Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pilih Konsumsi Udang Laut atau Udang Tambak? Ini Perbedaannya!

ilustrasi udang (pexels.com/Erik Mclean)

Apakah kalian tahu perbedaan udang yang berasal dari tambak dan laut? Tentunya cara hidup kedua jenis udang ini jauh berbeda dan itu berpengaruh bagi konsumen pencinta udang. 

Ternyata, dari dua jenis udang ini salah satunya memiliki kelebihan untuk dikonsumsi. Bukan hanya dari segi cita rasa, tapi ada beberapa perbedaan lainnya. Berikut penjelasannya!

1. Sumber makanan udang

ilustrasi udang tambak (pexels.com/Viet Chi Go)

Dari tempatnya hidup, tentu kedua jenis udang ini yaitu udang tambak dan udang laut jelas memiliki sumber makanan yang berbeda. Untuk udang laut, makanan bersumber dari plankton, dan hewan laut lainnya serta tumbuhan laut seperti ganggang.

Berbeda dengan udang laut, makanan udang tambak bergantung pada para petambak udang. Biasanya, diberi makan berupa rice bran, etan padi, biji jagung dan makanan lainnya yang diberi hingga tiga sampai empat kali dalam sehari. Pakan udang tambak juga dikontrol kandungannya seperti vitamin, protein, lemak dan karbohidrat sesuai dengan kebutuhan.

2. Karakteristik udang

ilustrasi udang (pixabay.com/allybally4b)

Pada umumnya, karakteristik udang tambak dan udang laut tidak jauh berbeda. Hanya saja udang yang kerap ditemukan di laut Indonesia seperti udang jerbung dan dogol, identik dengan warna yang hampir mirip.

Udang jerbung atau sering disebut udang putih dominan dengan warna putih kekuningan disertai bintik hijau. Sedangkan udang dogol atau disebut udang merah muda identik dengan warna cokelat bercampur merah muda pada bagian tubuhnya. Ukuran kedua jenis udang ini hanya berkisar antara 10 hingga 25 cm.

Sedangkan udang air tawar atau udang tambak memiliki karakteristik tubuh dengan ukuran berkisar antara 15 hingga 35 cm. Sementara udang galah dan udang windu memiliki ukuran yang besar dan identik dengan warna yang mencolok. Udang galah memiliki capit yang besar dan panjang.

3. Cita rasa

hidangan udang (pexels.com/Nadin Sh)

Udang laut seperti udang dogol dan jerbung, dikenal memiliki tekstur daging yang cenderung tebal dan bercita rasa manis. Selain rasa, umumnya udang laut dikenal dengan rasa dagingnya yang lebih gurih dibandingkan udang tambak. Hal ini disebabkan, udang laut sering diolah bersama dengan bumbu-bumbu atau rempah yang bercita rasa kuat.

Sedangkan udang tambak memiliki daging yang banyak dan bercita rasa lebih manis. Selain itu, dagingnya lebih lembut dan berkulit tipis. Udang jenis ini cocok diolah sebagai hidangan sederhana atau sebagai tambahan pada hidangan lainnya.

4. Harga udang

udang tambak udang laut (pexels.com/Amanda Martin)
udang tambak udang laut (pexels.com/Amanda Martin)

Perbedaan harga antara udang tambak dan udang laut berbeda di beberapa wilayah di Indonesia. Namun, berdasarkan sumber hidupnya, udang laut akan lebih sulit ditangkap sehingga mempengaruhi harga pasar. 

Berbeda dengan udang laut, udang tambak tidak sulit untuk diperoleh dan mudah dalam proses panennya. Hal ini tentu saja juga mempengaruhi harga jual.

5. Kualitas

ilustrasi udang (pixabay.com/manfredrichter)

Dilihat dari sumber hidup dan makanannya, udang tambak tentu lebih unggul. Berbeda dengan udang laut yang hidup liar dengan memakan organisme laut sehingga zat-zat yang terkandung tidak dapat dikendalikan, udang tambak hidup di tempat yang terjamin kebersihannya. Para petambak udang kerap mengganti air udang secara teratur. Makanan juga lebih bergizi sehingga mempengaruhi konsumen yang memakannya. Sehingga, kualitas udang tambak lebih terjamin.

Nah, sudah tahu kan perbedaan udang tambak dan udang laut. Jadi, kalian lebih suka yang mana nih untuk dikonsumsi?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mayang Ulfah Narimanda
Febriana Sintasari
Mayang Ulfah Narimanda
EditorMayang Ulfah Narimanda
Follow Us