedung Indra pada 22 Januari," ujar Ketua Paguyuban Angkringan Malioboro (Padma), Yati Dimanto, Jumat (14/1/2022), dilansir ANTARA.

Baca Juga: PKL Malioboro Minta LBH Jadi Kuasa Hukum Masalah Relokasi  

1. Pedagang tengah berusaha bangkit usai pandemik COVID-19

Ilustrasi PKL Malioboro (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Yati mengatakan, aparat juga akan langsung menertibkan pedagang yang masih berjualan di lokasi lama usai relokasi pada 8 Februari. Kendati begitu, pihaknya masih berharap relokasi bisa diundur satu sampai tiga tahun agar pedagang punya kesempatan untuk bangkit usai pandemik COVID-19.

"Pandemi membuat kami terpuruk karena ada kebijakan pembatasan mobilitas masyarakat sehingga wisatawan pun sepi," terangnya.

Terlebih, saat ini kondisi pariwisata di Yogyakarta mulai berangsur pulih. Malioboro juga sudah ramai dikunjungi sehingga pedagang ingin memanfaatkan kesempatan itu untuk memulihkan kondisi ekonominya.

"Kekhawatiran kami saat dipindah ke gedung baru, maka wisatawan enggan datang. Bisa membuat kami mati perlahan-lahan," katanya.

2. Ukuran lapak jadi sorotan

Lokasi los relokasi pedagang kaki lima (PKL) Malioboro. (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Yati yang telah 18 tahun berjualan di Malioboro ini menambahkan, pedagang sebenarnya juga berharap penataan Malioboro dilakukan dengan cara mempercantik PKL, bukan dengan relokasi.

"Misalnya dengan seragam yang bagus, gerobak yang sama atau urutannya. Jadi tidak perlu dipindah tetapi dipercantik saja. Apalagi kami yang jualan kuliner tidak bersinggungan langsung dengan toko," ujarnya.

Tak hanya itu, luasan lapak di lokasi baru ukurannya hanya 1,15 x2 meter persegi dan hanya memiliki satu pintu untuk dua lapak sehingga rentan menimbulkan konflik antarpedagang, apalagi jika pemilik lapaknya berbeda.

"Juga tidak ada kompensasi yang diterima pedagang untuk relokasi," katanya.

Baca Juga: Belum Ada Sosialisasi, PKL Malioboro Ingin Relokasi Ditunda

Berita Terkini Lainnya