Kenapa Jomblo Rentan Depresi? Ini 5 Faktanya!

- Orang yang belum menikah memiliki risiko depresi lebih tinggi dibandingkan yang menikah
- Pria yang belum menikah lebih rentan terkena depresi dibandingkan wanita karena kurangnya dukungan emosional
- Status jomblo berdampak lebih terasa di negara Barat, orang dengan pendidikan tinggi, dan gaya hidup berisiko
Saat ini, hidup sebagai anak muda memang penuh tantangan. Mulai dari urusan kuliah atau pekerjaan, persahabatan, hingga soal cinta yang kadang bikin galau. Bagi sebagian orang, punya pasangan bisa jadi bagian penting dalam hidup, bahkan dianggap bisa bikin hidup lebih bahagia. Tapi, pernah kepikiran nggak sih, kalau ternyata status jomblo atau belum menikah bisa bikin kita lebih rentan kena depresi?
Baru-baru ini, penelitian yang diterbitkan di Nature Human Behaviour mengungkap kalau orang yang belum menikah punya risiko depresi lebih tinggi dibandingkan yang menikah. Penelitian ini dilakukan di tujuh negara dengan melibatkan 541 juta orang! Artinya, hasilnya cukup bisa dipercaya. Penasaran kenapa status jomblo bisa bikin rentan depresi? Yuk, simak 5 faktanya berikut ini!
1. Hubungan sosial itu penting buat kesehatan mental

Untuk menjaga kesehatan mental, hubungan sosial yang stabil dan positif sangatlah penting. Menurut penelitian, punya pasangan hidup yang suportif bisa jadi pelindung dari depresi karena kita punya seseorang yang selalu ada buat mendukung, mendengarkan, dan berbagi beban. Saat kamu belum menikah atau nggak punya pasangan, dukungan ini mungkin lebih sulit didapatkan.
Apalagi kalau kita termasuk orang yang gampang merasa kesepian atau kangen sosok yang dekat secara emosional. Rasa sepi ini ternyata nggak cuma bikin galau, tapi juga bisa meningkatkan risiko depresi. Jadi, nggak heran kalau mereka yang menikah cenderung merasa lebih tenang dan stabil secara emosional.
2. Pria lebih rentan depresi saat jomblo dibanding wanita

Salah satu hasil menarik dari penelitian ini adalah pria yang belum menikah ternyata lebih rentan terkena depresi dibandingkan wanita. Kenapa bisa begitu? Ternyata, hal ini mungkin karena pria cenderung lebih jarang curhat atau berbicara soal masalah emosional mereka dibandingkan wanita. Mereka lebih sering menahan perasaan dan menghindari menunjukkan kelemahan.
Ketika ada masalah atau stres, mereka mungkin juga enggan mencari dukungan emosional dari teman atau keluarga. Karena itu, tanpa dukungan pasangan yang bisa membantu menguatkan, pria lebih mudah merasa kesepian dan depresi. Jadi, buat para pria, nggak ada salahnya untuk mulai terbuka dengan orang-orang terdekat. Mencari dukungan emosional nggak bikin kamu lemah, kok!
3. Status jomblo lebih "berat" di negara Barat

Mungkin kita berpikir, “Ah, di Indonesia atau negara Asia lainnya, jomblo ya jomblo aja.” Tapi menariknya, penelitian ini menemukan kalau dampak status jomblo terhadap depresi lebih terasa di negara-negara Barat dibandingkan negara-negara Timur, seperti Indonesia atau Korea.
Di negara-negara Barat, ada tekanan sosial yang cukup tinggi untuk “settle down” atau memiliki pasangan hidup di usia tertentu. Sementara itu, di negara-negara Timur, keluarga dan dukungan sosial lainnya lebih banyak tersedia bahkan bagi yang belum menikah. Jadi, kalau di negara Barat orang merasa kesepian saat nggak punya pasangan, di Asia, kita masih punya lingkungan keluarga atau teman dekat yang bisa menemani dan mendukung secara emosiona
4. Pendidikan tinggi bisa bikin lebih rentan depresi saat jomblo

Nah, ini cukup mengejutkan. Penelitian tersebut juga mengungkap kalau orang dengan pendidikan tinggi punya risiko lebih besar terkena depresi saat belum menikah dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah. Kenapa bisa begitu? Salah satu alasannya mungkin adalah ekspektasi dan tekanan yang lebih tinggi terhadap orang-orang berpendidikan tinggi, terutama dalam hal karier dan pencapaian hidup.
Orang dengan pendidikan tinggi seringkali merasa harus mencapai standar tertentu, termasuk dalam hal percintaan dan pernikahan. Ketika mereka belum memenuhi “target” hidup tersebut, rasa kecewa atau tekanan batin bisa muncul dan memicu depresi. Jadi, buat kamu yang lagi galau soal pencapaian hidup, ingatlah bahwa semua orang punya jalan hidup masing-masing. Jangan biarkan ekspektasi sosial bikin kamu stres berlebihan!
5. Gaya hidup berisiko bikin depresi makin parah

Selain soal status pernikahan, penelitian ini juga menemukan bahwa gaya hidup berisiko, seperti merokok dan minum alkohol, bisa memperburuk gejala depresi pada orang yang belum menikah. Kebiasaan ini sering dianggap cara untuk melarikan diri dari stres atau rasa kesepian. Sayangnya, efeknya malah bisa membuat kondisi kesehatan mental kita semakin buruk.
Minum alkohol berlebihan dan merokok bisa bikin kondisi fisik dan mental makin buruk. Bukannya merasa lebih baik, kamu malah bisa makin depresi. Jadi, daripada lari ke kebiasaan buruk, cari kegiatan positif yang bisa bikin kamu bahagia dan mengalihkan pikiran, seperti olahraga, menekuni hobi, atau sekadar ngobrol dengan teman.
Pada akhirnya, punya pasangan atau nggak, menikah atau belum, bukan satu-satunya faktor yang menentukan kebahagiaan kita. Penting untuk terus mencintai diri sendiri dan membangun hubungan positif dengan orang-orang di sekitar. Cobalah untuk fokus pada hal-hal yang bisa membuat kamu bahagia dan merasa puas dengan diri sendiri.