TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PBB Dorong Jembatani Kesenjangan Digital Pria dan Perempuan

Pria dan perempuan masih timpang di bidang teknologi

Perwakilan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia, Valerie Julliand. (Dok. Fisipol UGM)

Sleman, IDN Times - Perwakilan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Indonesia, Valerie Julliand, menyoroti pentingnya mendobrak stereotip, bias, dan hambatan struktural dalam mewujudkan kesetaraan gender. Salah satu yang diupayakan adalah menutup kesenjangan dalam akses dan keterampilan digital.

Hal tersebut disampaikan Valerie Julliand saat memberikan kuliah umum tentang ketidaksetaraan gender yang semakin meningkat, termasuk kesenjangan digital antara laki-laki dan perempuan. Tema yang diangkat dalam diskusi bersama mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UGM tersebut yaitu 'DigitALL: Inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender'. Kegiatan tersebut juga dilangsungkan dalam rangka peringatan Hari Perempuan Internasional.

1. Masih ada ketimpangan antara pria dan wanita

Ilustrasi Wanita-Pria (IDN Times/Arief Rahmat)

Di Indonesia, menurut Survei Sosial Ekonomi Nasional 2020, secara nasional, persentase lulusan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) di perguruan tinggi masih rendah yaitu 32 persen, dan didominasi oleh lulusan laki-laki. Menurut UNESCO, 61 persen perempuan mempertimbangkan stereotip gender saat mencari pekerjaan. Sebanyak 50 persen perempuan tidak tertarik untuk bekerja di bidang STEM karena dominasi pria.

Sementara itu, secara global, pria 21 persen lebih sering online dibandingkan perempuan. Di industri teknologi, pria lebih banyak daripada perempuan dengan perbandingan dua banding satu. Pada bidang Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence), perbandingannya lebih buruk lagi, yaitu lima banding satu.

Baca Juga: Psikolog UGM Flexing Tunjukkan Harga Diri Seseorang Lemah 

2. Upaya mengurangi ketimpangan

Ilustrasi Emansipasi Wanita (IDN Times/Mardya Shakti)

Untuk mengatasi masalah ini, PBB menyerukan tindakan di beberapa bidang, termasuk menutup semua kesenjangan dalam akses dan keterampilan digital. Menghilangkan hambatan sistemik dan mendukung partisipasi dan kepemimpinan perempuan dan anak perempuan dalam pendidikan dan karier STEM, menciptakan teknologi yang memenuhi kebutuhan perempuan dan anak perempuan, dan mengatasi kekerasan berbasis gender yang difasilitasi oleh teknologi.

"Sistem PBB di Indonesia bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menyediakan akses ke pengembangan keterampilan kewirausahaan
digital. Memperkuat dan mendorong lingkungan yang mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan, serta mempromosikan perempuan dan anak perempuan dalam STEM dan inkubator inovasi, dan terus menerus menumbuhkan para pejuang perubahan," kata Julliand, Selasa (7/3/2023).

Baca Juga: CfDS UGM: Pemilu 2024 Masih Terancam Praktik Buzzer Politik

Berita Terkini Lainnya