Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Kuliner Jogja Masak Pakai Tungku, Aroma dan Rasa Makanan Bikin Kangen

ilustrasi memasak pakai tungku (pixabay.com/mzter)

Kangen makanan yang memiliki rasa khas, seperti masakan tempo dulu? Tentu salah satu rahasianya adalah diuat dengan tungku tradisional yang menghasilkan aroma dan rasa khas.

Di Jogja, masih banyak tempat makan yang setia menggunakan tungku. Bukan sekadar ingin mempertahankan gaya lama, tetapi untuk menjaga kenikmatan rasa yang sulit ditiru oleh kompor gas atau teknik memasak modern lainnya.

Buat kamu yang doyan kuliner unik dan klasik, yuk jelajahi deretan tempat makan di bawah ini yang tetap mempertahankan rasa lewat tungku dan bara kayu!

1. Nanamia Pizzeria

pizza yang dimasak pakai tungku (google.com/Fausto Pianigiani)

Jangan mengaku pencinta pizza sejati jika belum pernah mencoba pengalaman makan pizza yang genuine di Nanamia Pizzaria, salah satu restoran Italia di Jogja yang teknik masaknya otentik banget! Mereka menyajikan pizza yang dimasak secara tradisional menggunakan tungku kayu bakar. Teknik ini sudah dipakai di Italia sejak ratusan tahun lalu.

Kamu akan mendapatkan rasa pizza dengan cita rasa smokey yang khas, pinggirannya renyah tapi bagian tengahnya lembut dengan topping yang meleleh sempurna. Setiap gigitan rasanya seperti membawamu terbang langsung ke Napoli. Cocok buat kamu yang mencari rasa beda dari pizza mainstream, apalagi kamu suka eksplor kuliner unik di Jogja.

Nanamia Pizzeria berlokasi di Jalan Tirtodipuran No.1, Mantrijeron, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, buka setiap hari mulai 11.00 -22.00 WIB. Buat kamu yang tinggal di Sleman, resto ini juga buka di Jalan Moses Gatotkaca No.B 9 - 14, Mrican, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

2. Ayam Panggang Tungku Kuali

ayam panggang tungku kuali (google.com/Prita Dian)

Berbeda dengan ayam panggang biasa, tempat makan ini memanggang ayam di dalam kuali tanah liat dan dimasak menggunakan kayu bakar. Cara masak tradisional ini bikin aroma asapnya makin menggoda. Teknik ini menghasilkan rasa lebih smokey, daging yang dihasilkan lebih juicy, dan pastinya beda dari ayam panggang lainnya.

Ayam Panggang Tungku Kuali menyediakan dua pilihan rasa. Mau yang nendang di lidah? Kamu bisa coba versi pedas. Ada juga rasa klasik gurih dan aromatik, yang original juga nggak kalah nagih. Keduanya diolah dengan resep warisan keluarga yang membuat bumbunya meresap sempurna. Dengan harga Rp22 ribu, kamu mendapat nasi, ayam panggang super juicy, lalapan segar, dan urapan rumahan yang makin mengangkat cita rasanya.

Ayam panggang ini berlokasi di Jakan Langensari, Klitren, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, buka setiap hari pukul 15.30 – 23.00 WIB.

3. Mangut Lele Mbok Marto Ijoyo

Perintis Kuliner Mangut Lele Mbok Marto Meninggal Dunia (instagram.com/mangutlele_mbokmarto)
Perintis Kuliner Mangut Lele Mbok Marto Meninggal Dunia (instagram.com/mangutlele_mbokmarto)

Jika kamu penggemar masakan rumahan yang pedas dan gurih, wajib mencoba olahan lele yang satu ini. Pertama, ikan lele akan diasap, lalu dimasak bumbu ulek dan santan, dan semuanya dimasak menggunakan tungku tradisional dan kayu bakar. Hasilnya? Double smokey! Lezat beraroma, dan bumbu yang diproses dengan ulek manual bikin tiap suapannya terasa istimewa.

Menu andalannya tentu saja mangut lele yang dibanderol seharga Rp15 ribu saja. Buat kamu yang mau coba varian lain, ada mangut kepala manyung seharga Rp30 ribu dan mangut ikan pari dihargai Rp15 ribu.

Pilihan menu lainnya gak kalah menggoda, ada garang asem, opor ayam kampung, opor telur, sampai gudeg khas Jawa yang legit. Serunya lagi, kamu bisa ambil sendiri makananmu di dapur Mbok Marto.

Warung tradisional ini berlokasi di Jalan Sewon Indah, Ngireng-ireng, Panggungharjo, Kec. Sewon, Kabupaten Bantul, buka setiap hari pukul 10.00 – 20.00 WIB.

4. Warung Bakmi Jowo Mbak Atun

bakmi goreng di Warung Bakmi Jowo Mbak Atun (google.com/Moammar Pramudya)

Proses memasak Warung Bakmi Jowo Mbak Atu memang istimewa, ditambah penyajiannya yang penuh cita rasa tradisional. Semua menu dimasak langsung di tungku tanah liat dan arang kayu, bikin aroma khas asapnya langsung bikin perut keroncongan.

Makin spesial, setiap porsi disajikan di atas alas daun pisang yang menambah aroma sedap alami. Disajikan dengan taburan bubuk ebi di atas bakmi, membuat rasa masakannya jadi makin gurih, nendang, dan susah dilupakan.

Kamu bisa pilih sesuai selera: ada bakmi goreng, bakmi godog, nasi goreng, dan magelangan. Warung Bakmi Jowo Mbak Atun berlokasi di Kampung Ndalem No.881, Purbayan, Kecamatan Kotagede, Kota Yogyakarta. Buka setiap Senin – Sabtu pukul 18.30 – 23.30 WIB.

5. Gudeg Pawon

ilustrasi gudeg Jogja. (unsplash.com/Inna Safa)
ilustrasi gudeg Jogja. (unsplash.com/Inna Safa)

Mampir ke Jogja rasanya belum lengkap kalau belum mencoba gudeg. Salah satu spot legendaris yang wajib kamu datangi adalah Gudeg Pawon. Pengunjung bebas masuk langsung lewat dapur untuk memilih lauk pendamping gudeg.

Hangatnya dapur yang berasal dari tungku masak yang masih menyala, berpadu dengan aroma masakan tradisional, bikin suasananya khas pedesaan di Jogja!

Rasa gudegnya pun balance: perpaduan asin, manis, dan pedas yang pas di setiap suapan. Cocok buat kamu yang nggak suka gudeg terlalu manis.

Warung ini berlokasi di Jalan Prof. DR. Soepomo Sh UH/IV No.36, Warungboto, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Buka setiap hari pukul 17.30 – 20.30 WIB.

Deretan kuliner di Jogja yang dimasak pakai tungku ini membuktikan bahwa teknik masak tradisional tetap memiliki tempat di hati pencinta rasa sejati. Bukan sekadar nostalgia, tapi juga menyajikan perpaduan aroma dan rasa yang menggoda. Bagi kamu yang baru piknik di Jogja, coba deh makan di tempat ini. Rasa dan aromanya bisa bikin kamu pengin balik lagi... dan lagi!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us