Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kenapa Kafe di Area Wisata Sering Memanfaatkan Gaya Rustic?

ilustrasi kafe bergaya rustic (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Estetika alami yang menyatu dengan lingkungan
  • Biaya bangun yang lebih terjangkau
  • Daya tarik visual untuk konten media sosial

Gaya rustic belakangan ini jadi pemandangan yang sering muncul di banyak sudut area wisata, khususnya di kafe-kafe yang berada di daerah pegunungan, tepi pantai, hingga desa wisata. Gaya yang mengandalkan material alami seperti kayu, batu alam, dan rotan ini berhasil menciptakan suasana hangat dan dekat dengan alam. Banyak wisatawan yang secara gak sadar lebih tertarik mampir ke tempat dengan nuansa rustic karena dianggap lebih estetik dan menenangkan. Apalagi di era media sosial seperti sekarang, suasana tempat bisa sama pentingnya dengan rasa minuman atau makanan yang disajikan.

Dominasi gaya rustic di area wisata sebenarnya bukan tanpa alasan. Ada banyak faktor yang saling berkaitan, mulai dari kenyamanan visual, efisiensi biaya, hingga kecocokan konsep dengan lanskap sekitar. Rustic bukan cuma soal tampilan kuno atau klasik, tapi juga mengusung filosofi kehidupan yang sederhana, selaras, dan membumi. Artikel ini akan mengulas alasan-alasan kenapa banyak pemilik kafe di area wisata lebih memilih gaya rustic sebagai andalan desain tempat mereka.

1. Estetika alami yang menyatu dengan lingkungan

ilustrasi kafe bergaya rustic (freepik.com/freepic.diller)

Salah satu alasan utama gaya rustic dipilih di area wisata adalah kemampuannya menyatu dengan alam sekitar tanpa terlihat mencolok. Kafe yang berdiri di antara pepohonan, sawah, atau pantai akan lebih terasa harmonis saat menggunakan elemen kayu kasar, rotan, dan bebatuan. Konsep ini memberikan pengalaman visual yang mengalir dan gak terasa asing di tengah lanskap alami. Estetika rustic justru memperkuat kesan alam yang ingin ditawarkan area wisata itu sendiri.

Wisatawan yang datang juga sering merasa lebih nyaman saat berada di tempat yang menyatu dengan suasana sekitar. Gaya rustic menciptakan kesan hangat dan earthy yang bikin pengunjung merasa "pulang" meski sedang jauh dari rumah. Selain itu, elemen rustic memudahkan penciptaan sudut-sudut fotogenik yang jadi incaran banyak orang saat liburan. Estetika ini bukan hanya soal tampilan, tapi juga soal bagaimana tempat bisa membawa pengunjung lebih dekat dengan suasana alami.

2. Biaya bangun yang lebih terjangkau

ilustrasi kafe bergaya rustic (freepik.com/topntp26)

Dibanding gaya industrial atau modern minimalis, rustic lebih fleksibel dalam pemilihan material dan pengerjaannya gak harus serba presisi. Banyak material rustic bisa diperoleh dari barang daur ulang, kayu bekas, atau batu lokal yang harganya jauh lebih murah. Pemilik kafe jadi bisa menghemat banyak biaya tanpa perlu mengorbankan tampilan visual tempatnya. Bahkan kekasaran atau ketidaksempurnaan justru dianggap sebagai nilai tambah dalam gaya ini.

Pengerjaan bangunan rustic juga gak memerlukan finishing yang terlalu rumit. Dinding bata ekspos, meja dari kayu utuh, dan lampu gantung dari rotan sudah cukup memberi kesan yang kuat tanpa tambahan ornamen mahal. Hal ini sangat menguntungkan buat pelaku usaha di area wisata yang biasanya baru mulai merintis. Menghemat biaya bangun artinya mereka bisa mengalokasikan dana lebih ke operasional atau promosi.

3. Daya tarik visual untuk konten media sosial

ilustrasi kafe bergaya rustic (unsplash.com/Aaron Yuan)

Di era digital, keindahan visual suatu tempat sangat menentukan daya tariknya. Banyak wisatawan yang memilih tempat makan atau ngopi berdasarkan seberapa "Instagrammable" suasananya. Rustic punya kekuatan visual yang kuat, apalagi jika dikombinasikan dengan pencahayaan natural atau spot duduk menghadap panorama alam. Kesan hangat, tenang, dan alami dari gaya rustic langsung terekam baik dalam foto atau video.

Kafe rustic juga biasanya punya banyak sudut dengan karakter kuat yang cocok dijadikan latar untuk konten kreatif. Mulai dari kursi rotan dengan pemandangan sawah, meja kayu tua di bawah pohon rindang, sampai hiasan tanaman gantung yang estetik. Semua elemen itu secara gak langsung ikut menyumbang popularitas kafe di mata publik. Semakin sering diunggah di media sosial, semakin besar peluang kafe tersebut dikunjungi banyak orang.

4. Filosofi gaya hidup sederhana yang relevan

ilustrasi kafe bergaya rustic (freepik.com/freepik)

Rustic bukan cuma soal tampilan luar, tapi juga membawa semangat kesederhanaan dan keintiman. Banyak orang datang ke tempat wisata untuk mencari ketenangan, lepas dari hiruk-pikuk kota. Gaya rustic yang terkesan membumi, gak berlebihan, dan apa adanya selaras dengan keinginan itu. Lewat desain ini, kafe mampu menyampaikan pesan bahwa keindahan bisa datang dari hal-hal sederhana.

Material dan furnitur rustic sering dipilih karena terlihat "jujur" dan gak dibuat-buat. Meja yang tampak sudah terpakai selama bertahun-tahun atau kursi dari kayu lapuk bisa justru jadi daya tarik. Ini menunjukkan bahwa sesuatu gak harus baru untuk terlihat berharga. Di tengah dunia yang serba instan dan mengilap, banyak orang merasa terhubung dengan nuansa rustic yang mengajak kembali pada akar kehidupan.

5. Mudah disesuaikan dengan beragam tema lokal

ilustrasi kafe bergaya rustic (freepik.com/freepik)

Salah satu keunggulan gaya rustic adalah fleksibilitasnya saat dikombinasikan dengan kekayaan budaya lokal. Misalnya, kafe rustic di Bali bisa menambahkan elemen ukiran khas Bali, sementara di Jogja bisa memasukkan sentuhan batik atau anyaman bambu lokal. Gaya ini gak memaksa untuk seragam, tapi justru memberi ruang eksplorasi pada identitas lokal masing-masing daerah.

Dengan penyesuaian itu, kafe rustic jadi punya keunikan yang gak bisa disamakan satu sama lain. Ini memberikan pengalaman khas yang gak membosankan buat para wisatawan. Rustic jadi semacam kanvas netral yang siap menampung cerita lokal dengan cara yang tetap estetis. Keberagaman inilah yang membuat gaya rustic tetap relevan di berbagai destinasi wisata berbeda.

Kafe bergaya rustic terus menjamur di berbagai area wisata karena mampu memberikan kesan akrab, menenangkan, dan menarik secara visual tanpa mengorbankan biaya besar. Di balik tampilannya yang sederhana, gaya ini justru menyimpan banyak nilai yang nyambung dengan kebutuhan pengunjung masa kini. Rustic bukan cuma tren, tapi juga refleksi dari cara orang ingin berhubungan dengan lingkungan sekitarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Paulus Risang
EditorPaulus Risang
Follow Us