Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kenapa Sultan Keraton Jogja Tidak Boleh Melewati Plengkung Gading?

Plengkung Gading (google.com/maps/Luluthfi Dz)
Intinya sih...
  • Plengkung Gading dulunya berfungsi sebagai benteng penjagaan dan pintu masuk menuju Kraton Jogja
  • Sultan Keraton Jogja dilarang melewati plengkung karena menjadi pintu keluar jenazah Sultan sebelum dibawa ke Imogiri
  • Plengkung Gading memiliki mitos sebagai pembersih atau menetralisir kekuatan atau ilmu hitam, serta hanya boleh dilewati oleh orang biasa setelah wafat

Sebagai provinsi yang masih terus menjaga budaya dan tradisi, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Keraton Yogyakarta memiliki peraturan-peraturan yang mesti ditaati oleh penguasa hingga rakyat yang tinggal di dalamnya. Salah satunya bagi sultan yang bertakhta dilarang melewati plengkung gading.

Lantas, kenapa Sultan Keraton Jogja tidak boleh melewati Plengkung Gading? Berikut ini penjelasan yang perlu kamu ketahui!

1. Apa itu Plengkung Gading?

Apa itu plengkung gading (google.com/maps/Robert Zhao)

Plengkung Gading dulunya berfungsi sebagai benteng penjagaan dan salah satu pintu masuk menuju Kraton Jogja. Namun di jaman sekarang, keberadaannya menjadi daya tarik wisatawan sekaligus situs sejarah. 

Sedangkan alasan dinamai Plengkung Pading karena bentuknya yang melengkung serta warnanya putih atau gading. Nah, lokasinya ada di Jalan Patehan Kidul Nomor 4, Patehan, Kecamatan Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta atau 16 menit jalan kaki dari keraton. 

2. Alasan Sri Sultan tidak boleh lewat Plengkung Gading

Plengkung Gading (google.com/maps/Luluthfi Dz)

Untuk masyarakat biasa, bisa kok berfoto hingga melewati bagian bawah Plengkung Gading yang bagai terowongan pendek tersebut. Namun, Sultan yang bertakhta justru sebaliknya, tak boleh melewai plengkung yang berada di sisi selatan tersebut seumur hidup. 

Lho, kenapa sultan yang tak lain adalah raja di Jogja justru dilarang? Apakah ada undang-undang yang mengatur tentang hal tersebut?

Ini merupakan peraturan tidak tertulis atau yang disebut pugeran dan telah berjalan sejak Sri Sultan I atau yang juga dikenal dengan Pangeran Mangkubumi. Alasan Sri Sultan tidak boleh lewat Plengkung Gading karena gerbang tersebut menjadi pintu keluar jenazah Sultan Keraton Jogja sebelum dibawa menuju Makam Raja-raja di Imogiri, Kabupaten Bantul. 

3. Mitos tentang Plengkung Gading

Mitos tentang Plengkung Gading (google.com/maps/Benny Novianugroho)

Ada beragam kepercayaan yang menyelimuti Plengkung Gading. Salah satunya adalah sebagai pembersih atau menetralisir kekuatan atau ilmu hitam. Makanya, mereka yang memiliki pegangan supranatural diharapkan tidak lewat sini karena dapat melunturkan ilmunya. 

Tak sampai situ saja. Jika Sri Sultan baru bisa melewati Plengkung Gading setelah wafat, jenazah orang biasa justru tidak diizinkan melewatinya.

Memilih hidup sebagai rakyat di Jogja tandanya siap menaati dan memahami tata cara dan tradisi yang masih berlaku. Apalagi perihal Plengkung Gading, satu-satunya plengkung yang masih bisa dilewati hingga sekarang hingga patut dijaga kelestariannya. Nah kalau kamu, sudah pernah mampir ke sini belum?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dyar Ayu
EditorDyar Ayu
Follow Us