Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kenapa Gudeg Harganya Mahal? Ternyata Ini Alasannya

Ilustrasi gudeg (commons.m.wikimedia.org/Indonesiagood)
Intinya sih...
  • Seiring meningkatnya popularitas, harga makanan khas Jogja seperti gudeg ternyata tak semurah yang dibayangkan oleh banyak wisatawan.
  • Beberapa faktor yang membuat harga gudeg mahal antara lain penggunaan ayam kampung, kelangkaan bahan baku nangka muda, dan proses pembuatan yang rumit.
  • Gudeg yang dijual di restoran atau warung legendaris biasanya memiliki branding dan ciri khas tersendiri sehingga harganya pun lebih mahal.

Banyak wisatawan yang berpendapat bahwa biaya makan di Jogja, terutama makanan khas seperti gudeg, tak semurah yang dibayangkan. Seporsi gudeg dengan lauk telur biasanya dihargai sekitar Rp20 ribuan, sementara jika ditambah ayam, harganya bisa melebihi Rp30 ribu. Keresahan ini menimbulkan pertanyaan, mengapa gudeg bisa semahal itu?

Gudeg sendiri sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam dan awalnya merupakan makanan rakyat biasa, bukan hidangan untuk kalangan bangsawan. Lantas, kenapa gudeg harganya mahal? Jika ditelisik lebih dalam, beberapa faktor ini mungkin menjadi alasannya.

1. Menggunakan ayam kampung

ilustrasi ayam kampung muda (commons.wikimedia.org/Sakurai Midori)

Salah satu ciri gudeg enak adalah menggunakan ayam kampung dibanding ayam broiler sebagai lauknya. Harga ayam kampung sendiri cukup tinggi mengingat biaya pemeliharaannya yang lebih besar dan lama untuk menghasilkan ayam pedaging. 

Selain itu, ayam kampung dipelihara di luar ruangan yang dipercaya membuat lebih bahagia sehingga menghasilkan daging yang lebih berkualitas dibanding ayam broiler yang berada dalam ruangan tertutup hingga rawan stres. Dari segi harga, ayam kampung per kilogramnya berkisar Rp75 ribu sedangkan ayam broiler Rp40 ribuan. 

2. Bahan utama yang mulai langka

ilustrasi nangka muda (pexels.com/Mike Derkach)

Bahan utama dari gudeg adalah nangka muda. Sepuluh tahun lalu mungkin masih mudah menemukan pohon nangka di sekitar rumah, tapi kini kian sulit karena banyaknya lahan yang dibuka dan dijadikan perumahan. 

Sayangnya, pembukaan lahan ini tak dibarengi dengan penanaman pohon kembali sehingga berkurang pesat bahan baku gudeg tak terelakan. Meski gudeg pun tak melulu dari nangka muda, manggar misalnya, keberadaannya pun tak kalah terbatas. 

Dan seperti yang kita semua tahu, jika kebutuhan lebih besar daripada ketersediaan yang ada, kelangkaan akan terjadi. Nangka muda yang langka membuat harga jadi tinggi bahkan sebelum diolah. 

3. Proses pembuatan yang lama dan sarat makna

ilustrasi memasak (unsplash.com/Gaelle Marcel)

Salah satu alasan kenapa gudeg harganya mahal adalah karena proses pembuatannya yang rumit dan lama. Bahkan, bisa memakan waktu seharian untuk menciptakan rasa yang manis legit. 

Bukan sekadar memasak, tapi langkah demi langkah sampai jadi gudeg ini memiliki filosofi yang mengajarkan kesabaran, ketenangan, dan keikhlasan. Tak sedikit warung gudeg yang sampai saat ini masih menggunakan cara dan alat masak tradisional untuk mendapatkan rasa yang lebih klasik. Dan pemakaian alat masak ini biasanya lebih memakan waktu dan biaya, lho. 

4. Restoran yang sudah legendaris

Potret Menu Gudeg Yu Djum Yogyakarta (instagram.com/gudegyudjum)

Biasanya, gudeg yang mahal dijual di restoran atau warung yang sudah punya nama dan legendaris. Kenapa? 

Mereka yang legendaris terbukti bisa bertahan secara bertahun-tahun menjual menu yang sama yang menandakan masakannya enak. Selain itu mereka sudah punya branding atau ciri khas dari masakannya sehingga mudah dikenali dan jarang ada di tempat makan lain. 

Meski di beberapa tempat makan gudeg harganya mahal, asal nikmat dan lezat tentu tak ada salahnya buat jajan kan? Hitung-hitung self reward buat menyenangkan lidah, sekaligus menjaga warisan budaya sendiri!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dyar Ayu
Paulus Risang
Dyar Ayu
EditorDyar Ayu
Follow Us