Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Alasan Hindari Tidur Bersandar di Jendela Pesawat, Penuh Kuman!

ilustrasi penumpang bersandar di pesawat jendela (vecteezy.com/Titiwoot Weerawong)

Tidur saat penerbangan membikin rileks, apalagi kamu mendapat tempat duduk di dekat jendela. Pemandangannya indah, plus bisa bersandar sambil istirahat.

Tapi, tahu gak sih kebiasaan ini ternyata gak seaman dan senyaman yang kamu kira? Di balik jendela yang kelihatan bersih itu, ada banyak potensi ancaman tersembunyi, terutama soal kebersihan dan kesehatan. Mungkin kelihatannya sepele, namun kamu bakal mikir dua kali sebelum tidur nyender. Berikut ini lima alasan kenapa kamu sebaiknya menghindari tidur sambil bersandar di jendela pesawat.

1. Jendela pesawat jadi sarang kuman

ilustrasi bakteri (pexels.com/Edward Jenner)

Pernahkah berpikir berapa banyak orang yang sudah menyentuh, batuk, bahkan mungkin bersin ke arah jendela sebelum kamu duduk di situ. Menurut mikrobiolog Jason Tetro, jendela pesawat termasuk dalam kategori high-touch surfaces, alias area yang sering disentuh orang. Karena sifatnya yang nonporous atau gak menyerap cairan, permukaan jendela bisa jadi tempat tinggal nyaman bagi berbagai macam bakteri dan virus.

Tak cuma kuman biasa, beberapa yang bisa ditemukan di jendela pesawat termasuk Staphylococcus aureus, influenza A, bahkan MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus). Nah, yang terakhir ini cukup berbahaya karena tahan terhadap berbagai antibiotik.

2. Risiko infeksi kulit hingga saluran pernapasan

ilustrasi pria menggunakan masker (pexels.com/Gustavo Fring)

Kalau kamu bersandar dengan kulit langsung nempel ke jendela, kuman yang ada di permukaan bisa berpindah ke tubuhmu. Menurut Dr. Karen Duus, profesor mikrobiologi dan imunologi, kuman bisa saja menempel di kulit.

Jika mempunyai luka kecil atau mempunyai kebiasaan mengucek mata, menyentuh hidung, atau mulut, maka kuman akan masuk ke tubuh dan bisa menyebabkan infeksi. Infeksi kulit seperti bisul, iritasi, bahkan masalah pernapasan bisa saja terjadi jika daya tahan tubuhmu tidak baik.

3. Peningkatan risiko terkena infeksi saluran pencernaan

ilustrasi hand sanitizer (pexels.com/Anna Shvets)

Mungkin kamu gak kepikiran, tapi jendela pesawat bisa jadi tempat berpindahnya virus penyebab diare dan muntaber seperti norovirus, lho. Dr. Wesley Long, direktur mikrobiologi diagnostik di Houston Methodist medical center, menyebut bahwa virus-virus ini bisa hidup cukup lama di permukaan keras seperti jendela.

Kalau kamu bersandar, kemudian makan tanpa cuci tangan, peluang terpapar virus meningkat. Jadi sebelum makan di pesawat, pastikan kamu sudah bersihkan tangan dengan tisu antibakteri atau hand sanitizer, ya.

4. Pembersihannya gak sesering yang kamu kira

ilustrasi penumpang pesawat (pexels.com/Skitterphoto)

Banyak yang mengira semua bagian pesawat dibersihkan secara menyeluruh setelah penerbangan. Faktanya, menurut Jason Tetro, gak ada standar internasional atau federal yang mengatur seberapa sering jendela dan area sekitar kursi harus dibersihkan.

Kebanyakan maskapai hanya melakukan pembersihan ringan antar penerbangan, dan pembersihan mendalam dilakukan jauh lebih jarang. Artinya, kalau kamu naik pesawat sore atau malam hari, bisa saja kamu duduk di kursi yang sudah “dipakai” banyak penumpang.

5. Alternatif lebih aman buat istirahat

ilustrasi penumpang pesawat sedang tidur (vecteezy.com/Siraphol Siricharattakul)

Jika kamu tetap pengin tidur selama penerbangan, ada cara yang lebih aman, yaitu gunakan bantal leher sendiri atau bantal tiup yang kamu bawa dari rumah.

Hindari bersandar langsung ke jendela atau dinding pesawat. Selain itu, kamu bisa bawa kain atau penutup kecil sebagai pembatas antara kepala dan permukaan pesawat. Dengan begitu, kamu tetap bisa istirahat tanpa harus khawatir soal kuman yang menempel di kulit atau wajahmu.

Jangan lupa selalu bawa tisu disinfektan dan hand sanitizer ke mana pun kamu pergi, termasuk saat naik pesawat. Traveling tetap nyaman, tapi kesehatan tetap nomor satu, ya!

 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriana Sintasari
EditorFebriana Sintasari
Follow Us