Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Warga Gunungkidul Ramai-Ramai Berburu Kepompong Ulat Jati

Warga Gunungkidul mencari kepompong dan ulat pohon jati.(Dok.Istimewa)
Intinya sih...
  • Warga Padukuhan Mokol, Kalurahan Selang, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul berburu kepompong dan ulat dari pohon jati serta trembesi.
  • Proses pencarian kepompong dan ulat cukup mudah karena biasanya mereka bersembunyi di balik tumpukan daun kering.
  • Selain ulat dan kepompong jati, saat ini juga sedang musim panen ulat dan kepompong dari pohon trembesi atau johar dengan perbedaan utama terletak pada warna dan lokasi kepompongnya.

Gunungkidul, IDN Times - Warga Padukuhan Mokol, Kalurahan Selang, Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, tengah ramai-ramai berburu kepompong dan ulat dari pohon jati serta trembesi.

Dengan antusias, mereka mengais tumpukan daun kering yang menjadi tempat persembunyian ulat dan kepompong. Tak hanya itu, ulat-ulat yang sedang turun dari pohon untuk berhibernasi juga diambil dan dimasukkan ke wadah plastik.

1. Kepompong dan ulat bersembunyi di tumpakan daun kering

ilustrasi ulat jati (facebook.com/Fanpage Wonogiri)

Ratih, salah seorang warga Padukuhan Mokol, mengungkapkan bahwa aktivitas mencari kepompong pohon jati sudah berlangsung beberapa hari terakhir. "Ya ini warga banyak yang mencari kepompong dan ulat karena kalau mau beli harganya mahal," ujarnya, Senin (18/11/2924).

Menurut Ratih, proses pencarian kepompong dan ulat cukup mudah karena biasanya mereka bersembunyi di balik tumpukan daun kering. "Ya pakai tangan atau pakai alat sederhana sudah bisa untuk mencari kepompong dan ulat," terangnya.

"Kalau sudah cukup banyak mendapatkan kepompong dan ulat selanjutnya dicuci bersih menggunakan air panas, dan dimasak bacem. Tinggal digoreng saja," katanya lagi.

2. Warga juga mencari kepompong dan ulat hanya setahun sekali

ilustrasi ulat di pohon (commons.wikimedia.org/Olexandr Ostrovyi)

Warga lainnya, Suroso, mengungkapkan bahwa selain ulat dan kepompong jati, saat ini juga sedang musim panen ulat dan kepompong dari pohon trembesi atau johar. Ia menjelaskan, perbedaan utamanya terletak pada warna dan lokasi kepompongnya.

"Jadi harus mengambil dari atas pohon, kadang harus mengambil rantingnya. Dikonsumsi sendiri kan hanya setahun sekali, kalau banyak ya dijual. Tahun ini lebih banyak dibandingkan tahun kemarin," terangnya.

"Mengolah ulat dan kepompong trembesi tidak berbeda dengan kepompong ulat pohon jati. Namun untuk segi rasa lebih enak kepompong ulat pohon jati," katanya lagi

3. Kepompong dan ulat untuk lauk sehari-hari atau dijual

Warga Gunungkidul mencari kepompong dan ulat pohon jati.(Dok.Istimewa)

Warga lainnya, Nazhwa, mengungkapkan bahwa hari ini ia memasak kepompong ulat trembesi yang ia cari pada pagi hari.

"Untuk lauk sehari ini lumayan. Kalau beli per kilogramnya untuk yang kepompong jati bisa tembus Rp100 ribuan," terangnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hironymus Daruwaskita
Paulus Risang
Hironymus Daruwaskita
EditorHironymus Daruwaskita
Follow Us