Sepak Bola Jadi Industri yang Gerakkan Perputaran Ekonomi hingga Rp10 Triliun

- Perputaran uang dalam kompetisi capai triliunan rupiah
- Olahraga menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang perlu dikelola secara profesional
- Pemain asing senang bermain di Indonesia
Sleman, IDN Times – Sepak bola telah menjadi salah satu olahraga paling populer. Daya tarik sepak bola pun terus digaungkan kepada generasi muda. Salah satunya melalui ajang BRI Super League Goes to Campus yang digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM), Minggu (26/10/2025).
Agenda yang juga bagian dari rangkaian promosi BRI Super League ini mencoba menumbuhkan kesadaran bahwa sepak bola telah menjadi bagian dari industri besar. Sepak bola memiliki potensi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
1. Perputaran uang dalam kompetisi capai triliunan rupiah

Perputaran uang dalam penyelenggaraan BRI Super League terbilang besar, yaitu hingga Rp10,42 triliun, dan masih memiliki potensi untuk meningkat, seiring berkembangnya kompetisi dan aktivitas turunannya.
General Manager Strategic of Competition I League, Takeyuki Oya menjelaskan sepak bola bukan hanya soal pertandingan di lapangan, tapi juga industri yang membuka banyak profesi baru. Melalui gelaran BRI Super League Goes to Campus ini diharapkan semakin mengenalkan industri sepak bola.
“Setiap tim seharusnya aktif mengenalkan diri ke masyarakat, membangun komunitas, dan memperkuat ekosistemnya. Acara goes to campus ini salah satu yang sangat baik dan harapannya seluruh tim melakukannya,” ujar Oya.
2. Sinergi kampus dan industri sepak bola
Direktur Kemahasiswaan UGM, Hempri Suyatna menyambut baik kolaborasi antara kampus dan industri sepak bola. Menurutnya, olahraga telah menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang perlu dikelola secara profesional. Di UGM, mempunyai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sepak bola dan futsal, serta 24 cabang olahraga dan seni yang dipertandingkan dalam PorseniGama 2025.
"Kita punya mimpi besar, empat tahun lagi Indonesia bisa menjadi salah satu kontestan Piala Dunia 2030. Potensi kita sangat besar, dan I League punya peran penting untuk memaksimalkan hal itu," kata Hempri.
3. Pemain asing senang bermain di Indonesia

Kegiatan ini juga menghadirkan dua pemain asing yang telah lama merumput di Indonesia, yakni Ze Valente dari PSIM dan Gustavo Tocantins dari PSS Sleman.
Ze Valente yang berasal dari Portugal, mengaku senang bisa berbagi pengalaman dengan mahasiswa UGM. Di musim iniini menjadi keempat kalinya ia bermain di Indonesia. Yaitu bermain untuk PSS Sleman, Persebaya, Persik Kediri, dan kini kembali ke Jogja bersama PSIM.
“Dukungan fans di Jogja luar biasa, mereka datang ke Bantul meski kami bermain di luar kota. Saya harap suatu saat bisa merasakan laga derby melawan PSS," ujarnya.
Pemain PSS Sleman asal Brazil, Gustavo Tocantins menyampaikan rasa bahagianya bisa menjadi bagian dari sepak bola Indonesia. "Saya pernah bermain di Barito Putera, Persikabo, dan kini di PSS. Meski kami masih di Liga 2, saya yakin PSS akan segera kembali ke Liga 1. Kesempatan berbagi di UGM ini sangat berharga bagi saya, karena bisa memberi inspirasi bagi teman-teman muda," ucapnya.















