BI: 5 Hal Ini Indikasikan Ekonomi DIY Makin Membaik

Pembelian kendaraan, emas hingga furnitur meningkat

Yogyakarta, IDN Times - Hasil Survei Konsumen yang dilakukan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Agustus 2019 menunjukkan optimistis pertumbuhan ekonomi di DIY. Survei ini adalah survei bulanan yang dilaksanakan terhadap kurang lebih 200 rumah tangga sebagai responden dengan metode stratified random sampling di sebagian wilayah ini.

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) DIY, Miyono mengungkapkan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara secara langsung kepada responden secara rotated

"Hasil survei pada bulan lalu mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian DIY yang tetap terjaga pada level optimis," ujar Miyono saat dikonfirmasi melalui telepon, Sabtu (7/9).

Berikut 5 hal yang mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang semakin membaik di DIY.

1. Optimisme konsumen tetap terjaga

BI: 5 Hal Ini Indikasikan Ekonomi DIY Makin MembaikIDNTimes/Holy Kartika

Semakin membaiknya pertumbuhan ekonomi DIY, tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2019 yang tercatat 142,8, jauh di atas batas indeks 100. Miyono menjelaskan indeks tersebut juga lebih tinggi 5,6 poin dari indeks pada bulan yang sama tahun lalu. 

Terjaganya optimisme konsumen pada Agustus 2019 ditopang oleh optimisme terhadap kondisi ekonomi saat ini dibandingkan 6 bulan sebelumnya. Optimisme terhadap kondisi ekonomi saat ini terindikasi dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) yang tercatat 133,7, meski sedikit terkoreksi 4,2 poin dibandingkan capaian Juli 2019.

"Konsumen juga optimis 6 bulan ke depan yakni sampai Februari 2019, kondisi ekonomi DIY akan semakin membaik," terangnya.

Baca Juga: 5 Kelompok Pengeluaran ini Kerek Inflasi Kota Yogyakarta

2. Kegiatan usaha terjaga di level optimis

BI: 5 Hal Ini Indikasikan Ekonomi DIY Makin MembaikIDNTimes/Holy Kartika

Miyono mengungkapkan tetap terjaganya optimisme ini terkonfirmasi oleh keyakinan sebagian besar responden akan kegiatan usaha yang saat ini relatif membaik dibandingkan 6 bulan yang lalu. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat sebesar 152,5, atau menguat 1,5 poin.

Menguatnya optimisme ini terkonfirmasi oleh keyakinan mayoritas responden bahwa kegiatan usaha 6 bulan mendatang relatif membaik dibandingkan saat ini, dengan Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha sebesar 156,5, jauh di atas batas indeks 100. 

3. Keyakinan pada pembelian barang tahan lama menguat

BI: 5 Hal Ini Indikasikan Ekonomi DIY Makin MembaikIDN Times/Yohanes Nugroho

Di sisi lain, keyakinan konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini dan pembelian barang tahan lama (durable goods), menguat dari bulan sebelumnya. Peningkatan pembelian durable goods mayoritas terjadi pada jenis barang kendaraan seperti sepeda motor dan mobil.

"Selain itu, pembelian furnitur, perabotan tumah tangga, dan perhiasan juga mengalami peningkatan," jelas Miyono.

4. Lapangan kerja tersedia

BI: 5 Hal Ini Indikasikan Ekonomi DIY Makin MembaikIDN Times/Daruwaskita

Sejalan dengan semakin menguatnya Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha, indeks ekspektasi konsumen terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan 6 bulan ke depan terpantau menguat 7,5 poin dari indeks bulan sebelumnya. Konsumen juga masih meyakini adanya kenaikan penghasilan pada 6 bulan mendatang.

Miyono memaparkan kondisi ini terkonfirmasi dari Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen Agustus 2019 sebesar 149,5, meski sedikit terkoreksi dari capaian Juli 2019.

"Ditengarai hal itu didorong oleh terbatasnya kenaikan omzet usaha maupun kenaikan atau tambahan gaji konsumen pada 6 bulan ke depan," imbuh Miyono.

5. Konsumen lebih memilih instrumen simpanan di perbankan

BI: 5 Hal Ini Indikasikan Ekonomi DIY Makin MembaikANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Lebih lanjut Miyono mengungkapkan sebagian besar responden yakni 96,6 persen, mengaku pendapatan yang diperoleh saat ini dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga. Antara lain dengan 24,1 persen di antaranya memiliki tingkat penghasilan yang melebihi standar kebutuhan sehari-hari.

Survei menunjukkan bahwa 89,5 persen responden telah memiliki dana cadangan untuk kejadian tak terduga, dengan mayoritas berupa deposito, tabungan atau uang tunai dan bernilai lebih dari 1 sampai dengan 6 bulan pendapatan. 

"Mayoritas responden rumah tangga menjadikan instrumen simpanan pada perbankan sebagai preferensi utama untuk menempatkan kelebihan pendapatan dalam 12 bulan mendatang. Terutama dalam bentuk tabungan atau deposito, emas atau perhiasan, dan properti," papar Miyono.

Baca Juga: 5 Hal ini Proyeksikan Dunia Usaha di DIY Kian Cerah

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya