TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fauna Jadi Maskot dan Identitas di Daerah Istimewa Yogyakarta 

Tiap kota dan kabupaten di DIY miliki faunanya sendiri

Burung Tekukur identitas Kota Yogyakarta (pixabay.com/Marc Pascual)

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang selama ini terkenal sebagai Kota Gudeg dan Kota Pendidikan, ternyata masih menyimpan beragam hal menarik yang belum diketahui banyak orang.

Di antaranya Kabupaten dan Kota di DIY memiliki fauna identitas sebagai satwa khas dan maskot. Berikut daftar satwa atau binatang yang ditetapkan sebagai fauna identitas kota dan kabupaten di wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yuk, cari tahu informasinya di bawah ini!

1. Kota Yogyakarta 

Burung Tekukur identitas Kota Yogyakarta (pixabay.com)

Kota Yogyakarta menjadi salah satu kota di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki fauna sebagai identitas kota. Berdasarkan Keputusan Walikotamadya Yogyakarta, Nomor 2 tahun 1998, fauna identitas Kota Yogyakarta adalah burung Tekukur atau Merbuk atau Streptopelia Chinensis Tigrina. Dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai Spotted Dove.

Ciri-ciri burung Tekukur biasanya memiliki tubuh berukuran sedang, panjang sekitar 30 cm, dan memiliki bulu berwarna cokelat kemerahan, serta ekor yang memanjang, dengan bulu ekor terluar warna putih menebal. Sedangkan pada bulu sayap lebih gelap daripada bulu tubuh. Pada bagian sisi leher terdapat garis-garis atau bercak-bercak hitam khas yang tampak jelas. Iris jingga, paruh berwarna hitam keabuan, sedangkan kakinya berwarna merah.

Burung Tekukur memiliki suara merdu dan bentuk tubuh yang indah inilah yang mampu memberikan suasana kedamaian dan kenyamanan bagi yang siapa saja yang mendengar. Selain itu, burung ini menjadi kesayangan para pangeran di lingkungan Keraton Yogyakarta. Mendengar suara burung tekukur diharapkan orang akan teringat dan terikat kepada Kota Yogyakarta.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Wisata Dekat Plunyon Kalikuning Sleman yang Lagi Viral

2. Kabupaten Bantul 

Burung Puter sebagai identitas Kabupaten Bantul (cdn.kibrispdr.org)

Kabupaten Bantul juga memiliki fauna identitas yang berupa Dederuk Jawa atau burung Puter (Streptopelia bitorquata) yang dalam bahasa Inggris sering disebut sebagai Island Collared Dove. Fauna ini telah ditetapkan sebagai identitas Kota Bantul berdasarkan Keputusan Bupati Bantul Nomor 567/B/Kep/BT/1998.

Burung Puter memiliki ukuran tubuh sedang (30 cm), ekor panjang, berwarna cokelat kemerahan. Burung ini mirip dengan tekukur biasa (Streptopelia Chinensis). Perbedaannya terletak pada warna bulu di kepala lebih abu-abu, bercak hitam pada sisi leher bertepi putih, tidak berbintik putih. Bagian tengah, burung Puter membujur dari bulu ekor cokelat, pada kedua sisi bulu ekor berwarna abu-abu dengan tepian lebih putih. Burung ini memiliki iris berwarna jingga, paruh hitam dengan pangkal warna merah, dan kaki berwarna merah sedikit keunguan.

Burung ini bisa ditemukan juga di Filipina, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. Di DIY persebaran burung ini merata di seluruh wilayah Kabupaten dan Kota. Burung puter menjadi hewan kesayangan di berbagai kalangan masyarakat.

3. Kabupaten Kulon Progo

Burung Kacer sebagai identitas Kabupaten Kulonprogo (Instagram.com/kacermanianusantara)

Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu kabupaten di DIY yang memiliki fauna Identitas berupa burung kacer (Copsychus Saularis). Burung ini biasanya disebut sebagai burung Kucica Kampung, Murai, Murai Kampung yang dalam bahasa Inggris sering disebut Oriental Magpie Robin.

Burung Kacer merupakan Fauna Identitas Kabupaten Kulon Progo berdasarkan Surat Keputusan Bupati Nomor 599 tahun 1998 tentang Penetapan Flora dan Fauna Identitas Kabupaten Kulon Progo.

Burung Kacer adalah salah satu burung kicau di Indonesia yang cukup banyak penggemarnya, selain itu pangsa pasar juga cukup bagus sehingga harga di pasaran cukup stabil. Burung Kacer memiliki beberapa jenis di antaranya adalah Kacer Lokal (Kacer Jawa), Kacer Kalimantan, Kacer Poci, Kacer Blorok, dan Kacer Madagaskar.

Di Kabupaten Kulon Progo, burung Kacer sudah jarang ditemui di tempat-tempat terbuka seperti kebun, hutan kota, taman, dan lainnya. Justru, burung ini sering dijumpai di rumah-rumah penduduk sebagai burung peliharaan, karena suaranya yang merdu. Semoga burung Kacer bisa berkembang biak secara alamiah di wilayah Kulon Progo, sehingga kelestariannya sebagai fauna identitas tetap terjaga.

Baca Juga: 6 Lokasi Prewedding Outdoor di Kulon Progo, Lanskap Memukau!

4. Kabupaten Sleman 

Burung Panglor sebagai identitas Kabupaten Sleman (Instagram.com/delanggubirdfarm)

Kabupaten Sleman miliki fauna identitas yang sering disebut dengan burung Anis merah atau Punglor merah (Zoothera citrina). Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Orange-headed Thrush. Burung ini memiliki bulu yang indah dan memiliki habitat di hutan sekunder dataran rendah dan dataran yang memiliki ketinggian hingga 900 mdpl.

Burung Punglor sekilas mirip dengan Murai Batu. Burung ini memiliki panjang tubuh 15-20 cm dengan alis mata hitam, berparuh ramping tajam, dan warna bulu cokelat kekuningan pada bagian kepala sampai perut. Burung ini memiliki warna hitam keabuan pada bulu di punggung hingga ekor bagian atas. Sementara itu, pada sisi sayap bagian depan dan ekor bagian bawah berwarna putih.

Di Sleman, burung Punglor memiliki habitat di kebun salak pondoh. Popularitas burung Punglor semakin langka, untuk itu burung ini ditetapkan sebagai fauna identitas Kabupaten  Sleman sebagai upaya untuk membangun rasa memiliki warga masyarakat. Burung ini merupakan fauna asli Indonesia yang penyebarannya sudah Pakistan, Cina, Myanmar, Thailand, Kepulauan Sunda Besar, Kamboja dan Malaysia. 

Verified Writer

Alicia Diahwahyuningtyas

To be beautiful means to be yourself. You don't need to be accepted by others. You just need to accept yourself

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya