Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bantul, IDN Times - Kasus konfirmas positif COVID-19 di Kabupaten Bantul dalam satu pekan terakhir ini mengalami lonjakan yang signifikan. Penambahan kasus didominasi oleh santri Pondok Pesanteran (ponpes) yang ada di Dusun Krapyak, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Lalu bagaimana awal mula merebaknya kasus positif Covid-19 di Ponpes Krapyak itu terjadi? Berikut kronologinya.
Baca Juga: Gunung Merapi Siaga, Ratusan Lansia hingga Ibu Hamil Mulai Diungsikan
1. Berawal dari seorang santri yang bergejala ke arah COVID-19
Kepala Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Wahyudi Anggoro Hadi. IDN Times/Istimewa Kepala Desa Panggungharjo sekaligus Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Desa Panggungharjo, Wahyudi Anggoro, mengatakan terungkapnya penyebaran COVID-19 pada santri yang ada di Ponpes Krapyak diawali dengan adanya kedatangan santri dari salah daerah. Santri tersebut saat datang sudah menunjukkan gejala yang mengarah ke COVID-19.
"Kemudian pengasuh ponpes berinisiatif melakukan swab pada santri tersebut dan hasil diketahui positif pada 23 Oktober 2020," katanya, Sabtu (7/11/2020).
2. Pengasuh ponpes gencarkan tracing pada santri yang kontak erat
Ilustrasi santri di pondok pesantren. ANTARA FOTO/Fauzan Kemudian pada tanggal 24 Oktober pengasuh ponpes berinisiatif melakukan tracing mandiri kepada 78 santri yang diduga kontak erat dengan santri yang positif COVID-19. Hasilnya sebanyak 64 santri dinyatakan positif COVID-19.
Selanjutnya pada tanggal 27 Oktober 2020 kembali dilakukan kontak tracing pada 210 santri dan pengurus ponpe. Hasilnya ada 131 yang positif COVID-19 sejak tanggal 3-5 November 2020.
"Jadi yang 64 positif COVID-19 itu hasil kontak tracing pertama dan sudah ada yang sembuh tiga orang," ucapnya.
Anggoro menjelaskan dari santri yang positif COVID-19 sebagian besar masuk kategori orang tanpa gelaja. Mereka cukup dikarantina mandiri di salah satu kompleks yang ada di ponpes. Hampir semua yang positif adalah santri wanita.
"Sedangkan santri pria yang positif sebanyak 11 orang sudah menjalani karantina di selter milik Kabupaten Bantul," ungkapnya.
3. Pada awalnya kedatangan santri ke Ponpes Krapyak sudah mengacu pada protokol kesehatan
Ilustrasi pondok pesantren. IDN Times/Prayugo Utomo Sejak kedatangan santri ke ponpes di Krapyak pengasuh ponpes sudah menerapkan protokol kesehatan. Di ponpes yang ada di Krapyak terdapat sekitar 8.000 santri. Setiap kompleks jumlahnya mencapai puluhan sampai ratusan santri yang tinggal. Dari jumlah tersebut santri yang telah tiba di ponpes Krapyak sekitar 2.800 santri dan proses kedatangan bertahap masing-masing 200 santri.
Wahyudi Anggoro menjelaskan di Ponpes Krapyak terdapat 18 kompleks pesantren di bawah yayasan Al-Munawwir dan Ali Maksum. Dari 18 kompleks yang digunakan karantina mandiri satu kompleks, sedangkan 17 kompleks lainnya juga dibatasi aktivitasnya untuk meminimalisir penyebaran COVID-19.
"Kita minta pihak Dinkes Bantul untuk melakukan tracing pada semua penghuni ponpes Krapyak agar memudahkan dalam memetakan yang terpapar dan memudahkan dalam penanganannya," ungkapnya.
Selain santri yang positif COVID-19 kata Wahyudi Anggoro ada 50 warganya yang sejak awal kasus COVID-19 melanda Bantul dinyatakan positif.
"Sampai hari warga Desa Panggungharjo yang positif COVID-19 yang masih menjalani perawatan sebanyak 10 orang," ujarnya.
Baca Juga: Jogja Art Weeks 2020 Jawab Kegelisahan Seniman Muda untuk Berkarya