Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Cara Mengatur Waktu Istirahat Saat Pendakian, Gak Cepat Capek

Potret pendaki sedang naik gunung
Potret pendaki sedang naik gunung (IDN Times/Ernia Karina)

Mendaki gunung memang seru, tapi diperlukan aturan untuk berjalan dan istirahat agar perjalanan bisa terasa ringan. Istirahat saat pendakian bukan cuma sekadar duduk dan minum, tapi ada tekniknya agar tubuh tetap segar sampai ke puncak.

Buat kamu yang baru pertama kali naik gunung atau masih bingung cara mengatur waktu istirahat yang tepat, berikut tips yang bisa dicoba.

1. Jangan istirahat terlalu lama di awal pendakian

Ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Katya-Wolf)
Ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Katya-Wolf)

Banyak pendaki pemula yang cepat merasa capek di awal pendakian dan memilih istirahat lama. Padahal, tubuh belum terlalu panas dan otot belum terbiasa dengan beban tas. Jika terlalu lama berhenti di awal, akan bikin otot kaku dan susah untuk melanjutkan pendakian. Cukup istirahat sekitar 2–3 menit saja sekedar tarik napas, minum sedikit, lalu lanjut lagi.

2. Gunakan pola istirahat 10:1

Ilustrasi dua wanita mendaki gunung (pexels.com/Pixabay)
Ilustrasi dua wanita mendaki gunung (pexels.com/Pixabay)

Cara yang cukup populer di kalangan pendaki adalah metode 10:1, artinya berjalan selama 10 menit lalu berhenti sejenak selama 1 menit. Pola ini membantu tubuh tetap segar karena ada waktu singkat untuk memulihkan tenaga, tanpa mengganggu ritme pendakian.

Jika jalur yang dilalui terasa lebih curam, bisa disesuaikan menjadi 7:1 atau bahkan 5:1. Intinya, jangan menunggu sampai benar-benar kehabisan tenaga baru istirahat.

3. Manfaatkan istirahat untuk peregangan ringan

Ilustrasi mendaki gunung sendirian
Ilustrasi mendaki gunung sendirian (pexels.com/Maël BALLAND)

Saat berhenti, jangan hanya duduk diam. Cobalah lakukan peregangan ringan seperti merenggangkan bahu, meluruskan kaki, atau menggoyangkan pergelangan tangan. Hal ini penting agar aliran darah tetap lancar dan otot gak kaku. Dengan begitu, pendakian terasa lebih ringan dan risiko cedera bisa berkurang.

4. Pilih spot istirahat yang aman

Ilustrasi mendaki gunung
Ilustrasi pendaki gunung (unsplash.com/Austin Ban)

Tempat berhenti juga berpengaruh. Jangan istirahat di tengah jalur sempit karena bisa mengganggu pendaki lain. Cari lokasi yang agak lega, teduh, dan jauh dari tebing curam. Jika memungkinkan, pilih area dengan sirkulasi udara yang baik agar napas lebih cepat stabil.

5. Bedakan istirahat singkat dan panjang

Ilustrasi pendaki gunung
Ilustrasi pendaki gunung (unsplash.com/Ales Krivec)

Dalam pendakian terdapat dua jenis istirahat yang perlu diatur: Pertama, istirahat singkat antara 1–5 menit dan istirahat panjang yaitu 10–20 menit. Istirahat singkat berguna untuk mengatur napas, sementara istirahat panjang biasanya dilakukan setiap 1–2 jam sekali untuk makan ringan atau isi energi. Dengan manajemen yang baik, perjalanan jadi lebih terkontrol.

6. Jangan terlalu sering membuka tas

Ilustrasi pendaki gunung
Ilustrasi pendaki gunung (pexels.com/Ali Kazal)

Sering berhenti untuk bongkar tas justru bikin waktu terbuang banyak. Kalau bisa, siapkan botol minum dan camilan di bagian luar tas supaya mudah diambil saat istirahat singkat. Jadi, waktu istirahat lebih efisien tanpa perlu repot buka tutup carrier.

7. Atur komunikasi dengan tim pendakian

Ilustrasi pendaki gunung
Ilustrasi rombongan pendaki (pexels.com/Lucas Minniti)

Jika pendakian dilakukan bersama rombongan, jangan istirahat sendirian atau memutuskan berhenti tanpa koordinasi. Sebaiknya, komunikasikan dulu agar semua anggota bisa berhenti bersama-sama. Selain bikin perjalanan lebih kompak, ini juga lebih aman kalau ada kondisi darurat.

8. Perhatikan kebutuhan tubuh, bukan gengsi

Ilustrasi pendaki gunung
ilustrasi pendaki gunung (unsplash.com/Alina Fedorchenko)

Ada pendaki yang merasa malu jika berhenti karena takut dibilang lemah. Padahal, setiap orang punya daya tahan berbeda. Kalau tubuh sudah memberikan sinyal seperti pusing, sesak, atau kaki gemetar, jangan dipaksakan. Lebih baik berhenti sebentar daripada jatuh.

9. Minum agar tubuh tetap terhidrasi sekaligus mengisi ulang energi

ilustrasi pendaki minum air
ilustrasi pendaki minum air (pexels.com/Olga Lioncat)

Istirahat gak lengkap tanpa minum dan ngemil. Tubuh kamu butuh cairan dan energi cepat dari camilan seperti cokelat, kurma, atau biskuit. Jangan tunggu sampai dehidrasi baru minum, karena itu bisa bikin perjalanan makin berat.

10. Sesuaikan dengan kondisi jalur dan cuaca

ilustrasi naik gunung (unsplash.com/ Holly Mandarich)
ilustrasi naik gunung (unsplash.com/ Holly Mandarich)

Durasi istirahat juga dipengaruhi jalur pendakian dan cuaca. Jika menemukan jalur terjal dan panas, mungkin butuh waktu berhenti lebih sering. Sebaliknya, kalau jalurnya landai dan cuaca sejuk, istirahat bisa lebih jarang. Dengarkan tubuhmu dan sesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Mengatur waktu istirahat saat pendakian itu bukan soal cepat atau lambat sampai puncak, tapi bagaimana tubuh tetap bugar sepanjang perjalanan. Dengan manajemen istirahat yang tepat, kamu bisa menikmati setiap langkah tanpa cepat lelah. Jadi, jangan buru-buru, nikmati ritme perjalananmu, dan pastikan istirahatmu efektif.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us

Latest Travel Jogja

See More

10 Cara Mengatur Waktu Istirahat Saat Pendakian, Gak Cepat Capek

09 Sep 2025, 21:21 WIBTravel