5 Permainan Tradisional di Jogja, Mulai Sepi Peminat

Permainan tradisional yang biasanya dimainkan oleh anak-anak di Jogja mulai ditinggalkan. Selain ketertarikan pada gawai, kurangnya tempat terbuka yang luas juga menjadi faktor. Padahal permainan tradisional gak kalah seru dan ramai untuk dimainkan lho! Yuk kita lihat apa saja permainan yang dulu sempat menjadi primadona anak-anak.
1. Jamuran

Dolanan jamuran biasanya dimainkan oleh tujuh sampai sembilan orang. Permainan dengan gerak dan lagu ini seru untuk dimainkan bersama teman-teman sebaya, ini lirik lagunya:
Jamuran
Jamuran ya gégé thok
Jamur apa ya gégé thok
Jamur gajih mbejijih sa ara-ara
Sira mbadhé jamur apa
Jamuran dimainkan di luar ruangan baik saat sore atau malam hari kala bulan purnama. Tak hanya anak laki-laki, perempuan juga bermain kadang dilakukan berbarengan.. Cara bermainnya, ada satu anak yang menjadi pancer atau pusat yang berada di tengah lingkaran, sedangkan anak lainnya saling bergandengan membentuk lingkaran.
2. Bola bekel

Dolanan bekel sering dimainkan saat istirahat sekolah, atau sore hari sebelum mandi. Permainan ini tidak perlu tempat yang luas karena bisa dimainkan sambil duduk. Jumlah anak yang ikut bermain mulai dua sampai lima anak yang dilakukan secara bergantian.
Untuk memainkannya perlu bola karet yang disebut bekel, dan biji bekel yang dulu terbuat dari kuningan yang masing-masing sisinya memiliki tanda berbeda. Cara mainnya sederhana, yakni bola dilempar dan pemain berusaha membalikan biji bekel.
3. Cublak-cublak suweng

Siapa tak tahu cublak-cublak suweng? Permainan tradisional ini cukup populer. Biasanya anak perempuan dan laki-laki bermain bersama.
Cublak-cublak suweng dimainkan oleh empat sampai lima orang. Satu orang harus terlungkap, lalu pemain lainnya akan meletakkan telapak tangan, menggilir batu sambil bernyanyi.
4. Egrang

Egrang adalah permainan yang mengajarkan keseimbangan dengan memakai dua buah tongkat panjang. Bagian bawahnya dipasang penyangga telapak kaki lalu sebagai tempat untuk naik.
Tak hanya keseimbangan, pemain yang menggunakan kayu atau bambu ini, harus konsentrasi.
5. Dhakon

Dhakon atau juga disebut congklak, sebenarnya gak hanya ramai di Jogja saja. Permainan ini dimainkan oleh dua orang menggunakan papan yang dua sisinya terdapat lubang untuk diisi biji-bijian atau batu.
Secara bergiliran, para pemain mengisi lubang tersebut dengan biji dengan searah jarum jam. Bagaimana menentukan pemenangnya? Mudah saja, yakni ia yang memiliki jumlah biji paling banyak.
Beberapa komunitas bermain di Jogja secara konsisten menggelar acara permainan tradisional. Tak hanya ingin mengajak bermain, mereka juga tak ingin berbagai permainan tradisional ini punah.