Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kawasan Titik Nol Kilometer Jogja Sarat Makna, Ini Sejarahnya

Pesepeda dan wisatawan di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta.(IDNTimes/Febriana Sinta)
Pesepeda dan wisatawan di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta.(IDNTimes/Febriana Sinta)
Intinya sih...
  • Titik Nol Jogja adalah pusat sejarah dan budaya Yogyakarta sejak abad ke-18.
  • Kawasan ini menjadi saksi momen penting bagi Indonesia, seperti serangan umum terhadap Belanda pada 1 Maret 1949.
  • Tempat ini tidak hanya sarat sejarah, tapi juga menawarkan pengalaman modern dengan suasana malam yang ramai dan berbagai kegiatan ekonomi.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Titik Nol Kilometer dikenal sebagai salah satu pusat keramaian di Kota Yogyakarta. Kawasan ini berada di persimpangan empat jalan utama, yakni Jalan Margo Mulyo (Malioboro), Panembahan Senopati, KH. Ahmad Dahlan, dan Pangurakan.

Letaknya yang strategis membuat Titik Nol Kilometer menjadi pusat perhatian wisatawan. Mengapa disebut Titik Nol Kilometer?

1. Saksi bisu sejarah panjang Jogja

Sejarah Titik Nol Jogja dimulai jauh sebelum kita lahir. Pada abad ke-18, Sultan Hamengku Buwono I memilih titik ini sebagai pusat kota saat mendirikan Kesultanan Yogyakarta pada 1755. Tidak hanya itu, pada era penjajahan Belanda, kawasan ini dihiasi bangunan-bangunan besar bernuansa kolonial yang hingga kini masih berdiri megah, seperti Gedung Agung, Kantor Pos Besar, dan Benteng Vredeburg.

Selain itu, Titik Nol juga menjadi saksi momen penting bagi Indonesia. Pada 1 Maret 1949, serangan umum terhadap Belanda dilancarkan di kawasan ini. Serangan tersebut menjadi bagian penting perjuangan Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Tidak heran jika tempat ini sering dianggap memiliki "jiwa sejarah."

2. Ikon modern yang memikat wisatawan

Pemandangan di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta. (IDN Times/Holy Kartika)
Pemandangan di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta. (IDN Times/Holy Kartika)

Meski sarat sejarah, Titik Nol Kilometer juga menjadi favorit bagi generasi muda. Dengan suasana malam yang ramai, penerangan lampu kota yang indah, dan deretan musisi jalanan, kawasan ini cocok untuk nongkrong atau sekadar foto-foto. Jangan lupa, ada juga Pasar Beringharjo yang menjual berbagai oleh-oleh khas Jogja juga di dekat sini.

Selain itu, kawasan ini juga menjadi pusat kegiatan ekonomi. Mulai dari wisata belanja, kuliner, hingga hiburan malam, semua ada di sekitar Titik Nol. Jadi, tidak hanya sejarah, tempat ini juga menawarkan pengalaman modern yang tidak kalah menarik.

3. Kawasan wisata yang penuh pesona

Gedung BNI yang terletak di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta (IDN TImes/Febriana Sinta)
Gedung BNI yang terletak di Titik Nol Kilometer Kota Yogyakarta (IDN TImes/Febriana Sinta)

Buat kamu yang suka eksplor tempat ikonik, Titik Nol Kilometer adalah destinasi wajib. Kawasan ini dikelilingi berbagai bangunan bersejarah yang dikenal sebagai loji peninggalan Belanda. Sebut saja Benteng Vredeburg, Gedung Agung, dan Gedung Bank Indonesia. Bahkan, dulunya di sini ada air mancur kota yang membuat kawasan ini makin cantik.

Tidak hanya sejarah, kawasan ini juga menjadi pusat kegiatan seni dan budaya. Acara seperti pertunjukan musik jalanan, festival seni, hingga aksi sosial sering diadakan di sini. Jadi, selain menikmati sejarah, kamu juga bisa merasakan semangat kreatif yang ada di kawasan ini.

4. Titik pusat geografis kota Yogyakarta

Potret malam di Titik Nol Yogyakarta (unsplash.com/Bobby Balle)
Potret malam di Titik Nol Yogyakarta (unsplash.com/Bobby Balle)

Dulunya, kawasan ini menjadi patokan untuk menentukan jarak antar daerah di Jogja, bahkan hingga luar kota. Bayangkan saja, dari tempat ini, semua jalan besar di Jogja seolah mengarah dan berpusat.

5. Bagian dari sumbu imajiner Yogyakarta

Plang petunjuk jalan di kawasan Tugu Pal Putih Yogyakarta, Senin (12/8/2024). (IDN Times/Arianto)
Plang petunjuk jalan di kawasan Tugu Pal Putih Yogyakarta, Senin (12/8/2024). (IDN Times/Arianto)

Yogyakarta dikenal dengan filosofi Jawa yang kental. Salah satu simbolnya adalah sumbu imajiner yang menghubungkan Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan Laut Selatan. Titik Nol menjadi bagian penting dari garis ini, melambangkan keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas.

Menurut kepercayaan Jawa, sumbu ini bukan hanya sekadar garis lurus, tapi juga pengingat untuk hidup harmonis. Jadi, saat kamu berdiri di Titik Nol, kamu sebenarnya berada di pusat harmoni kosmis yang menghubungkan seluruh elemen penting di Jogja.

Saat mengunjungi tempat ini, wisatawan tak hanya menikmati keramaian dan pemandangan pusat kota, tetapi juga datang di sebuah lokasi sejarah Jogja.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us

Latest Travel Jogja

See More

3 Seniman Kritisi Soal Lingkungan lewat Pameran J+ Art Awards: Living Lines

05 Des 2025, 22:52 WIBTravel