Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

2 Puskesmas di Kota Jogja Ditutup, Nakes Terkena COVID saat Tracing

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Sukma Shakti)

Yogyakarta, IDN Times - Pemerintah Kota Yogyakarta menutup sementara dua puskesmas di wilayahnya. Penutupan disebabkan beberapa tenaga kesehatan dari fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dinyatakan positif COVID-19 saat melakukan proses tracing kontak.

Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengungkap alasan di balik penutupan sementara kedua puskesmas tersebut disebabkan beberapa tenaga kesehatan di dua fasyankes terkonfirmasi COVID-19.

"Dua puskesmas sementara menutup pelayanan selama tiga  hari, karena memang beberapa dokter dan perawat, analis dan surveilans terpapar ketika mereka melakukan tracing," ujar Heroe dalam keterangannya, Sabtu (19/9/2020).

 

1. Ditutup selama tiga hari

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi. IDN Times/Tunggul Damarjati

Dua fasyankes tersebut adalah Puskesmas Wirobrajan dan Puskesmas Gedong Tengen. Keduanya ditutup mulai tanggal 19 September hingga 21 September 2020.

"Saat ini, pelayanan di dua puskesmas masih dilayani di puskesmas lainnya yang terdekat," kata Heroe Poerwadi.  

2. Terpapar saat melakukan tracing

Ilustrasi virus corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Di Puskesmas Wirobrajan, setidaknya terdapat dua dokter, tiga bidan, dan tiga analis terkonfirmasi corona. Hasil penelusuran kontak, terdapat tambahan kasus lain yang masih berkaitan.

"Yang Puskesmas Gedong Tengen satu bidan positif, tapi kontak erat dengan empat dokter, lima bidan, dan lima surveilans ketika makan siang di kantin. Dan ketika makan otomatis buka masker," lanjut dia.

Dokter, bidan, dan surveilans yang masuk dalam kriteria riwayat kontak erat ini sudah menjalani uji usap atau tes swab dan masih menunggu hasilnya.

3. Perbanyak pelatihan deteksi

Tenaga kesehatan memakai Alat Pelindung Diri (APD) mengambil tes swab dari pekerja pabrik tepung, di tengah penyebaran penyakit virus korona (COVID-19) di desa Moriya pinggiran kota Ahmedabad, India, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Lebih jauh, Heroe menjelaskan pihaknya berencana menambah program pelatihan deteksi infeksi virus SARS-CoV-2 kepada para tenaga puskesmas maupun tenaga kesehatan lainnya.

Hal ini guna mengantisipasi kekurangan para tenaga kesehatan, lantaran ada sebagian yang harus diistirahatkan.

"Sehingga bisa mempunyai kemampuan surveilans dan swab," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tunggul Damarjati
EditorTunggul Damarjati
Follow Us