TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Masih Pandemik, Keraton Yogyakarta Tiadakan Lampah Budaya Tapa Bisu  

Sebelum pandemik, tapa bisu diikuti abdi dalem dan warga

Tapa bisu mubeng beteng sebelum masa pandemik. (Dok. Kraton Yogyakarta)

Yogyakarta , IDN Times - Malam ini Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali meniadakan lampah budaya Tapa Bisu Mubeng Beteng yang digelar setiap malam tahun baru Jawa 1 Sura atau tahun baru Islam 1 Muharam.

Pengageng Urusan Keprajan Kawedanan Parentah Hageng Keraton Yogyakarta KRT Wijaya Pamungkas mengatakan situasi ini disebabkan pandemik Covid-19 yang belum selesai. 

 

1. Sebelum masa pandemik, tapa bisu diikuti ribuan abdi dalem dan warga

Tapa bisu mubeng beteng sebelum masa pandemik. (Dok. Kraton Yogyakarta)

Sebelum pandemi, ritual itu biasa dilakukan dengan berjalan kaki mengelilingi Beteng Keraton tanpa berbicara diikuti para abdi dalem keraton bersama ribuan warga Yogyakarta.

"Kondisi penularan COVID-19 kelihatannya belum selesai, sehingga kami lebih baik menghindari situasi yang tidak menyenangkan ini," ujar Pengajeng Urusan Keprajan Kawedanan Parentah Hageng Keraton Yogyakarta KRT Wijaya Pamungkas, pada Jumat (29/7/2022). 

Baca Juga: 11 Agenda Wisata Jogja di Bulan Agustus, Labuhan hingga Pasar Kangen 

2. Tapa bisu diganti dengan Umbul Donga di Keraton

https://www.kratonjogja.id/

KRT Wijaya Pamungkas menuturkan Tapa Bisu Mubeng Beteng yang biasa digelar setiap tahun merupakan hajat kawula dalem atau diinisiasi oleh para abdi dalem dalam rangka menyambut tahun baru Islam dan tahun baru Jawa.

Kegiatan ini dimaksudkan sebagai sarana introspeksi diri terhadap apa yang dilakukan pada tahun lalu, dan memperbaiki diri memasuki tahun baru.

Sebagai penggantinya para abdi dalem malam ini menggelar acara "Umbul Donga" atau doa bersama di Keben Keraton atau di sekitar Bangsal Ponconiti Keraton Yogyakarta bertepatan malam 1 Sura Ehe 1955/1 Muharam 1444 Hijriah mulai.

"Karena Keraton Ngayogyakarta merupakan kerajaan Islam, mengingat malam hari ini bersamaan 1 Muharam 1444 Hijriah, abdi dalem dan kawula Ngayogyakarta doa bersama," tutur KRT Wijaya Pamungkas dikutip Antara. 

 

Baca Juga: Gandhok Coffee, Kedai Kopi dan Tempat Makan Bakmi Dekat Keraton Jogja 

Berita Terkini Lainnya