Kenapa Berat Badan Naik Setelah Minum Kopi? Ini 3 Sebabnya

- Kopi membantu menurunkan berat badan dengan pembakaran kalori atau menekan nafsu makan.
- Penambahan krim, sirup, dan pemanis ke kopi dapat menyebabkan kelebihan kalori dan kenaikan berat badan.
- Konsumsi kopi sebelum tidur mengganggu tidur, meningkatkan hormon stres, dan keinginan untuk makanan tinggi gula dan lemak.
Kopi sering kali ditambahkan ke dalam menu diet untuk menurunkan berat badan. Beberapa penelitian menemukan, kopi membantu menurunkan berat badan dengan memicu pembakaran kalori atau menekan nafsu makan.
Melansir dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, minum empat cangkir kopi setiap hari dapat mengurangi lemak tubuh sekitar 4 persen. Namun, kopi dapat mempengaruhi setiap orang secara berbeda. Beberapa orang akan mengalami penurunan berat badan setelah minum kopi, tetapi beberapa lainnya mengalami kenaikan berat badan yang tidak disengaja dari konsumsi minuman berkafein ini.
Para ahli berpendapat, kenaikan berat badan seseorang setelah minum kopi disebabkan oleh beberapa hal. Yuk, simak ulasan dalam artikel berikut!
1. Bahan yang ditambahkan ke dalam kopi

Dikutip dari Eatingwell, apa yang ditambahkan ke dalam kopi memiliki peran penting pada manfaat minuman pahit ini. Menambahkan krim, sirup, dan pemanis ekstra dapat dengan mudah berkontribusi pada kelebihan kalori. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
"Meskipun latte atau frappuccino terasa lezat dan menyegarkan, minuman campuran ini mengandung lebih dari sekadar kopi," kata ahli diet dan nutrisi sekaligus pendiri Nutrition Undefined, Megan Rasmussen.
Menurut sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Pangan dan Gizi Polandia, konsumsi gula, terutama dalam minuman manis, dikaitkan dengan kenaikan berat badan dan obesitas. Oleh karena itu, perhatikan bahan apa saja yang kamu masukkan ke dalam kopi.
2. Kafein mempengaruhi kualitas tidur

Bukan hanya apa yang ditambahkan ke dalam kopi yang penting dalam manajemen berat badan, namun kapan waktu untuk minum kopi juga berpengaruh. Sebuah ulasan tahun 2018 yang diterbitkan dalam Risk Management and Healthcare Policy melihat hubungan antara asupan kopi dan tidur.
Para peneliti mencatat, ketika kopi dikonsumsi enam jam sebelum tidur, minuman pahit ini secara signifikan mengganggu tidur. Ini berarti, jika seseorang memiliki waktu tidur pukul 10 malam dan minum kopi pukul 2 siang, mereka mungkin mengalami kesulitan tidur. Pada gilirannya, mereka mungkin kehilangan satu atau dua jam untuk menutup mata.
Sebuah studi tahun 2018 yang diterbitkan dalam BMJ Open Sport & Exercise Medicine menemukan, ketika seseorang secara teratur tidur kurang dari tujuh jam per malam, mereka memiliki peningkatan risiko kenaikan berat badan. Efek ini mungkin disebabkan oleh peningkatan kadar ghrelin (hormon kelaparan), retensi garam, dan peradangan yang terkait dengan kurang tidur.
3. Kopi meningkatkan hormon kortisol

Saat tidur di malam hati, tubuh memproduksi dan melepaskan hormon yang disebut kortisol atau hormon stres yang membantu bangun di pagi hari. Hormon ini memainkan peran penting dalam membantu seseorang merasa waspada, responsif, dan fokus di dini hari.
Sementara tubuh secara alami menghasilkan kortisol saat bangun tidur. Adapun, minum kopi berkafein dapat meningkatkan kadar kortisol lebih banyak lagi, menurut sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam Stress and Health.
Akibatnya, kadar kortisol yang tinggi dapat meningkatkan keinginan untuk makanan tinggi gula dan lemak jenuh. Hal ini menyebabkan kenaikan berat badan, menurut sebuah studi kecil tahun 2019 yang diterbitkan dalam Physiology & Behavior.
Itulah beberapa alasan mengapa seseorang mengalami kenaikan berat badan yang tak disengaja setelah minum kopi. Jika ingin menjadikan kopi sebagai minuman diet, pertimbangkan bahan apa saja yang kamu masukkan dan cari tahu waktu terbaik untuk meminumnya.