4 Kabupaten DIY Siaga Darurat Kekeringan, 25 Juta Liter Air Disalurkan

Yogyakarta, IDN Times - Sebanyak empat kabupaten di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menetapkan status siaga darurat kekeringan sebagai imbas musim kemarau panjang tahun ini.
"Sudah empat kabupaten yang menyatakan siaga darurat," kata Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY Lilik Andy Aryanto di kantornya, Kota Yogyakarta, Kamis (19/10/2023).
Lilik menuturkan, keempat daerah yang berstatus siaga darurat kekeringan yakni Gunungkidul, Bantul, Kulon Progo, dan Sleman.
1. Puluhan kelurahan krisis air bersih

Lilik menyebut, dari empat kabupaten itu tercatat puluhan kelurahan di puluhan kecamatan yang terdampak bencana kekeringan meterorologis kekurangan air bersih.
Rinciannya 56 kelurahan di 15 kecamatan di Gunungkidul, 14 kelurahan di 8 kecamatan di Bantul, 5 kelurahan di 4 kecamatan di Sleman, dan 17 kelurahan di 7 kecamatan di Kulon Progo.
2. Sebanyak 25 juta liter air bersih terdistribusi

Distribusi atau dropping air bersih ke wilayah terdampak telah dilakukan melalui Dinsos, BPBD masing-masing setempat, pemerintah kecamatan, serta BBWS Serayu Opak.
"Kemudian juga balai prasarana wilayah Yogyakarta, serta beberapa lembaga termasuk PMI dan beberapa lembaga yang donasinya cukup banyak dari pihak swasta," jelasnya.
Terhitung total 25 juta liter lebih air bersih telah tersalurkan ke empat wilayah darurat kekeringan. Rinciannya, 19.190.000 liter ke Gunungkidul, 3.475.000 liter ke Bantul, 1.710.000 liter ke Kulon Progo, dan 1.011.000 ke Sleman.
3. Pembuatan sumur bor dan pemeliharaan 25 embung

Bentuk penanganan lain dari bencana kekeringan ini adalah pembuatan sumur bor oleh Dinas PUPESDM DIY sebanyak 23 titik lokasi di Kulon Progo, Gunungkidul dan Sleman. Selain itu upaya pemeliharaan 25 embung yang ada di bawah pengelolaan Dinas PUPESDM DIY.
"Gunungkidul ada sembian lokasi, Sleman delapan, Kulon Progo empat, Bantul tiga, dan Yogya satu," katanya.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY mengedukasi pola tanam agar warga menyesuaikan saat musim kemarau . "Terutama di wilayah rawan kekeringan dengan harapan musim kemarau tetap produktif dan meminimalisir dampak ikutan lainnya," jelasnya.
Dikatakan Lilik, pencatatan dan monitoring serta evaluasi dilakukan selama masa tanggap darurat untuk memastikan penanganan kekeringan tertangani secara baik.