TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kesabaran Buahkan Hasil, Wisata Bantul Mulai Bergeliat saat Pandemik  

Saat ini pemasukan dari sektor pariwisata tembus Rp6 miliar

Seribu Batu Songgo Langit (Instagram.com/hansptra.hm)

Bantul, IDN Times - ‎Jumlah kunjungan wisata di Bantul menurun tajam di masa pandemik. Salah satunya terjadi di tempat wisata Dlingo yang harus ditinggalkan lebih dari 300 persen pengunjungnya di masa pandemik. 

Perlahan tapi pasti, obyek wisata di Bantul mulai berbenah. Beberapa inovasi mulai dilakukan agar wisatawan tak bosan berkunjung.

Baca Juga: Upacara Melasti Dongkrak Kunjungan Wisata ke Bantul

Baca Juga: Objek Wisata Tutup, Pelaku Wisata di Dlingo Bantul Utang Kanan-Kiri

1. Sebelum pandemik, kunjungan wisata ke Dlingo tembus 2,4 juta orang‎

Ketua Koperasi Notowo, Purwo Harsono.(IDN Times/Daruwaskita)

Ketua Koperasi Notowono pengelola sejumlah objek wisata alam di Kapanewon Dlingo, Bantul, Purwoharsono mengatakan masyarakat yang menggantungkan hidup dari sektor pariwisata terpaksa kembali menjadi buruh bahkan harus menganggur akibat penutupan wisata. 

"Data pengunjung yang kami miliki pada tahun 2020 atau awal pandemik hanya dikunjungi 988.233 wisatawan. Pada tahun 2021, semakin parah dengan kunjungan wisatawan yang hanya mencapai 739.369 orang. Padahal kunjungan sebelum pandemik bisa mencapai 2,4 juta setahunnya," ujar Puwoharsono, Jumat (18/3/2022).

2. PPKM Level IV tahun 2021 wisata di Dlingo lumpuh total‎

Obyek wisata alam Puncak Becici. IDN Times/Daruwaskita

Pria yang akrab disapa Ipung ini mengakui pada tahun 2021 merupakan tahap terparah,  sebab pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM Level IV di Jawa dan Bali. Seluruh objek wisata ditutup sementara.

"Pada saat objek wisata ditutup sementara, praktis kita juga mengikuti aturan dengan menutup objek wisata. Gak ditutup saja tak ada wisatawan datang, wong penyekatan dimana-mana," ungkapnya.

Tak hanya penyekatan, syarat perjalanan juga dirasa memberatkan. Maka tak ada langkah lain selain hanya menjaga agar destinasi wisata tetap baik dengan anggaran yang tersisa.

"Lha buat inovasi apa? Wong duit juga gak punya. Pelaku wisata mau makan saja susah," terangnya.

3. Uji coba pembukaan jadi angin segar pelaku wisata di Dlingo‎

Uji coba pembukaan objek wisata di Pinus Asri. (IDN Times/Daruwaskita)

Angin segar mulai dirasakan saat pemerintah melakukan uji coba pembukaan objek wisata secara terbatas di DIY. Dlingo terpilih menjadi salah satu objek wisata yang dapat dibuka secara terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Kita mulai buka satu objek wisata untuk uji coba, meski hasilnya jauh dari harapan dan wisatawan yang datang hanya lokal saja," terangnya.

"Memang saat uji coba pembukaan objek wisata kita juga didukung anggaran dari pemerintah untuk menyiapkan pendukung prokes, meski dengan anggaran yang tersisa dari koperasi kita juga berusaha menyiapkan fasilitas untuk menunjang prokes," tambah Ipung.

Memasuki akhir bulan Desember 2021 dengan kasus harian COVID-19 yang terus melandai, jumlah pengunjung terus meningkat meski belum sampai 50 persen kunjungan sebelum pandemik berlangsung.

"Data kunjungan dari bulan Januari hingga pertengahan minggu ke dua bulan Maret ini ada 268.082 orang," terangnya.

Pihaknya saat sudah mulai bisa menciptakan inovasi baru agar wisatawan tidak merasa bosan. Namun untuk menggelar acara yang melibatkan banyak orang belum dapat dilakukan. 

"Gak mungkin mengadakan konser musik atau kegiatan budaya yang melibatkan orang banyak, karena pasti berbenturan dengan aturan yang ada. Kita terus berbenah agar wisatawan tetap aman, nyaman dan bisa menikmati alam sepuas-puasnya saja," pungkasnya

4. Selama 2,5 bulan pendapatan dari sektor pariwisata di Bantul tembus Rp6 miliar‎

Kepala Seksi Promosi dan Pelayanan Informasi Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Adi. (dok. istimewa)

Setali tiga uang, kondisi pengunjung objek wisata yang di kelola oleh Pemkab Bantul yang sebagian besar adalah objek wisata pantai juga terpuruk. Pada tahun 2021, kunjungan wisata ke Bantul hanya mencapai 1,4 juta wisatawan. Artinya masih jauh dari angka sebelum pandemik yang bisa menembus di atas tiga juta wisatawan dengan pendapatan mencapai Rp31miliar.‎

"Objek wisata milik pemerintah ditutup berbulan-bulan pasti dampaknya pengunjung akan drop dan pendapatan dari sektor pariwisata juga jatuh. Sudah mati suri," ujar Kepala Seksi Promosi dan Informasi, Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Adi.

Angin segar bagi dunia pariwisata di Kabupaten Bantul baru dirasakan sejak akhir tahun hingga awal tahun 2022. Saat pemerintah mulai memberikan kelonggaran.

"Jadi 2,5 bulan ini dari sektor wisata saja bisa memberikan pemasukan bagi Pemkab Bantul mencapai Rp 6 miliar sendiri," katanya.

Baca Juga: Migor Mahal, Perajin Minyak Kelapa di Bantul Kecipratan Rejeki

Berita Terkini Lainnya