Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mengenal Siti Hinggil, Singgasana Sultan Keraton Jogja

Potret Siti Hinggil (kratonjogja.id)
Intinya sih...
  • Siti Hinggil adalah kompleks bangunan penting di Keraton Yogyakarta yang digunakan untuk menyambut tamu penting dan pelantikan sultan.
  • Dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VIII dengan struktur yang mewah, Siti Hinggil berfungsi sebagai tempat Sultan saat miyos dan siniwaka.
  • Terdiri dari delapan bangunan dan satu struktur sakral, Siti Hinggil memiliki fungsi dan hierarki tertentu dalam kegiatan keraton, seperti upacara kebesaran dan penyimpanan pusaka keraton.

Keraton Yogyakarta merupakan istana sekaligus kediaman bagi Sri Sultan menempati tanah seluas 14 ribu meter persegi. Dalam tanah tersebut, terdapat berbagai bangunan penting dan bersejarah, salah satunya adalah Siti hinggil. 

Siti Hinggil digunakan untuk menyambut tamu-tamu penting keraton hingga pelantikan sultan, lho. Supaya tahu lebih lanjut mengenai Siti Hinggil, yuk simak penjelasannya berikut ini!

1. Sejarah pembangunan Siti Hinggil

Denah Kraton Jogja (kratonjogja.id)

Siti Hinggil merupakan kompleks bangunan pada halaman yang letaknya di antara dua buah bangsal, yaitu Pagelaran di sisi utara dan Bangsal Witana di sebelah selatan. Dikutip dari laman Dinas Kebudayaan DIY, Siti Hinggil atau Sitinggil memiliki makna "tanah yang ditinggikan" sehingga dapat dilihat dan melihat. 

Sebelum pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII, Siti Hinggil cukup sederhana bentuknya. Kemudian oleh sultan kedelapan tersebut dilakukan pembangunan yang lebih mewah. Hal ini dapat dibuktikan dengan tahun pembuatannya yang dari candra sengkala memet berupa dua ekor naga dengan penutup kepala atau kuluk raja di antara sulur-suluran bunga. 

Mengutip laman Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sangkalan tersebut dibaca “Pandhita Cakra Naga Wani” yang artinya angka tahun 1857 Jawa. Sedangkan tahun masehi dengan surya sengkala memet disebut “kumbang, tangan, dan suluran bunga” yang dapat dibaca  “Gana Asta Kembang Lata”, yang artinya tahun 1926.

2. Fungsi Siti Hinggil

Ilustrasi Keraton Yogyakarta. (Pixabay)

Karena letaknya yang ditinggikan daripada permukaan lain, Siti Hinggil berfungsi sebagai tempat untuk Sultan kala miyos (meninggalkan kediamannya) dan saat siniwaka ketika Sultan duduk di singgasana). 

Dan menurut laman Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Bangunan Siti Hinggil dibuat dari kerangka besi dan ditopang dengan kolom besi cor yang didatangkan dari Negeri Belanda. Dan berdasarkan identifikasi kolom-kolom tiang besi yang ada di Keraton Yogyakarta, mereka merupakan hasil produksi pabrik Eindthoven tahun 1875 atau masa pemerintahan Hamengku Buwana VI.

3. Struktur Siti Hinggil menurut hierarkinya

Potret Siti Hinggil (kratonjogja.id)

Mengutip dari Dinas Kebudayaan DIY, terdapat delapan bangunan dan sebuah struktur yang diurutkan berdasarkan hierarki fungsi bangunan dalam teras Siti Hinggil, yaitu: 

  • Bangsal Siti Hinggil terletak di sisi selatan Tarub Agung dan menghadap utara. Fungsinya sebagai tempat para pangeran dan tamu sultan duduk saat diselenggarakan upacara-upacara kebesaran.
  • Bangsal Manguntur Tangkil adalah bangunan sakral. Di sini adalah tempat singgah sana sultan pada saat penobatan atau pada saat keraton menyelenggarakan upacara penting seperti pisowanan, garebeg dal, dan sebagainya.
  • Bangsal Witana berfungsi sebagai tempat meletakkan pusaka keraton pada saat diadakannya upacara jumenengan sultan atau pada waktu upacara garebeg tahun.
  • Tarub agung merupakan tempat untuk menunggu bagi para tamu sultan zebelum bersamaan masuk ke keraton.
  • Bale Bang berfungsi untuk menyimpan Gamelan Sekaten. Sedangkan Bale Angun-Angun untuk menyimpan tombak pusaka Kanjeng Kyai Sura Angun-Angun.
  • Bangsal Kori barat dan timur awalnya berfungsi sebagai tempat untuk penjagaan Abdi Dalem Gandhek reh Kawedanan Gedhong Tengen dan Kawedanan Gedhong Kiwa, lalu berubah menjadi pacaosan atau tempat berjaga Abdi Dalem Penongsong.
  • Renteng Mentog Baturana atau yang juga dikenal dengan nama Kelir Renteng Baturana, Gapura Buntu, atau Kori Renteng. Ini berupa tembok kelir di jalan masuk menuju Siti Hinggil dari selatan

Segala hal tentang Keraton Jogja memang menarik buat dikulik, ya. Apalagi kini sudah tahu lebih lanjut tentang siti hinggil yang merupakan bangunan bersejarah, jadi makin kagum!

Share
Topics
Editorial Team
Dyar Ayu
Paulus Risang
Dyar Ayu
EditorDyar Ayu
Follow Us