Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Uba rampe didoakan juru kunci Cepuri sebelum dilabuh ke laut. (IDN Times/Daruwaskita)

Intinya sih...

  • Cepuri Parangkusumo adalah tempat pertemuan Panembahan Senopati dengan Kanjeng Ratu Kidul, yang menjadi lokasi upacara labuhan setiap tahun.
  • Lokasinya dekat dengan Pantai Parangkusumo, berbentuk pagar yang mengelilingi dua batu hitam dengan ukuran dan struktur tertentu.
  • Banyak masyarakat berziarah ke Cepuri Parangkusumo karena legenda pertemuan Panembahan Senopati dan Kanjeng Ratu Kidul, yang diyakini membawa kesuksesan, asmara, dan kesembuhan.

Di balik keindahannya, Pantai Parangkusumo banyak menyimpan cerita yang melegenda. Tak jauh dari situ, ada sebuah bangunan sakral yang disebut dengan Cepuri Parangkusumo yang tak kalah diwarnai dengan cerita-cerita mistis. Namun, apa itu Cepuri Parangkusumo sebenarnya? 

Konon, di sini adalah tempat pertemuan antara Panembahan Senopati, raja pertama kerajaan Mataram Islam, dengan Kanjeng Ratu Kidul. Tertarik mengetahui tentang Cepuri Parangkusumo lebih lanjut? Yuk, simak ulasan berikut ini!

1. Lokasinya dekat Pantai Parangkusumo

Labuhan Parangkusumo (kratonjogja.id)

Lokasi Cepuri Parangkusumo sangat dekat dengan Pantai Parangkusumo. Tepatnya berada di utara pantai dan jika jalan kaki, bisa ditempuh antata tiga sampai lima menit saja.

Dilihat dari strukturnya, Cepuri Parangkusumo bukan seperti rumah atau bangunan lengkap dengan atap, melainkan berwujud pagar yang mengelilingi dua buah batu hitam. Dua batu hitam atau yang juga disebut watu gilang tersebut terdiri atas dua ukuran yaitu besar yang dinamakan Selo Ageng, sedangkan yang lebih kecil disebut Selo Sengker. 

Dikutip dari laman Jogjacagar Pemda DIY, pagar yang mengelilingi dua batu hitam ini berukuran 16,4 meter x 13,22 meter. Dan ketinggiannya adalah 1,27 meter yang memilikk ketebalan berkisar 0,25 meter dengan gapura menghadap ke arah selatan.

2. Jadi lokasi labuhan Kraton Jogja sampai masyarakat biasa

Uba rampe didoakan juru kunci Cepuri sebelum dilabuh ke laut. (IDN Times/Daruwaskita)

Cepuri Parangkusumo menjadi salah satu lokasi upacara labuhan yang diadakan setiap tahun. Tak cuma pihak Keraton Jogja saja yang kerap bertandang ke sini, tapi masyarakat secara umum juga mampir untuk berziarah hingga melarung dengan persiapan atau ubarampe dari pribadi masing-masing. Umumnya, selalu ramai di malam-malam tertentu seperti malam Selasa Kliwon dan malam Jumat Kliwon.

Nah, salah satu labuhan yang diadakan oleh Keraton Jogja di Cepuri Parangkusumo adalah saat Tingalan Jumenengan Dalem atau Ulang Tahun Kenaikan Tahta dari Sri Sultan Hamengku Buwono X. Dalam labuhan ini, ubarampe yang akan dilabuh telah diinapkan semalam di Bangsal Srimanganti yang kemudian para Abdi Dalem akan dibawa menuju Cepuri Parangkusumo dan diserahkan kepada juru kunci. 

Oleh juru kunci, ubarampe yang terdiri dari kurang lebih 30 benda seperti pakaian hingga potongan rambut Sultan tersebut akan didoakan. Baru dari sini, akan dibawa menuju pantai buat dilarung. 

3. Dipercaya jadi tempat pertemuan Kanjeng Ratu Kidul dan Panembahan Senopati

Potret Cepuri Parangkusumo (google.com/maps/Nurul Hidayat)

Bukan tanpa alasan mengapa banyak masyarakat yang berziarah di Cepuri Parangkusumo. Hal ini erat kaitannya dengan cerita bahwa Panembahan Senopati bertemu dengan Kanjeng Ratu Kidul. 

Dilansir dari berbagai sumber, Panembahan Senopati kala akan babat alas untuk membentuk kerajaan baru mengalami berbagai kesulitan. Ki Juru Mertani lantas memintanya untuk melakukan mesubrata di tempat kapalnya berlabuh. Ia yang menyusuri Sungai Opak kala itu, berhenti di tempat bertemunya aliran Sungai Opak dan Pantai Selatan yaitu cepuri tersebut. 

Panembahan Senopati lantas bertapa di atas Watu Gilang dan siapa sangka, pancaran dari semedinya membuat Keraton Kidul memanas dan Kanjeng Ratu Kidul menemuinya. Di momen ini lah Kanjeng Ratu Kidul membantu Panembahan Senopati hingga berhasil mendirikan Kerajaan Mataram yang menjadi bakal Keraton Ngayogyakarta. 

Dari cerita tersebut, masyarakat percaya bahwa dengan berziarah lengkap dengan membawa ubarampe seperti hasil alam hingga tumpeng, bisa membantu mendapatkan kesuksesan, keberhasilan asmara, dan menyembuhkan penyakit. 

Editorial Team