Akan Diuji Coba, Desa Wisata di Sleman Ubah Target Segmen Wisatawan

Protokol pencegahan harus disiapkan secara matang

Sleman, IDN Times - Desa wisata yang ada di wilayah Kabupaten Sleman mulai melakukan berbagai persiapan menyambut uji coba terbatas yang direncanakan dilakukan pada Agustus mendatang.

Selain menyiapkan sarana prasarana pencegahan COVID-19, desa wisata juga mulai mengganti segmen wisatawan. Dari yang awalnya berbasis mass tourism, kini beralih ke segmen family.

Baca Juga: Wisatawan Keluarga Jadi Terget Baru Pelaku Wisata Sleman    

1. Diharuskan ajukan permohonan ke dinas

Akan Diuji Coba, Desa Wisata di Sleman Ubah Target Segmen WisatawanInstagram/Desa Wisata Pentingsari

Ketua Desa Wisata Pentingsari, Doto Yogantoro menyebutkan, uji coba Desa Wisata Pentingsari sendiri direncanakan akan dilakukan pada awal Agustus mendatang. Doto yang juga merupakan Ketua Forum Komunikasi (Forkom) Desa Wisata Sleman ini menjelaskan, sebelum beroperasi, desa wisata diharuskan mengajukan permohonan ke dinas. Baru setelah mendapatkan rekomendasi, uji coba bisa dilakukan.

"Desa wisata diharuskan mengajukan permohonan ke dinas, diverifikasi lapangan sampai akhir Juli baru pembukaan terbatas dan evaluasi di awal Agustus," ungkapnya pada Senin (20/7/2020).

Doto menjelaskan, di masa uji coba nanti, akan ada perbedaan segmen wisatawan. Dari yang awalnya mass tourism, menjadi family. Selain itu, pihaknya juga melakukan pembatasan tamu, dari yang awalnya dalam sebulan mencapai 2000-5000 orang, menjadi hanya 1000 orang.

" (Uji coba) harus siap, karena sudah 5 bulan off dan sudah banyak yang tanya. Model kita kan reservasi jadi tamunya bisa dibatasi," terangnya.

2. Berikan pelatihan ke pengelola

Akan Diuji Coba, Desa Wisata di Sleman Ubah Target Segmen WisatawanInstagram/Desa Wisata Pentingsari

Doto menjelaskan, lokasi desa wisata yang berdampingan dengan masyarakat, dan dalam pengelolaannya melibatkan masyarakat setempat, membuat protokol pencegahan harus dipersiapkan dengan matang. Dia menjelaskan, pihaknya pun mulai melakukan sosialisasi ke masyarakat agar tidak khawatir jika kedatangan wisatawan.

Tidak hanya itu, agar warga yang terlibat dalam pengelolaan, pihaknya pun sudah melakukan pelatihan-pelatihan.

"(Sosialisasi ke warga) itu yang bikin mundur dan lama bukanya, apalagi atraksinya juga melibatkan masyarakat. Makanya Agustus buka terbatas, September sambil evaluasi apalagi segmen tamunya juga berbeda. (Pengelola) sudah ada pelatihan tapi perlu refreshment lagi," paparnya

3. Pembukaan desa wisata harus perhatikan masyarakat setempat

Akan Diuji Coba, Desa Wisata di Sleman Ubah Target Segmen WisatawanKepala Dinas Pariwisata Sleman, Sudarningsih. IDN Times/Siti Umaiyah

Sebelumnya Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Sudarningsih menjelaskan, dalam pembukaan desa wisata, pihaknya memperhatikan prinsip kehati-hatian. Hal ini dikarenakan selain lokasi desa wisata berada di sekitar tempat tinggal masyarakat, juga dalam pengelolaannya banyak melibatkan masyarakat.

"Untuk desa wisata ada forum komunikasi, mereka agak takut melakukan uji coba secara terbatas karena ada di tengah masyarakat. Itu yang dipikirkan, bukan hanya usaha kita, tapi bagaimana masyarakat," katanya.

Baca Juga: Kampung Mrican Sulap Selokan Jadi Kolam Budidaya Ikan

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya