TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Monumen Gempa Potrobayan, 'Tetenger' Gempa Jogja 2006

BNPB bakal bangun wahana edukasi di Potrobayan

Monumen Gempa Potrobayan Sebagai "Tetenger" Gempa Bumi 27 Mei 2006. (IDN Times/Daruwaskita/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - ‎Hari Kamis (27/5/2021), genap 15 tahun gempa bumi dengan kekuatan 5,9 SR mengguncang Yogyakarta. Gempa tersebut menyebabkan ratusan ribu rumah roboh dan lebih dari 4 ribu orang meninggal dunia.

Gempa dahsyat pada 2006 ini meninggalkan kerusakan yang begitu besar, karena memiliki titik pusat di darat, tepatnya di wilayah Potrobayan, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul.

Di wilayah tersebut, terdapat sebuah monumen sebagai tetenger atau penanda episentrum gempa, yang dikenal sebagai Monumen Gempa Potrobayan.

Baca Juga: 15 Tahun Gempa Jogja 2006: Idham Samawi Merasa Tak Berdaya

1. Monumen Gempa Potrobayan dibangun untuk mengenang peristiwa gempa 2006

MengenangMonumen Gempa Potrobayan. (IDN Times/Daruwaskita)

Monumen Gempa Potrobayan dibangun lebih kurang 300 meter dari pusat gempa yang berada pada tempuran sungai Opak dan Oya. Monumen tersebut dibuat dari batu andesit setinggi 1,5 meter.

Disamping kanan-kiri dan depan terdapat batu yang berisi prasasti yang ditandatangani Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Rektor UPN, dan Bupati Bantul Suharsono.

Monumen yang berada di ruang terbuka ini kini menjadi salah satu destinasi wisata bisa dikunjungi masyarakat untuk mengenang gempa bumi 2006 silam. Lokasinya juga terbilang sejuk karena tak jauh dari sungai dan dikelilingi pohon yang rindang.

"Banyak wisatawan yang mampir ke monumen ini terutama saat akhir pekan. Sambil gowes mereka mampir untuk melihat monumen dan mengabadikan dengan ponsel yang dimilikinya," kata Suwarno, warga Padukuhan Potrobayan, Kamis (27/5/2021).

2. Tak jauh dari Monumen Gempa Potrobayan merupakan pusat gempa bumi 27 Mei 2006‎

Kepala Pelaksana BPBD Bantul, Dwi Daryanto secara simbolis bagikan masker kepada pedagang pasar Pundong. IDN Times/Daruwaskita

Kepala BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto, mengatakan Monumen Potrobayan dibangun pada saat peringatan 10 tahun Gempa Jogja, tepatnya pada 2016 silam. 

"Jadi pasca gempa 27 Mei 2006, ketika warga mendengar suara "glung" pasti disusul dengan gempa. Suara tersebut diduga dari sumber gempa bumi 27 Mei 2006," ujarnya.

Pada acara peringatan 15 tahun gempa bumi yang melanda Bantul, Monumen Gempa Potrobayan kembali dipilih sebagai lokasi untuk diadakan sarasehan dengan sejumlah tokoh masyarakat dan juga pelaku sejarah lainnya.

"Ada Pak Idham yang dahulu Bupati Bantul saat gempa bumi 2006 berlangsung, ada Pak Joko Purnomo, Wakil Bupati Bantul saat ini dan juga Ketua DPRD Bantul ketika gempa bumi melanda 2006 silam dan masih banyak tokoh lainnya," ujarnya.

Baca Juga: Peringatan 15 Tahun Gempa Bumi, 57 Detik Guncang Yogyakarta 

Berita Terkini Lainnya