Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo.(IDN Times/Daruwaskita)

Bantul, IDN Times - ‎Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul menegaskan jumlah kapanewon yang masuk zona merah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) hingga saat ini mencapai 6 dari 17 kapanewon di Bumi Projotamansari.

"Enam kapanewon kita tetapkan sebagai zona merah PMK di antaranya Kapanewon Piyungan, Pleret, Pundong, Kretek, Imogiri dan Jetis," terang Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, Senin (26/6/2022).

1. Sebanyak 50 ekor ternak terpaksa dipotong, 10 ekor mati terpapar PMK‎

Ilustrasi ternak sapi untuk kurban.(ist)

Menurutnya hingga hari Senin (26/6/2022) jumlah ternak yang terpapar PMK terus bertambah yakni mencapai 2.109 ekor ternak, kemudian ternak mati 10 ekor, kasus ternak potong paksa 50 ekor dan ternak yang sembuh PMK 293 ekor sapi dan 19 ekor ternak domba.

"Jumlah ternak yang mati bertambah dari enam kasus menjadi 10 kasus. Dipotong paksa dari 29 ekor ternak menjadi 50 ekor ternak," ucapnya.

2. Terima 300 dosis vaksin‎

Peternak beri makanan tambahan untuk sapi.(daruwaskita)

Joko menjelaskan pihaknya juga memastikan akan mendapatkan 300 dosis vaksin PMK yang akan mulai didistribusikan pada pekan depan. Ternak yang akan mendapatkan distribusi vaksin PMK adalah ternak yang berada di zona hijau atau tidak terdapat kasus PMK. Namun jika tidak ada, maka menyasar pada ternak yang berada di daerah yang kasus PMK sedikit.

"Jumlah populasi sapi di Bantul sekitar 70 ribuan ekor dan 300 dosis vaksin PMK hanya untuk 0,4 persennya dari populasi sapi yang ada," katanya.

3. Peternak jangan hanya tergantung dengan DKPP Bantul

Ternak sapi di kandang kelompok. (IDN Times/Daruwaskita)

Lebih jauh, Joko Waluyo berharap upaya untuk menekan penularan wabah PMK ini, pihaknya berusaha menggandeng seluruh dokter di puskewan di Bantul dengan melakukan perawatan, pemberian obat-obatan, dan isolasi agar tidak menular kepada ternak yang masih sehat.

"Namun kita mengimbau kepada peternak tidak saja menggantungkan kepada dinas karena pengobatan PMK itu tidak hanya sekali sehingga usaha peternak untuk menjaga ternaknya tetap sehat sangat penting. Ternak yang sudah terkena PMK bisa diberi obat-obatan tradisional atau obat-obat lainnya," tuturnya.‎

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team