Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tahu dan Tempe Perkecil Ukuran

Perajin kecil tahu dan tempe harus bersaing dengan pabrik

Bantul, IDN Times - ‎Harga kedelai impor yang menjadi bahan baku pembuatan tahu semakin melonjak. Salah seorang perajin tahu asal Kalurahan Gilangharjo, Bantul, Setro mengaku tiga bulan yang lalu per karung kedelai dengan berat 50 kilogram dihargai Rp350 ribu, namun saat ini harga tersebut naik menjadi Rp540 ribu.

"Harga kedalai impor tidak lagi naik namun sudah ganti harga," katanya, Kamis (3/6/2021).

 

 

1. Ukuran tahu diperkecil

Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tahu dan Tempe Perkecil Ukuran(google/iqbalramadhan)

Agar tahu buatannya tetap laku, Setro mengaku mengakali ukuran tahu yang dulu cukup besar kini ukuran diperkecil.

"Kadang ukuran tahu diperkecil tapi harga sama. Konsumen sudah banyak yang mengeluh," ungkapnya.

Di sisi lain kata Setro, para perajin tahu rumahan yang kapasitas produksinya kecil diserbu dengan tahu produk pabrikan yang harganya relatif lebih murah dan ukurannya lebih besar.

"Ya otomotis konsumen membeli tahu yang ukurannya lebih besar dan harganya tidak beda jauh. Tahu produk pabrikan harganya bisa murah karena mereka menyimpan kedelai sehingga tidak terpengaruh ketika harganya naik," tuturnya.

Baca Juga: Harga Kedelai Masih Tinggi, Ternyata Ini Penyebabnya

2. Kurangi jumlah produksi tahu karena sepi‎ permintaan

Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tahu dan Tempe Perkecil UkuranIlustrasi kedelai. IDN Times / Auriga Agustina

Dengan harga bahan baku yang sudah berganti, Setro mengaku mengurangi jumlah produksi tahunya. Sebelumnya dalam sehari ia mampu menghabiskan 20 kilogram kedelai, saat ini paling banyak hanya menggunakan 10 kilogram kedelai.

"Ya harganya naik, pembelinya juga menurun. Mau bikin tahu banyak nanti tidak laku," ungkapnya.

 

3. Penjual tempe juga mengalami penurunan penjualan hingga 50 persen‎

Harga Kedelai Melonjak, Perajin Tahu dan Tempe Perkecil UkuranProdusen tahu dan tempe (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Tak hanya perajin tahu yang terpuruk, pembuat tempe juga mengalami hal yang serupa. Untuk bisa bertahan dengan harga kedelai yang melonjak, ukuran tempe diperkecil namun harganya tetap dipertahankan.

"Dulu satu kilogram kedelai bisa dijadikan tiga buah tempe. Namun sekarang dibuat ukuran lebih tipis dan bisa menjadi empat buah tempe," kata Jemikem salah satu pedagang tempe di Pasar Bantul Kota.

Saat ini usaha penjualan tempe pun tidak menurun. Jumlah tempe berkurang hampir 50 persen. "Ya turun drastis permintaan dari konsumen, mungkin ini dampak dari pandemik yang tidak tahu kapan berakhirnya juga," tuturnya.‎

Topik:

  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya