Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengintip Kehidupan Dekat Puro Pakualaman di Kampung Gunungketur

Potret Puro Pakualaman, Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)
Potret Puro Pakualaman, Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)
Intinya sih...
  • Kampung Gunungketur di Pakualaman menawarkan kehangatan lokal dan tradisi adiluhung
  • Sejarah nama daerah Gunungketur berasal dari kata Gunung dan Ketur, memiliki makna simbolis yang dalam
  • Kampung Wisata Gunungketur memiliki destinasi menarik, keseharian masyarakat erat dengan heritage, dan menyediakan berbagai paket wisata
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sebentar lagi libur sekolah, menjelajahi Kampung Wisata Gunungketur di Pakualaman sebagai destinasi wisata akan menawarkan kehangatan lokal dan kaya akan tradisi adiluhung. Kawasan yang satu ini punya posisi istimewa karena aktivitas masyarakatnya sehari-hari benar-benar bersinggungan langsung dengan detak jantung peradaban, yaitu Puro Pakualaman.

Dimulai dari sambutan dari warga setempat yang dijamin membuat hati terasa nyaman dan damai, hingga pengalaman merasakan kuliner dan upacara adat yang kaya makna. Meski masih di tengah kota dan gak jauh dari Malioboro, kampung wisata ini adalah lokasi terbaik buat merasakan denyut nadi budaya Yogyakarta yang sesungguhnya.

1. Sejarah nama daerah Gunungketur

Potret Puro Pakualaman, Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)
Potret Puro Pakualaman, Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)

Mendengar namanya, mungkin akan terbayang sebuah wilayah yang berada di ketinggian. Benar sih, tapi juga kurang tepat. Mengutip laman Kalurahan Gunungketur, daerah ini merupakan sebuah kawasan perkampungan yang awalnya merupakan sebuah gumuk atau pegunungan kecil yang ditumbuhi berbagai macam tumbuh tumbuhan. Di tempat itulah kemudian dibangun Ndalem Nototarunan pada 1811 yang dari sana akan tampak sebuah gunung hijau jika melihat ke timur.

Dalam perkembangannya, gunung itu kini telah beralih fungsi menjadi kawasan perumahan pangeran dan perumahan penduduk. Di antaranya adalah Ndalem Notonegaran, Banaran, Suryoprataman, Brotodiningratan, Kemayoran, Jayaningprangan, dan lain-lain.

Dari sumber yang sama juga dijelaskan bahwa Gunungketur berasal dari dua kata, yaitu Gunung dan Ketur. Nah, gunung sendiri merupakan permukaan tanah atau bumi yang besar dan menjulang tinggi yang dilihat dari jauh seperti bentuk kerucut. Hal ini dapat merupakan simbol tempat yang ditinggikan.

Sedangkan ketur memiliki beberapa makna, yaitu:

  • Menurut Kamus Jawa Kuno halaman 494; yang ditulis oleh P,J, Zoetmulder bekerja sama dengan O. Robson, yang diterbitkan oleh Penerbit Gramedia Pustaka Utama Jakarta; mengandung pengertian instrumen musik dari tipe perkusi seperti gong kecil. Pada zaman dulu, alat musik ini dipergunakan sebagai alat komunikasi oleh penguasa untuk mengumpulkan rakyat, ponggawa dan lainnya untuk menyebarluaskan informasi, perintah atau pengumuman.
  • Ketur juga bisa berarti nama burung yang jenisnya bisa terbang jauh, dapat berkicau dan menyebarkan bibit tanaman ke segala penjuru. Dan dapat diibaratkan bahwa burung ini sebagai sesosok atau ulama yang menyebarkan luaskan ajaran yang adi luhung dan suci tersebut.
  • Terakhir, ketur memiliki arti sebagai paidon (KBBI) atau tempat pembuangan. Hal ini mengingatkan ketika BPH Notokusmo dan putranya RT Notoningrat dibuang keluar istana dan mendirikan rumah ini ketika dituduh oleh Patih Danurejo II dan Van Braam mendalangi pemberontakan bupati Madiun, Raden Rangga.

Dapat disimpulkan nama Gunungketur dimaksudkan agar masyarakat senantiasa menjunjung tinggi ajaran kehidupan yang adiluhung, tentang causa prima, sangkan paraning dumadi, dan menjalankan ibadah sesuai peran dan ajaran agama yang dianut. Saat ini, Gunungketur telah dijadikan nama wilayah kalurahan, tepatnya di Kemantren Pakualaman, Kota Yogyakarta dengan meliputi tiga Kampung yaitu Kampung Gunungketur, Kampung Kauman dan Kampung Margoyasan.

2. Tempat wisata dan daya tarik di Kampung Wisata Gunungketur

masjid agung pura pakualaman (kebudayaan.kemdikbud.go.id)
masjid agung pura pakualaman (kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Daya tarik Kampung Wisata Gunungketur terletak pada segudang destinasi menarik untuk dieksplorasi. Mulai dari Puro Pakualaman yang megah, hingga Masjid Besar Pakualaman yang bersejarah. Kamu juga bisa menelusuri jejak heritage yang memukau seperti Ndalem Kepatihan, Ndalem Nototarunan, Ndalem Brotodiningratan, dan masih banyak lagi.

Bagi pencinta sejarah, jangan lewatkan Museum Sasmitaloka Pangsar Sudirman dan Museum Biologi yang siap menambah wawasan, hingga mampir ke Lapas Wirogunan yang juga merupakan tempat bersejarah dan penting hingga masa kini.

​Menariknya lagi, keseharian masyarakatnya sangat erat dengan bangunan-bangunan heritage tersebut. Perpaduan ini menciptakan ciri khas tersendiri dalam membangun dan melestarikan budaya lokal. Serta, aktivitas warga secara konsisten turut membentuk dan meneruskan warisan budaya yang diwariskan dari Puro Pakualaman yang akhirnya menghasilkan sebuah karakter budaya yang kuat dan unik di tengah kota.

3. Paket wisata di Kampung Gunungketur

Potret Puro Pakualaman, Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)
Potret Puro Pakualaman, Jogja (IDN Times/Dyar Ayu)

Demi pengalaman berwisata ke Jogja yang gak membosankan, Kampung Wisata Gunungketur sudah menyediakan berbagai paket yang bisa langsung dicoba. Kamu bisa mulai dengan panahan tradisional atau jemparingan seharga Rp75 ribu per orang. Selanjutnya, jika ingin merasakan sensasi kuliner ala Keraton, ada jamuan makanan Khas Pakualaman yang dibanderol Rp150 ribu per orang.

Nah, bagi yang penasaran dengan sejarah kawasan ini, bisa ikut paket Jelajah Kawasan Pakualaman yang harganya cuma Rp75 ribu, lho. Dan terakhir, bagi yang ingin menikmati pertunjukan seni, ada paket Tari Gaya Pakualaman yang menghibur dengan biaya Rp250 ribu per orang. Paket di atas memiliki kuota terbatas, yaitu 20 orang.

Masih ada banyak lagi kegiatan dan event di Kampung Wisata Gunungketur lain yang bisa kamu ikuti. Semua paket ini tak cuma menambah wawasan dan pengalaman, tapi juga dijamin membuat liburan kamu makin kaya makna!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us

Latest Travel Jogja

See More

Mengintip Kehidupan Dekat Puro Pakualaman di Kampung Gunungketur

15 Des 2025, 20:52 WIBTravel