Menengok Usaha Rumahan Bakpia, Oleh-oleh Khas Yogyakarta
Awal usaha mampu raih omzet Rp50 juta
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kota Yogyakarta, IDN Times - Bakpia menjadi andalan oleh-oleh wisatawan yang singgah di Yogyakarta. Panganan berbentuk bulat dengan isian variatif ini menjadi camilan yang ramah di lidah para pelancong.
Meski toko bakpia telah tersebar di berbagai tempat, kampung Pathuk menjadi pusat pembuatan oleh-oleh khas Yogyakarta tersebut. Di daerah itu terdapat usaha bakpia, termasuk yang berskala kecil seperti milik Suginem.
Baca Juga: Untuk Backpacker, Ini 8 Hostel Jogja Bertarif di Bawah Rp100 Ribu
1. Bahan utama adalah gandum dan minyak
Siang itu Suginem sedang membuat isian bakpia, bersama salah seorang saudaranya, Pardi. Mereka bercerita bisnis bakpia yang telah ditekuni keluarga Suginem berawal 13 tahun lalu.
Pardi bercerita dirinya sudah lama membuat bakpia bersama Suginem, sehingga bisa membuat walaupun dengan mata tertutup.
" Gini lho cara buatnya, gampang. Walaupun dengan mata tertutup saya bisa buatnya," ujar Pardi sembari memejamkan mata.
Menurut pria berusia 41 tahun itu, sebenarnya bakpia sangat gampang dibuat, dan tidak memerlukan waktu terlalu lama.
Dia menerangkan bahan utama bakpia hanyalah gandum dan minyak. Keduanya dicampur dengan gula, air, serta mentega. lalu digiling sampai kalis (halus). Jika sudah halus, adonan tersebut lantas dibagi dan dibentuk menyerupai bola-bola besar.
"Harus ditambahkan gandum di atas adonan sebelum isian dimasukkan agar bagian tengah bakpia garing."
Baca Juga: Ini Daftar 10 Universitas Terbaik di Asia, Kampus di Jogja Termasuk?
Perempuan berusia 56 tahun itu berkisah sewaktu dirinya memulai usaha, bisnis bakpia belum banyak muncul seperti sekarang. Tiap bulan dia mampu mengantongi omzet sebesar Rp50 juta.
Namun saat ini, Suginem hanya bergantung pada langganan yang membeli bakpia pada saat libur atau hari-hari biasa.
“Dulu pendapatannya bisa lebih dari itu. Saya juga pernah ditawari toko besar untuk menyuplai tapi saya enggak mau. Karena sistemnya kalau sedikit diambil sedikit, kalau mau ambil banyak, ya, diambil banyak. Tidak dibatasi ambil berapa. Kalau begitu nanti langganan saya bisa hilang karena enggak dapat bakpia,” terangnya.
Baca Juga: PT KAI Daop 6: Ruang Tunggu Kereta Api Bandara Selesai Bulan Ini